(💌) · - 𝟎𝟑,
|
.
"Name, Makima-san bilang kita boleh makan dulu diluar, baru membantunya."
Gadis bersurai hitam kecokelatan itu memalingkan wajahnya dengan dahi yang mengkerut. "Kau yakin gaji mu takkan dikurangi?"
Aki mengangguk yakin, mengulas senyumnya memandangi Name. "Dia mencemaskan gaji-ku, ya." batinnya.
Name menghela nafas, kemudian memutar badan dan berjalan ke sudut ruangan, mengambil jaket hitamnya yang tergantung di gantungan berdiri. Gadis itu menoleh. "Jangan lama-lama, besok aku sekolah." katanya sambil melangkah keluar meninggalkan Aki.
Pemuda berkuncir topknot itu kembali menarik senyum. "Tentu." ucapnya kemudian menyusul Name.
|
Dua jam berlalu.
Seorang wanita bersurai merah berdiri di pintu mobil, sesekali melihat ke sekeliling sambil menyilangkan tangannya. Ceritanya, Makima sedang menunggu dua pasangan sejoli itu di depan restoran. Agak bosan.
Makima menghela nafas, melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Wanita itu sedikit melotot."Apa... kusingkirkan saja, ya? Dia sangat menghambat." ucapnya membatin.
"Makima-san! Maaf, apa kau terlalu lama menunggu?"
Makima menoleh ke sumber suara sambil menurunkan tangannya. Ia beralih melihat Aki yang berjalan menghampirinya sambil menarik tangan Name.
"Kau harus lebih mengingat waktu, Aki-kun." tegas Makima datar, lalu membuka pintu mobil.
Aki segera membungkuk meminta maaf. "Haik!"
Tak ingin berlama-lama, Aki segera menyusul Makima dan menaiki mobilnya, diikuti dengan Name. Mesin dihidupkan, usai memakai sabuk pengaman, pemuda itu langsung menekan pedal gas dan menjalankan mobil.
"Tck!"
Decakan Name membuat Aki spontan menoleh. Gadis itu terlihat sedang menggigit kukunya sambil menunduk. "Ada apa, Name?"
Setelah ditanya oleh Aki, dia perlahan menurunkan tangannya. Diam beberapa detik, gadis itu menatap lurus ke depan. "Tida apa-apa." jawabnya.
Aki sedikit bingung, tetapi dia tetap memilih untuk fokus mengemudi. Mungkin Name hanya lelah, pikirnya.
Kesunyian malam menemani mereka sepanjang jalan. Name sedikit mengadah melihat langit malam. Ah, bulan sudah nampak. Gadis itu sekali lagi meremas jemari nya. "Aku ingin sekali menghancurkan wanita itu."
|
Tep!
Aki turun dari mobil, kemudian diikuti dengan Name. Usai menutup pintu mobil, pria itu menoleh ke sekelilingnya. Kosong. Bahkan tak ada kehadiran Makima dan para bawahannya disana. "Apa Makima-san belum sampai?" ucapnya meneka-neka.
Drrrtt~ Drrrt~
Aki segera mengeluarkan ponselnya, ketika melihat nama penelepon di hp-nya, pemuda itu langsung mengangkatnya. "Ya, Makima-san?"
"Ah, Aki-kun. Ada sedikit masalah. Begini.."
Satu menit berlalu, usai mendengarkan penjelasan dari Makima, Aki langsung menyetujui perintah dari wanita itu.
Bip
Sambungan terputus, Aki kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam saku celananya. Pemuda dengan rambut dikuncir itu menoleh, "Baiklah, Name. Aku akan menghabisi Iblis Zombie di dalam gudang sana, jadi kau tunggu disini-"
Kalimatnya terputus kala tak mendapati kehadiran Name di sebelahnya. "Sialan." umpat pria itu kesal.
Aki langsung berlari memasuki gudang, pemuda itu agak terkejut melihat banyaknya mayat Iblis Zombie yang telah bergeletakan. Bercak darah bertebaran dimana-mana.
Tap Tap Tap
Derap langkah ringan mengalihkan perhatian Aki. Ketika pemuda itu menolehkan kepala, saat itu juga kedua bola matanya membulat sempurna. "Name..."
Gadis berponi lebat itu berjalan pelan menghampiri Aki. Dan terlihatlah, seorang laki-laki bersurai blonde yang juga mengikutinya dari belakang, sambil meletakkan dagunya di bahu Name. Pura-pura tertidur.
|
.
Ayo vote vote vote ( ˘ ³˘)( ˘ ³˘)
Abisni Chii mau ngelanjutin book Denji niee
Cuapekk ಥ‿ಥ
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top