2
Tidak ada kalimat yang bisa menggambarkan ekspresi dan perasaan James Morgaine, begitu mendapati kondisi rumah yang kekurangan satu anggotanya. Menurut penuturan sang adik, ayahnya menghilang sejak sore tadi dan gadis itu beserta ibunya sudah berusaha menemukan Robert ke mana-mana.
“Bagaimana bisa kau lupa mengunci pintu?” James tidak bermaksud membentak. Namun, jika rasa lelah dan khawatirnya bisa digambarkan, maka bentuknya seperti gumpalan sebesar kepala tangan. “Apa yang sebenarnya kau lakukan?”
Jane bisa saja memberinya banyak jawaban, James juga tahu itu. Dia tahu dan sadar bahwa kondisi mereka berdua tidak jauh berbeda. Lelah-letih, rasa kesal, muak, bosan, dan lain-lainnya. Namun, berbeda dengan James yang cenderung meledak-ledak ketika tidak bisa menahan diri. Jane sebaliknya, dia hanya menggeleng sebagai jawaban cercaan pertanyaan abangnya.
Martha berusaha menenangkan sang sulung, tetapi dia tidak banyak membantu karena sepanjang siang tertidur sehingga tidak bisa memberikan petunjuk apa pun. Baik Jane maupun Martha, sama-sama berkata bahwa terakhir kali melihat Robert adalah setelah pria itu makan dan mandi. Itu artinya sekitar pukul sepuluh pagi, berdasarkan jam makan dan mandi rutin Robert.
James baru kembali dari hutan saat langit malam perlahan membungkus bumi. Tadinya, ia membawa seekor anak rusa yang masih mengucurkan darah. Belum sempat menguliti hewan malang tersebut, James sudah kembali meninggalkan rumah demi menemukan sang kepala keluarga.
Kalau Jane dan Ibu sudah mencari ke sekeliling rumah dan tidak ketemu, berarti Ayah melarikan diri ke tempat lain. Kalau dia kabur sejak pagi dan orang-orang baru menyadarinya sewaktu siang menjelang sore, maka dia sudah pergi berjam-jam lamanya.
James berdecak, sepatunya menginjak kerikil menimbulkan bunyi berderak. Dia mengenakan ikat kepala dengan senter kecil sebagai penerang seadanya. Sejak tahun lalu, listrik, gas, bahan bakar, dan sumber daya seperti baterai menjadi langka. Di rumah, keluarga mereka menggunakan lilin dan perapian sebagai alternatif penerang dan penyelamat di kala musim dingin. James juga sebenarnya tidak mau menggunakan senter kecil ini, toh, dia jarang keluar-masuk hutan saat malam karena tidak bisa melihat Eyeless. Kemungkinan bahwa monster itu bisa ada di mana saja, membuat bulu kuduk James berdiri.
Melintasi hutan di kala malam rasanya benar-benar jauh berbeda. Sulit bagi James untuk menggambarkan bagaimana kondisi lingkungan sekelilingnya ini, tetapi dia tahu pasti bahwa perasaannya berdebar-debar bukan main. Seolah-olah dia sudah masuk ke dunia lain.
Semilir angin malam berembus pelan, seperti ada seseorang yang bernapas di dekatnya. Bentuk-bentuk abstrak dari semak-semak belukar, batang-batang, dan ranting-ranting pepohonan mengelilinginya seperti sebuah kurungan. Bunyi-bunyi paling sensitif dan halus seperti ranting patah dan suara tupai mengisi ruang pendengaran James, sesekali dia dikejutkan oleh bunyi burung hantu, dan pikiran-pikiran buruk seperti: jangan-jangan ada ular di kakiku kerap menghampiri kepalanya.
Namun, dibandingkan kekhawatiran akan berakhir mengenaskan sebagai tubuh tak bertanya akibat hewan-hewan hutan, James lebih takut jika harus bertemu Eyeless lagi seperti waktu itu. Kejadiannya dua tahun lalu, di hutan ini juga. Berbeda dari sekarang, saat itu cuacanya terang-benderang. Gumpalan awan putih berjajar seperti kumpulan bulu domba, matahari tidak terlalu panas, dan angin sepoi-sepoi berembus lembut seperti seseorang yang meniup bunga Dandelion. Tampaknya cuaca yang baik-baik saja itu jadi pilihan bagi sekelompok Eyeless untuk mencari makan di wilayah hutan berburu James, dia beruntung bisa kabur tanpa harus membuang satu peluru pun dari senapan anginnya.
---
James mengenal hutan ini dengan sangat baik. Dulu sebelum Jane lahir, keluarga kecilnya tinggal satu atap di tempat kakek dan nenek. Ayahnya yang masih sehat-sehat dan kakeknya yang selalu bersemangat adalah orang yang mengenalkan hutan ini padanya. Mengajarinya cara membuat jerat, mengajaknya memancing, menunjukkan cara membuat jebakan, memberitahu teknik menciptakan api unggun, dan membawanya serta untuk memburu burung. Barulah setelah Jane lahir, tempat ini hanya dikunjungi sewaktu Natal dan tahun baru saja.
Bunyi kersak membuat James berhenti berjalan. Dia buru-buru mematikan senter di keningnya dan memegangi senjata erat-erat. Pria itu memelankan napas, seolah hal itu membantu agar eksistensinya tersembunyi. Berhati-hati, dia berjalan mendekati batang pohon terdekat untuk menyembunyikan diri. Pandangannya yang terbiasa dalam kegalapan berusaha menelisik wilayah sekitar, mencari tanda-tanda keganjilan yang menyebabkan burung-burung berterbangan dan hewan-hewan kecil dari dalam semak berlarian keluar tak wajar. Tangan pria itu berada di pelatuk, dia teringat sudah mengganti proyektil pelurunya jadi berkepala lancip sebelum meninggal rumah tadi, senjatanya pun sudah dikongkang.
Baru saja James akan menoleh ke balik dahan lagi, sebuah tangan menyerupai sabit raksasa menebas dahan tepat di atas kepalanya. Meninggalkan jejak seperti sabetan pedang yang merobek kulit kayu. James terkejut, tanpa sengaja menekan pelatuk yang beruntung tidak melukai diri sendiri. Eyeless meraung kencang melihat kegagalannya, sementara James terjatuh akibat tak dapat mengendalikan recoil senjatanya.
James mengumpulkan kesadaran dengan cepat, tetapi dia merasa kurang percaya diri untuk menembak lagi saat melihat makhluk setinggi dua ratus meter itu dalam jarak sedekat ini. Berdiri di atasnya menghalangi cahaya bulan. Tangan James gemetaran tak karuan, jantung berpacu cepat dan keringat dingin mengucur seolah-olah dia baru saja melakukan lari maraton. James buru-buru berbalik, meraih keseimbangan dengan bertumpu pada lutut sebentar lantas mulai berlari sekencang-kencangnya. Kondisi fisiknya adalah yang paling bagus di akademi kepolisian dulu, tetapi semua itu tampak sia-sia di hadapan dua kaki panjang monster yang mengikutinya di belakang.
Dalam waktu cepat, monster itu sudah mempersempit jarak. Berbeda dari James yang harus menghindari batang-batang pohon, makhluk hanya tahu caranya menerobos dan menghancurkan apa yang menghalanginya menggunakan dua kaki depan--atau tangan--yang melengkung seperti bulan sabit.
Napas James mulai putus-putus, satu-satunya suara yang bisa didengarnya adalah bunyi angin dan raungan Eyeless di belakangan. Tangan pria itu sudah kembali mengkongkan senjata, dia hanya perlu menemukan posisi yang tepat agar peluru berharganya tidak kembali terbuang sia-sia.
Wilayah hutan bagian ini makin terasa familiar. James menengok ke balik bahu, menyadari bahwa monster yang mengejarnya tertinggal cukup jauh di belakang. Dia tak bisa menahan senyum, bersyukur pernah menerima pelatihan militer. Baru saja James melambatkan langkah untuk mengatur ulang rencananya, kakinya salah berhenti dan dia terperosok ke dalam lubang sekecil sumur.
Tubuhnya sakit bukan main, dinding tanah mengepitnya, membatasi ruang gerak dan membuat James kesulitan bernapas. Dia meringis, merasakan perih di kaki kanan yang sobek dan tangan kirinya yang patah. Laki-laki itu mendongak, menyadari bahwa dia masuk ke dalam perangkap yang dipersiapkannya untuk hewan. Alternatif agar tidak buang-buang peluru adalah menyiapkan jebakan, masuk ke jebakan sendiri bukanlah hal yang pernah James perhitungan seumur hidup.
“Keparat,” rutuknya di sela-sela napas yang masih tersenggal. James menarik napas, kepalanya pening, dan perutnya sakit. Lubang ini sempit bukan main, bahkan dia harus menekuk kedua kakinya di dalam dan hal itu membuat luka yang diterima kemarin terasa seperti baru ketumpahan cuka. James mengerang lirih, punggungnya bergerak gelisah berusaha membuka ruang, nihil. Senapan yang dia bawa memperkecil tempatnya berada. Dia beruntung tidak mengidap clausterphobia.
Pria itu mendongak, awan gelap menghalangi cahaya bulan. Dengan kondisi seperti ini, ditambah sekarang tangannya patah. James tidak bisa memikirkan cara untuk keluar.
[]
*Clausterphobia adalah takut pada sinterklas (ga) maksudnya adalah pengidap phobia terhadap tempat-tempat sempit.
*Recoil adalah istilah yang berarti efek dari ledakan peluru.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top