Sesi Curhat

Cklek...

"Nana...?"

Renjun melangkahkan kaki-kaki yang kata Haechan kecil itu ke dalam kamar teman se-grupnya Jaemin. Keduanya matanya mengedarkan pandangan ke se-isi ruangan dan menemukan orang yang tengah dicarinya tertidur pulas dalam gelungan selimut.

"Kamu tidur jam segini Na!?" Renjun sudah berdiri di samping kiri kasur Jaemin.

'Bisa ya tidur sore begini hih! Enak-enakan bisa tidur' Setelah sedikit menggoyang-goyangkan tubuh temannya yang nampak tidak ingin diusik, Renjun akhirnya berhasil membangunkan Jaemin.

Dia menguap beberapa kali sebelum tadinya sempat mengeluarkan suara protes akan Renjun yang mengganggunya tidur. Kalau Renjun tidak mengingatkan janji tidak terucap untuk saling bercerita setelah Jeno pergi mungkin Jaemin memang enggan untuk bangun.

Ya Jaemin juga butuh melepaskan beban ceritanya ke sesama penanggungan kisah cinta.

Jaemin menggeser duduknya, membiarkan Renjun ikut bergabung di tempat tidurnya yang belum dirapikan, "Kamu masih ngerasa perlakuan Jeno itu aneh?"

"Iyalah, bukan ngerasa lagi! Emang dia itu aneh..." Sanggahan yang cukup membuat Jaemin menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Dasar tidak peka"

"Sikap Jeno ke kamu itu...

bukan aneh..."

Renjun bingung. Dia sangat yakin baginya semua perilaku Jeno yang berlebihan terhadapnya itu aneh. Tapi kata Jaemin...

"Kamu ngerasa gak, kalau Jeno cuma kayak gitu sama kamu?" Jaemin bertanya entah memastikan sesuatu.

"I--iya kayaknya cuma ke aku aja..." Ragu. Tentu saja Renjun bahkan tidak begitu memperhatikan bagaimana Jeno terhadap yang lain kecuali

Jaemin.

"Eh tapi kalo ke kam--"

"Jeno itu sahabatku Jun, aku tau sikap dia ke aku itu sebatas Teman."

'Teman katanya' Iya Renjun tahu itu Jeno dan Jaemin sudah berteman sejak lama dan itu juga yang membuat Renjun ragu.

"Dan ya aku gak pengen kamu salah mengerti sikap Jeno ke kamu itu lebih dari teman tau, itu yang Jeno pengen kamu mengerti."

Renjun terlihat semakin dalam menundukkan kepala terhanyut dalam satu kata Teman. "Lebih dari teman?" ucapnya membeo kalimat Jaemin.

"Iya. Ih aku gemas deh Jun sama kamu. Perhatian Jeno sama kamu selama ini tuh ya karena dia suka sama kamu."

"Nana yakin?"

Posenya yang dibuat-buat layaknya berpikir terlihat lucu, "Yakin dong, nah sekarang kamunya ada rasa gak sama Jeno?"

"Hah?"

"Jangan cuma hah! Eh atau kamu juga gak tau kalau kamu sebenarnya mulai ada rasa sama Jeno?" Jaemin cukup yakin melihat bagaimana Renjun yang kadang enggan di dekati Jeno tapi masih memberikan satu celah untuk mendekatinya pertanda Renjun yang penasaran juga pada sikap Jeno.

"Entahlah Na... kalau Jeno lagi deket-deket suka bikin aku senyum gak sadar dan ya kadang kayak waktu dia megang tangan aku, itu bikin deg-degan...

sedikit"

Ya secara tidak langsung Renjun memainkan push and pull pada Jeno. (Dalam keadaan ia tidak mengerti akan perasaannya juga.)

Jaemin menghela napasnya dalam-dalam, "Kamu biarin aja semua mengalir sampai ada perasaan yang bikin kamu juga pengen deket sama Jeno... jangan menghindar"

"Tapi Na, Jeno ngelakuin semua itu di depan kamera!!!"

"Aku gak tau sih motif si sipit Lee itu nunjukkin afeksinya depan kamera. Apa biar semua orang tau mana yang dia deketin beneran kali ya...."

"Mungkin." Renjun terlihat memainkan hapenya dalam diam. Raut wajahnya tercetak sedikit senyum kecil. Oh dia sedang mengetik sesuatu di hapenya.

"Injun..."

"Hm ya Na?" Dia beralih menatap Jaemin.

"Jadi sekarang udah ngerti kan sikap Jeno ke kamu tuh apa?"

"Eungg itu...," hapenya ia lepas dan menaruhnya dipangkuan paha lalu mengambil bantal Jaemin untuk dipeluk.

"Jeno suka aku ya..." cicitnya kecil sembari meredam suaranya dalam bantal Jaemin.

'Dasar anak polos baru kenal cinta!'

Jaemin membiarkan Renjun menutupi rasa malunya untuk beberapa saat, meski jika diperhatikan dia malah asik main hape sih.

"Oh iya Na, kamu... sama Mark hyung gimana?" Renjun bertanya dengan canggung--mengalihkan topik dari dia yang merasa malu-malu tadi.

"Diceramahin." balas Jaemin singkat, raut wajahnya tiba-tiba berubah masam.

"Kok diceramahin? kenapa?" Renjun ingat hubungan mereka saat ini masih terasa baik walau kekhawatiran Jaemin selalu tampak.

"Kamu inget gak soal aku yang kebanyakan minum kopi, hyung marahin aku gara-gara itu..."

"Oh iya inget. Tapi kalau aku jadi hyung juga bakal marahin kamu sih, jangan minum banyak-banyak gak sehat Na," Jaemin merengut mendengar perkataan Renjun yang hampir sama dengan Mark beberapa hari lalu.

"Tuh kan. Kamu juga! Kalau sekali sih mending, lah ini Mark hyung jadi sering ngasih tau aku!" Dia masih memberengut mengingat si Leader Dream itu kini kerap melarangnya banyak hal.

Tidak boleh minum kopi banyak-banyak lah, Tidak boleh memakam permen kapas terlalu sering atau tidur larut malam. Pokoknya serba tidak boleh.

"Itu namanya perhatian Nanaku sayang..."

"Ya tapi gak gi--"

"Daripada Mark hyung gak ngingetin kamu lagi, lebih baik mana coba??"

"Iya sih...."

'Tumben Renjun ngerti hal beginian' Jaemin mungkin terkekang tapi hal yang Mark lakukan tentunya untuk kebaikan Jaemin. Ya Jaemin berpikir sampai ke situ akhirnya.

.

.

"NANA! NANA! GIMANA INI JENO TAU AKU LAGI NGEHINDARIN DIA!! AKU HARUS GIMANA??"

"AH INJUN AKU KIRA KAMU UDAH MULAI PAHAM SOAL CINTA! IH!!!"

.

.

.

Oke panjang banget, tapi segini mending

biasanya narasi yg aku buat tuh bisa sama kek pembukaan wkwk

Eh tapi aku agak kesulitan bikin semi formal aku kamu entahlah ingin dapet feel ringan dan nyantainya tapi gak kerasa 😢

bye 😘

Sekian dan Terima kasih

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top