Not For Love
Beberapa orang memaki secara bersamaan, dua diantaranya perempuan, dan mereka sama sekali tidak malu pada wajah cantik mereka untuk mengeluarkan umpatan. Siapa peduli pada rasa malu di saat genting, and to hell with beauty, seharusnya tidak ada batasan mengenai hal itu. Kemudian, tak ada yang menahan diri. Semua merasakan emosi yang sama.
Kemarahan.
Mereka memperdebatkan hal yang bagi dunia tidak penting tapi bagi mereka itulah dunia dan kewarasan mereka. salah satu di antara dua orang gadis itu tidak ingin melihat seseorang mati, sama seperti tunangan dari gadis yang satunya-tidak sanggup sama sekali menghadapi satu kematian lagi. Si gadis kedua melakukannya murni untuk kebaikan yang ia anggap ada dalam dirinya, paling tidak itulah yang ia pikir.
Pria satu lagi, suami si gadis pertama, melakukannya untuk menebus dosa pada seseorang yang tampak paling tenang di antara semuanya. Terakhir dari para pendebat, seorang pemuda, tidak memiliki keinginan untuk melihat seseorang mungkin akan mati dalam waktu beberapa jam. Tapi ia tidak juga berharap orang itu hidup dan berada di dekat si paling tenang.
Hanya satu orang yang tampak tenang, dan dialah kunci utama dari faktor perdebatan mereka. Bukan karena ia seorang yang pendiam, ketua mereka, dan tidak merasa perlu ikut bagian-dia sangat ingin menunjukkan dirinya pada semua orang itu dan memperlihatkan siapa yang seharusnya paling marah. Tapi ada ratusan langkah penting yang perlu dipikirkan daripada menguarkan semua kemarahannya di udara. Disimpannya perasaan itu baik-baik supaya tidak seperti singa liar yang mengancam siapapun.
Gadis itu hanya mengeluarkan tatapan bosan, tidak bergerak dan tangannya menyilang di depan dada. Namun terlihat dalam matanya ia siap mencekik siapapun yang mendekat dalam jarak dua meter.
Ia menahan diri karena banyak pemikiran yang berkecamuk dan ia perlu sebuah rencana yang matang. Atau nekad. Atau gila.
Waktu tidak memberi banyak pilihan selain maju menyerang ke depan dengan apa yang mereka miliki dan semua orang tampaknya setuju untuk berhenti melibatkan si gadis; yang memilih memasang wajah muram dan dinginnya. Tidak ada yang repot-repot menanyakan keadaan gadis yang beberapa menit lalu masih terpuruk secara mental dan tubuhnya sedikit remuk karena hantaman mobil.
Dua orang gadis itu tahu hal yang bijak adalah diam sedangkan tiga lelaki lainnya khawatir namun ditahan oleh dua gadis pertama. Gadis yang sedang sendiri itu benar-benar butuh sendirian.
Karena dengan begitulah Ia bisa menyatukan kembali pikiran, jiwa, dan raganya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top