Chapter 10: The Tenderness
"Apa yang kau pikirkan?"
Demikian Sukuna bertanya pada saat Megumi baru saja selesai membenahi penampilannya.
"Apa maksudmu?" tanyanya balik. Sang anak manusia itu nampak begitu lelah, energinya yang tersedot membuatnya menatap sayu ke arah sang raja kutukan.
"Mempertaruhkan nyawamu demi sesuatu yang tidak penting," jawab Sukuna.
Megumi yang hendak kembali memasang syal pemberian Sukuna, akhirnya membatalkan niatnya. Kemudian pemuda itu berjalan mendekat, membiarkan kain hitam yang panjang itu menggantung di lehernya, tanpa melilitkannya.
"Apa yang sedang kau maksud dengan sesuatu......yang tidak penting?" tanya Megumi lagi yang kini sudah berdiri tepat di hadapan sang raja kutukan. Dia berdiri memandang ke bawah dimana Sukuna sedang duduk dan mencemaskan sesuatu yang ia tak pahami.
"........padahal kau tidak perlu mencuri. Asalkan jariku sudah bukan berada di tanganmu. Dengan mudah aku akan merampasnya dari siapapun itu.......asalkan bukan dari dirimu," jelas Sukuna yang sepertinya suasana hatinya sedang memburuk.
Megumi pun lantas tersenyum samar. "Mana mungkin aku akan membiarkan mu pergi mengacaukan istana," ujarnya lalu meletakan tangannya ke atas pundak bidang Sukuna. "Tidak hanya penyihir lain. Gojo Satoru pun juga ada di sana. Mau bagaimana pun aku masih mencemaskan kondisimu saat ini...."
"Apalagi aku sendiri yang sudah berjanji akan mengembalikan jarimu setelah aku selesai meminjamnya kan?" tambahnya. "Jangan membuatku mengingkari janjiku sendiri," bujuknya.
Walaupun demikian.
Anehnya Ryomen Sukuna masih saja tetap terlihat murung, suasana hatinya tetap tak terbaca namun sesuatu pasti telah mengganjal perasaan sang raja kutukan.
Sungguh mengherankan. Padahal tadi Megumi baru saja selesai memberinya makan. Jadi apa lagi sih yang kurang sampai-sampai membuat Sukuna masih belum puas?
Megumi mendengus berlahan. Ini pertama kalinya ia peduli akan keantikan sang raja kutukan. Biasanya dia akan membiarkannya saja sampai Sukuna mau menjelaskannya sendiri.
Tapi memang ucapan aneh Sukuna barusan sedikit membuatnya penasaran.
"Asalkan bukan diriku. Kau akan membantai semua orang yang berencana memiliki jari mu kan?" tanya Megumi setelah terdiam beberapa saat.
Walaupun hampir tak kentara namun setidaknya Megumi menyadari adanya reaksi dari Sukuna.
Tebakannya itu sepertinya memang tepat sasaran. Karena Sukuna mengalihkan pandangannya sambil memperdalam tekukan bibirnya.
"Hmm......"
Senyuman Megumi pun mengembang. "Lucu," demikian pikirnya berkata. Entah mengapa Sukuna yang ada di hadapannya sekarang ini nampak menyerupai seorang anak kecil yang sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dari ibunya.
"Sukuna........kau," panggilnya lembut sembari mencengkram pelan pundak sang raja kutukan.
"Apa sebenarnya kau telah jatuh cinta padaku?" tanya Megumi secara blak-blakan.
"Ah. Aku cuma menebak sa----" terputus karena kaget.
Saat mempertanyakannya hal tersebut. Sepertinya Megumi tak mengharapkan reaksi yang ada jauh dari luar perkiraannya.
Rupanya semua berakhir tidak sesuai dengan bayangannya.
Baru pertama kali itu dilihatnya. Wajah Ryomen Sukuna yang selalu terkesan layaknya lelaki garang, kini wajahnya itu mulai merona merah muda, terlihat sedikit panik dan gugup. Sepertinya dia berkeinginan untuk kabur sekaligus menyembunyikan reaksi langkanya tersebut.
Sukuna menundukan kepalanya lalu memeluk pinggang ramping Megumi, membenamkan wajahnya yang kian memanas ke perut pemuda itu.
Megumi pun tak tahu harus berkata apa. Tanpa pikir panjang dielusnya puncak kepala Sukuna sambil terkekeh pelan. Kalaupun mau berkomentar. Dia lantas hanya bergumam, "Menggemaskan...." sambil terus mengacak surai pink pria di depannya.
"Terus.....apa yang terjadi akan nasib kekasihmu itu?" tanya Sukuna tanpa memperlihatkan mukanya. Dari segi pandangnya, Megumi cuma bisa melihat ujung kedua telinganya yang sudah memerah padam.
"Kekasih?" tanyanya balik. "Apa aku ketinggalan sesuatu?" Megumi memiringkan kepalanya dan beberapa kali mengerjapkan matanya. Nampak penasaran akan keberadaan dan identitas asli Tuan Kekasih yang di maksud Sukuna.
"Gojo Satoru!" jawab Sukuna ketus sambil semakin mengeratkan pelukannya.
".......ha?"
Megumi pun semakin tak memahami apa gerangan yang sedang di permasalahkan sang raja kutukan. "Kenapa Satoru nii-sama adalah kekasihku? Jangan bilang kau kabur karena salah paham?" tanyanya.
"Bukan!! Aku tidak mungkin kabur karena alasan konyol seperti itu!!" Sukuna pun lantas berdalih. Pembelaannya dirinya itu, jujur saja terdengar tak cukup meyakinkan. Lantaran pria besar itu masih tetap menyembunyikan wajahnya.
"Kau sendiri yang bilang kan? Kalau seharusnya....aku lebih awas terhadap situasku sendiri. Dan kebetulan Uraume mendatangiku makanya aku pergi memeriksa beberapa hal......." jelasnya yang membuat Megumi ber-oh ria setelah itu.
"Hahaha........lalu? Apa saja yang sudah kau temukan hmm?" tanya Megumi seraya memamerkan senyuman jenaka yang langka.
Siapa sangka Ryomen Sukuna pun juga mempunyai sisi yang cukup membuatnya nampak kekanakan. Megumi jadi ingin sedikit menggodanya.
"Ah. Apakah itu ada hubungannya dengan apa yang baru saja kau tanyakan? Gojo Satoru adalah kekasihku? Kenapa bisa jadi begitu?" Karena tak kunjung ada jawaban. Megumi pun mulai tak sabaran, kembali bertanya dengan nada mendikte.
Sukuna diam sebentar sebelum menjelaskan.
".......leluhurmu. Orang pertama yang memiliki teknik Jujutsu mu sekaligus orang yang membangun klan Zen'in. Apa kau pernah mendengarnya?"
Tentu informasi tersebut juga tercantum dalam karya ilmiah sang peneliti muda.
"......ah aku juga pernah mencari tahu tentang dirinya. Hmm......bukannya dia yang menyegel dan memotong jari-jarimu? Kau akhirnya mengingatnya huh..."
OXO
Sejarah mengatakan apabila pendiri klan Zen'in dan pendiri klan Gojo adalah dua orang hebat yang tak pernah akur. Mereka berdua sering bersaing, selalu mempermasalahkan hal-hal kecil yang membuat anggota keluarga mereka kewalahan.
Tapi tidak ada yang pernah menyadari apabila hubungan keduanya lebih dari sekedar rival.
Konon pernah dikatakan apabila pendiri klan Gojo mengidap penyakit berat, umurnya tidak panjang.
Walau mereka mengakui apabila keduanya tidak saling cocok akan keberadaan satu sama lain. Namun pada hari upacara pemakaman, pendiri klan Zen'in itu sendiri yang hadir dan menawarkan rasa dukanya atas hilangnya pendiri klan Gojo.
Hilangnya pendiri klan Gojo membuatnya menjadi yang terkuat, tidak ada lagi yang mampu menyainginya. Masa itu adalah masa-masa kejayaan terbesar klan Zen'in.
Zen'in harus bertanggung jawab atas segalanya, harus menyelesaikan segalanya sendirian. Pada jaman tersebut. Sudah mustahil untuk menemukan ahli Jujutsu selain dirinya yang mampu menyegel tubuh fisik beserta energi kutukan Ryomen Sukuna.
".....kau lemah."
Dengan mudahnya pria itu menghina kekuatan Ryomen Sukuna, padahal seharusnya tak ada satupun jiwa di dunia ini yang berhak untuk mengucapkannya.
Namun itu sudah menjadi haknya sebagai pemenang, pria bermarga Zen'in itu berhasil bertahan hidup dari pertempuran terbesar dan tersengit dalam era tersebut. Bahkan mempermalukan Ryomen Sukuna dengan menyegelnya, memotong semua jarinya meski tak berhasil menghancurkan jari-jari terkutuk itu.
"Tapi setidaknya kau telah banyak menghiburku. Aku sudah lupa. Kapan terakhir kali aku bersenang-senang semenjak kekasih bodohku pergi meninggalkanku......"
Kajadian itu sudah lama berlalu. Ryomen Sukuna tidak pernah mempermasalahkan kesialannya, makanya tanpa sengaja dia melupakannya.
Sebelum dirinya bertemu dengan anak manusia bernama Fushiguro Megumi, keberadaan manusia yang berhasil menyegelnya bukanlah siapa-siapa.
OXO
Awalnya apa yang namanya jatuh cinta adalah sebuah kutukan yang dibuat oleh kaum manusia. Makhluk-makhluk yang terkenal penuh emosi dan perasaan. Mereka tahu betul bagaimana mengutarakan perasaan mereka.
Ryomen Sukuna dulunya juga manusia. Anehnya dan sialnya setelah dirinya menjadi raja kutukan malah sekarang dia terkena dampak dari kutukan laknat tersebut.
Mau berapa kali pun atau berapa lama pun Sukuna menyangkal sosok Fushiguro Megumi, semua usahanya telah gagal dilakukannya.
"Fushiguro Megumi.....kau adalah reinkarnasinya. Bukannya itu menjelaskan darimana kau mendapatkan teknik legendarismu itu? Kurasa bocah Gojo itu memang sengaja mengiringku ke kediamanmu........Gojo Satoru..... merencanakan sesuatu kan?"
Megumi masih memasang wajahnya yang tanpa ekpresi berlebih. Berbeda dengan kaumnya, sang anak manusia yang ini tidak cukup pandai dalam mengutarakan emosinya.
"Kalau memakai logikamu itu. Apa kau mau bilang kalau pasangan takdirku adalah Gojo Satoru? Bukannya kau terlalu banyak mengkhayal, Sukuna-sama?" ujar Megumi menekan dengan sarkas sembari tangannya melilitkan syalnya ke leher.
"Satoru nii-sama sekarang adalah kakak iparku. Dia adalah suami sah dari kakak perempuan kandungku. Apa kau salah mengiraku sebagai lelaki tak tahu diri yang bisa-bisanya tega merebut kekasih saudaranya sendiri?"
Sukuna mengadahkan kepalanya. Sepasang mata merah darahnya membulat dengan sempurna, nampak begitu bodoh. Walaupun menggemaskan. Megumi memilih menahan dirinya untuk tidak mencubit kedua pipi sang raja kutukan.
"Cepat katakan sesuatu!!" pinta Megumi sambil berkacak pinggang. Alisnya bertaut sementara sudut bibirnya sedikit naik, sebenarnya dia tidak sungguhan marah.
Megumi cuma masih tidak habis pikir saja. Mengapa pula Sukuna beranggapan apabila dirinya merupakan kekasih Gojo Satoru?
Lelucon hambar macam apa ini?
"Ukh....." Sukuna tak sanggup berkata-kata. Selagi Megumi masih menuntut penjelasan, dia mengacak-acak surai pinknya sambil menggerutu lirih.
"Kau saja yang tak memahaminya!!" seru Sukuna lalu menarik pergelangan tangan Megumi.
"Apa kau sudah buta? Terakhir kali kau bertemu dengannya. Apa kau tidak menyadarinya? Apa kau tidak melihat wajahnya?" ocehnya tak sabaran.
Di setiap penekanan kata-katanya. Cengramannya itu semakin kuat sampai Megumi pun tak berkutik karena ulahnya.
Sang anak manusia memiliki hati sedingin es. Karena setelah Sukuna meledakan emosinya, pemuda itu masih menatapnya janggal. Bisa-bisanya dengan santai dia menjawab, "Tidak." Tanpa sekalipun mengedipkan matanya.
Sekrup di kepala Sukuna seolah ada yang lepas. Mendadak sang raja kutukan tidak memahami apa yang sedang terjadi di dunia ini, khususnya keberadaan anak manusia di depannya itu.
Dengan kejamnya atau merupakan bentuk dari kekosongan hatinya, Megumi malah tertawa garing menyaksikan reaksinya tersebut.
"Ada apa?" tanyanya datar sedatar papan kayu. Tidak ada rasa bersalah sedikitpun yang tergambar dari wajah rupawan nya itu.
Sukuna menyerah.
"Terserah deh......" gumamnya seraya melepaskan pergelangan tangan Megumi. "Kalau begitu. Cepat kemarikan jariku," tagihnya lalu mengadahkan tangannya. Dengan begini hubungan diantara mereka sudah selesai.
"Tunggu. Sebelum itu....."
Tapi Megumi nyatanya tidak langsung menurutinya, ini sedikit berbeda dengan apa yang pemuda itu sedari tadi katakan.
Tiba-tiba Megumi dengan keinginannya sendiri memanjat ke atas pangkuan Sukuna, berdekatan dengan raja kutukan yang tidak lama ini telah mengkorupsi tubuhnya.
"Maukah kau membuat perjanjian lain denganku?" tawar Megumi seraya mengacungkan jari Sukuna. Bibir mungilnya membentuk senyuman penuh makna, sempat berhasil membuat sang raja kutukan merinding dan berdebar.
Dari auranya, sepertinya tawaran yang di ajukan akan jauh berbeda dari sebelumnya.
"Kau pasti penasaran kan? Apa saja yang akan di rencanakan Gojo Satoru ......"
Sorot matanya mengerling penuh akan godaan, senyum tipisnya merupakan sarang yang penuh akan tipu muslihat. Suaranya terdengar begitu halus dan lembut hampir mendesah merdu, bagaikan bisikan siluman ular yang telah berhasil melilit mangsanya.
"Yah. Sebenarnya........bukan dia seorang yang merencanakan segalanya, kali ini Gojo Satoru pun cuma salah satu pion dari pemerintah. Sepertinya........mau di jaman kapanpun...."
Jeda.
Megumi lalu mendekatkan bibirnya, bibir yang tersenyum penuh arti. Sang anak manusia pun menyuarakan seutas deheman panjang dan bernada.
Kemudian pandangannya jatuh, ke kerah Kimono Sukuna yang terbuka lebar.
"Dari jaman kapanpun kau tetaplah idola huh," sambungnya lalu seenaknya saja menyusupkan tangannya masuk ke dalam Kimono. Tangan kecil dan mulusnya meraba dada bidang Sukuna, mengagumi setiap lekukan otot yang membuatnya iri.
"Jadi.....buatlah perjanjian denganku? Aku jamin Sukuna akan terbantu oleh keberadaan ku," pinta Megumi dengan nada memohon yang semanis madu.
Mengigit ujung bibirnya. Sukuna pun mengeram lirih, memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya.
"Darimana kau belajar menggoda seperti itu?" tanyanya bersuara serak seolah tidak minum selama berhari-hari.
Jujur saja..... kelakuan erotis Megumi membuatnya sangat haus sekarang.
Sukuna masih berusaha menahan diri untuk tidak langsung mengabulkan permintaan manis anak manusia yang telah menjadi favoritnya itu.
Bukan berlebihan kalau sekarang Megumi diatakan merupakan kelemahan terbesarnya.
"Pfft......."
Megumi kemudian terkekeh geli. Entah sengaja atau bukan, sekali lagi dia bertingkah sangat amat luar biasa manis. "Tenang saja. Aku cuma akan seperti ini saat bersama denganmu saja....." jawabnya lalu merangkul dan bergelayutan di leher Sukuna.
Pertahanan Sukuna langsung runtuh dalam sekejap mata.
Untung saja Megumi sedang menghadap ke arah yang berlawanan. Dia tidak mau memperlihatkan wajahnya yang kini memerah padam. Tapi binggung entah bagaimana caranya ia meredam jantungnya yang bertabuh kencang tak karuan.
"Ehem....."
Sukuna lalu membersihkan tenggorokannya, berusaha menyamarkan rasa haus dan laparnya terhadap Fushiguro Megumi.
Mau dia adalah raja kutukan atau bukan, sebelumnya dia hanyalah seorang lelaki yang rawan akan kutukan bernama Cinta. .
Ada saatnya pula Sukuna harus menjaga image di depan orang yang ia cintai.
"Sebelum itu.......Fushiguro Megumi," panggilnya sembari menerima pelukan pemuda tersebut. "Jelaskan dulu perjanjian apa yang kau tawarkan kali ini. Biar aku bisa mempertimbangkannya," pintanya dengan nada suara terlembut yang ia sendiri tidak pernah ketahui keberadaannya.
TO BE CONTINUE
A/n:
Sukuna itu bucin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top