(💌) · - 𝟎𝟏,
|
.
Singkatnya, orang tua Aki dan Name adalah sahabat baik. Terlebih, orang tua Name yang sering berkunjung ke kediaman Hayakawa membuat hubungan mereka satu sama lain jadi lebih erat.
Saat itu, tepatnya pada tahun 1984, adalah hari paling bahagia yang pernah Aki rasakan. Karena alih-alih menjenguk adik Aki yang sakit, keluarga Lastname turut membawa anak gadisnya, Name.
"Ma, anak itu dari tadi menatapku terus. Apa matanya gak sakit?"
Name kecil menunjuk anak laki-laki yang tengah mengintip dari pintu masuk, menatapnya begitu intens. Yang tak lain adalah Hayakawa Aki.
"Hussh, Name! Jangan begitu, dia lebih tua darimu."
Name memutar badannya, menghadap ke arah Aki, lalu berkacak pinggang. Dia memiringkan kepalanya sambil menatap Aki lamat-lamat. "Biar aku mengecek Onii-san itu." ucapnya.
Aki reflek menarik gagang pintu, hendak menutupnya dan segera bersembunyi. Namun, Name kecil yang cekatan lebih dulu menghampiri nya.
"Ding dong~" Name mengulum senyum kala melihat wajah Aki yang penuh kemerahan. Gadis kecil itu lalu menjulurkan kedua tangannya, menangkap wajah Aki.
Bluushh~
Mata keduanya saling bertemu. Tercengang beberapa detik. Ah, jangan lupakan bibir tipis Name yang membuat Aki dapat merasakan jantungnya yang berdetak begitu kencang.
Detik selanjutnya, Aki bergeming, memejamkan matanya malu. "L-lepaskan a-"
"Oh, kupikir kau tak bisa berkedip tadi saat menatapku. Wekaweka."
Tawa kecil seorang gadis dihadapannya membuat Aki merasakan sensasi indah di perutnya. Tak tau alasannya kenapa. Akan tetapi, hal itu menjelaskan satu hal. Sangat munafik jika Aki berkata bahwa dia tak menyukai Name.
"Aku ingin memiliki gadis ini."
Dan begitulah, cerita indah pertemuan pertama Aki dengan Name. Namun, ada beberapa hal yang sangat mereka benci.
Itu adalah... Kematian kedua orang tua mereka karena kedatangan Gun Devil.
|
.
Kembali ke masa kini, dimana Aki menerima telepon dari teman masa kecilnya setelah bertahun-tahun berpisah. Pemuda itu menulusuri jalan, tepatnya distrik kota. Hanya satu tujuan Aki melakukan hal itu, yaitu mencari Name Surname.
"Kau dimana, Name?" monolog Aki, matanya menerawang ke sekeliling, lalu menghembuskan nafas kasar.
Tak ingin berlama-lama, Aki mengeluarkan HP-nya. Kembali menelepon nomor yang sama.
Drrtt~ Drrtt~
Aki berjalan sambil menunggu teleponnya diangkat. Pemuda itu menggigit bibirnya, resah. Sungguh, dia sangat ingin mendengar suara lembut itu lagi. Sangat ingin melihat teman masa kecilnya yang entah sekarang berperawakan seperti apa.
Aki menghentikan langkahnya, kala mendengar nada dering ponsel yang berjarak tak jauh darinya. Pemuda itu menoleh kiri kanan. Apa itu Name?
Sontak, segerombolan laki-laki berbadan besar dan tinggi terlihat sedang menggoda seorang gadis. Lalu didorong dengan rasa ingin tahunya, Aki pelan-pelan mendekat.
"Aku tak suka uang, om-om sekalian. Maafkan aku."
"Oh, ambil saja Ojou-chan. Itu tak ada apanya."
"Duh, tak perlu repot-repot." ucap gadis itu sambil tersenyum menolak, tetapi tangannya terjulur menerima tiga lembar uang dari si pria tua.
Melihat itu, gelak tawa terdengar kencang. "Ahahaha tak perlu khawatir. Nah, sekarang ayo ikut kami."
"Gak dulu."
"Hah?!"
"Maksudku..." gadis itu mengangkat telunjuknya. "ada pria berjambul di belakang kalian."
"Hah? Dima-"
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Aki langsung melayangkan pukulan pada pria tua itu dengan keras.
BUGH!
BUAGH!
Tak perlu memakan waktu lama untuk menumbangkan pria sampah seperti mereka bagi Aki. Namun, beberapa dari mereka masih ada yang sanggup berdiri. Jadi, Aki mau tak mau mengangkat tangannya, memegang gagang pedang yang tersarung di punggungnya.
"Enyah, atau.."
Sontak saja mereka berlarian pergi. Meninggalkan Aki dan gadis muda itu berdua disana.
Hening beberapa saat. Keduanya saling bertatapan satu sama lain. Setelah bertahun-tahun lamanya terpisah, kini takdir menyatukan mereka kembali.
Gadis berponi lebat itu melempar senyum. Yang seketika membuat Aki terisak. Tak sanggup menahan dirinya lagi, pemuda itu langsung jatuh terduduk.
"Name..." rintihnya sedih.
Gadis bersurai hitam kecokelatan itu menjulurkan tangannya. Ia meraih dagu Aki, lalu menariknya untuk menatapnya.
"Aku akan memberimu uang yang dikasih om-om tadi, jadi jangan nangis lagi." ucap Name dengan nada membujuk.
Aki yang tadinya menangis langsung tersedak tawa karena lelucon yang dibuat oleh Name. "Kau merusak suasana."
Name berjongkok, menyamai posisinya dengan Aki. Gadis itu mengangguk, sambil menghapus jejak air mata di pipi Aki.
Tangan Aki terangkat menggenggam jemari tangan Name di wajahnya. "Ayo pulang."
Gadis bermanik hazel itu mengangguk, mengulas senyum manis, kemudian membiarkan tangannya ditarik oleh Aki, membuatnya berdiri. Dan, keduanya langsung berjalan pergi.
|
.
Capeq :)
Bantu vote kek hikd hikd
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top