(💌) · - 𝟎𝟒,
|
.
Aki menggenggam setir mobil kuat-kuat, giginya menggertak kesal melihat seorang pemuda bersurai blonde yang terus menerus mencondongkan kepalanya ke dekat Name, padahal sahabatnya itu sudah duduk di kursi paling depan bersamanya.
"Sudah cukup!" Aki menghentikan mobil. Dia menoleh ke belakang, mendorong pemuda itu kuat, yang membuatnya terjatuh ke bangku asalnya.
Aki mengepalkan tangan, menatap tajam pria blonde itu. "Jangan sekali-kali kau menyentuh Name." peringat nya.
Pemuda itu terkekeh, merebahkan tubuhnya ke kursi mobil. "Name, ya... nama yang cantik. Aku sangat menyukainya."
Aki reflek mengangkat tinjunya, sedetik sebelum dia melayangkan pukulan, Name mencegahnya dengan menarik lengan Aki, membuat pemuda berkuncir topknot itu menoleh ke arahnya.
"Aku ingin cepat pulang dan tidur, Aki. Jangan berlama-lama." lalu melepaskan tangan sahabatnya perlahan. Ia terlihat lemas.
Aki menunduk, menghembuskan napas berat. "Baiklah."
Detik selanjutnya, mata berat Name melirik pria blonde yang ada di kursi belakang. Melihat kondisinya yang bertelanjang dada, Name membuka jaket hitam nya, kemudian menyodorkannya ke pria itu. "Pakai." titah nya.
Aki lagi-lagi mengerutkan keningnya protes. Mencuri paksa jaket Name yang telah berada di tangan pria blonde itu. Sungguh demi apapun, ia tak rela jika sesuatu milik Name berada pada laki-laki lain kecuali dirnya.
"Jangan coba-coba!" tegas Aki marah. Menatap pria itu dengan wajah kelam.
"Hah?!"
"Aku tak peduli jika kau kedinginan, tapi aku akan keberatan jika Name yang kedinginan, sialan!"
"HAH?! Dia memberinya secara sukarela padaku!"
"KUBILANG AKU TAK PEDU-"
Kalimat Aki terpotong ketika Name menangkup wajah Aki dengan kedua tangannya. Gadis itu mendekatkan dirinya. "Aku akan memakai jas mu agar tak kedinginan. Jadi berikan jaketku padanya." bujuk Name lembut.
Aki terdiam, sedikit cemberut. "Tapi, Name.."
"Aku tak mau pakai bekas laki-laki!" seru pria bersurai blonde itu dari belakang.
Perempatan kembali muncul di kepala Aki, pemuda itu menghela nafas pasrah. Lalu menyerahkan jaket hitam Name, dengan syarat, "Kembalikan besok jika kau masih ingin makan pakai tangan." ancamnya.
Pria itu terkekeh, setelah menerima jaket Name, segera ia memeluknya erat. "Aahh wanginya! Waw hangatnya!" teriaknya. Sengaja dia.
Aki memutarkan bola matanya. Tak ingin mencari masalah lagi, dia menyalakan mesin, menekan pedal gas, kemudian menjalankan mobil dengan pelan. Sembari mengemudi, Aki diam-diam memperhatikan Name yang tidur di sebelahnya. Sesuai janji, gadis itu memakai jas kerja milik Aki.
Aki tersenyum puas.
"She's already mine."
|
.
Setelah membawa Denji ke kantor pusat Devil Hunter, alias menyerahkannya pada Makima, Aki langsung undur diri dan pulang. Meski sempat ingin di interogasi oleh Makima, pemuda itu menolak dengan alasan;
"Aku harus mengantar Name pulang. Ini larut malam dan dia sekolah besok."
Jadilah Makima terpaksa menyetujuinya. Walau seorang pria bersurai blonde itu keberatan dan bilang;
"Aku juga ingin pulang bersama Name! Dia yang menyelamatkanku!"
"Yada." tolak Name spontan, yang membuat Aki di sebelahnya senyum-senyum sendiri.
Usai meninggalkan kantor pusat Devil Hunter, Aki segera membawa Name pulang ke rumah. Pemuda itu tampak lega, karena ia pikir, Name tak tertarik dengan pria blonde itu.
Aki mengulas senyum. Semua akan kembali berjalan normal seperti biasanya. Besok Name sekolah, dan dia bekerja. Setidaknya itulah yang ada di pikirannya.
Tanpa ia ketahui sendiri... masih ada lagi hal yang akan membuat amarahnya memuncak.
|
.
Tim Aki bucin 😍☝🏻 wkekek
Ya gimana ga bucin, udh tinggal serumah eh crush dari jaman TK lgi ngueheheh
Noh, Name versi real life 😍 cans+imud bet kelean yakk 😘
Awikwok dah segitu doloe, poipoi jan lupa vote sayangkk
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top