8. Perhatian

'Bahwa cinta adalah hal paling bisa membuat kecewa.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Lamaran berjalan lancar dan setelah menerima lamaran waktu itu, keduanya langsung saja mempersiapkan pernikahan, langsung saja mempersiapkan semua yang dibutuhkan dalam pernikahan mereka nanti. Jodi terus-terusan menunjukkan keseriusannya dengan selalu menemani Sesya, kalau pun posisi Sesya sedang jauh, Jodi tidak keberatan untuk mendatanginya. Semakin ke sini Sesya semakin dibuat yakin bahwa memang keputusannya memilih Jodi untuk menjadi suaminya memang sudah benar, dia akan bahagia dengan keputusannya.

Keluarga Jodi bersiap untuk pulang dari rumah keluarga Sesya, semuanya sudah diterima dan ya, mereka akan lanjut ke pernikahan.

"Aku pulang dulu ya," pamit Jodi.

Sesya menganggukkan kepalanya. "Makasih ya mas untuk semuanya hari ini," ucap Sesya.

Jodi mengangguk kemudian menepuk puncak kepala Sesya, sejujurnya Sesya lemah sih dengan tepukan di puncak kepala begini.

Semua keluarga saling pamitan dengan satu sama lain, saling cepika-cepiki sebelum akhirnya semua keluarga Jodi masuk mobil dan benar-benar meninggalkan kediaman keluarga Sesya. Selepas keluarga Jodi pergi dari sana, semua keuarga Sesya tampak biasa saja, tidak ada lagi yang excited, tapi ya Sesya sendiri juga berusaha untuk biasa saja.

Sesya masuk ke dalam kamarnya untuk hapus make up, MUA yang bertugas masih ada di sana, jadi ya Sesya tidak perlu menghapus make upnya sendirian.

"Calon suaminya cakep mbak, nggak kebayang anak kalian nanti gimana," ujar MUA yang membantu Sesya hapus make up.

Sesya hanya tertawa, ya dia bersyukur sih, selama ini dia menerapkan standar di dalam hidupnya, kemudian dia akan menikah karena dijodohkan, tapi calon suaminya tetap sesuai dengan ekspektasinya, tetap sosok yang tampan.

"Bissmillah ya mbak, soalnya emang nggak ada niatan untuk menunda momongan," ujar Sesya, dia tahu kalau semua ini basa-basi, jadi yang dia lakukan tentunya meminta doa, kita tidak pernah tahu doa siapa yang akan diijabah, jadi apa pun itu sebaiknya meminta doa saja.

***

"Nggak salah pilih kan mama?" tanya sang mama pada Sesya.

Sesya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ya bagaimana juga dia mengenal sosok Jodi dari kedua orang tuanya, dari keluarganya.

"Jodi tuh, dari sekarang aja udah kelihatan bertanggungjawab banget sama kamu," jelas sang mama.

Beliau juga cukup bangga sepertinya akan punya mantu sosok seperti Jodi ini, Sesya hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya, bahagia yang Sesya rasakan juga tidak tahu cara mengungkapkannya bagaimana.

"Kamu pasti bahagia sama dia," ujar mama lagi.

"Harus bahagia dong, papa nggak terima anak perempuan papa nggak bahagia," kata papa.

Meski anak angkat, pada dasarnya Sesya adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga ini, jelas bahwa papanya juga menyayangi Sesya sudah seperti anak kandungnya sendiri, melindungi Sesya sebaik-baiknya.

Sesya mengangguk lagi. "Aamiin," ucap Sesya.

Papa dan mama tersenyum menatap Sesya, walaupun sekarang ini ada perasaan yang tidak bisa Sesya jelaskan, tapi dia selalu yakin kalau kedua orang tuanya ini baik, mereka menyayangi Sesya lebih dari apa pun dan Sesya tetap bersyukur menjadi anak mereka, menjadi bagian dari mereka, hidup di dalam keluarga ini. Sesya sangat mensyukuri semuanya.

"Apa pun itu, ketika kamu sudah menikah nanti, bahkan setelah kamu hidup dengan suami kamu. Papa dan mama tetap orang tua kamu, kembalilah ke sini kapan saja, datanglah jika apa yang sedang kamu jalani nggak baik-baik aja," jelas papa, menurut papa Sesya juga sangat berjasa sebagai anak. Tidak pernah terpikir olehnya bahwa menikahkan Sesya artinya membuang Sesya, membuatnya keluar dari rumah ini, sama sekali tidak begini.

Sesya menatap papanya, kemudian mengangguk, jujur saja Sesya juga sadar diri, tapi sisi lain dalam dirinya ya selalu menganggap bahwa dua orang ini adalah kedua orang tuanya.

"Benar, kembali lah ke sini. Tapi, ya tetap doanya agar rumah tangga kamu berjalan baik, sakinah, mawaddah dan warahmah," ucap mamanya.

Ya, meski hubungan mereka juga tidak sebaik itu, tapi Sesya tetap merasa bahwa itu adalah doa tulus untuknya.

***

"Udah mau tidur, Yang?" tanya Jodi.

"Eh, ha, apa mas?" tanya Sesya.

Kedengaran kekehan renyah Jodi dari seberang sana.

"Udah jadi calon istri, udah boleh panggil sayang kan?" tanyanya.

Sesya tersipu malu, tentunya Jodi tidak bisa melihat itu karena memang sekarang ini mereka hanya tersambung via telepon.

"Boleh deh," jawab Sesya.

"Udah mau tidur ya?" tanya Jodi, bayangkan saja mereka berdua baru lamaran siang ini dan malam ini Jodi masih memberikan kabar pada Sesya, luar biasa kan? Itu kenapa setiap hari rasanya keyakinan Sesya pada Jodi semakin kuat.

"Belum sih, mas sendiri?" tanya Sesya.

"Belum, masih rebahan aja ini, makanya telepon kamu karena belum bisa tidur," jelas Jodi.

Bahkan, saat dia belum bisa tidur, Jodi memutuskan untuk menelepon Sesya.

"Kamu nggak suka main game ya?" tanya Sesya, dia pun sudah naik ke atas kasur dan menarik selimut untuk menutup kakinya.

"Nggak sih, buang-buang waktu," jawab Jodi, untuk sosok yang sibuk sepertinya memang lebih baik jangan menyamankan diri bermain game ya.

"Gitu ya," kata Sesya.

"Lebih suka ngobrol sama kamu, nggak sabar banget tinggal bareng di sini. Soalnya aku kesepian banget," jelas Jodi. "Kayak sekarang ini aja kesepian banget," lanjut Jodi menjelaskan.

"Sabar ya sayang," ucap Sesya.

Kedengaran lagi suara tawa Jodi yang renyah itu dari seberang sana.

"Jangan gemes-gemes dong, aku nggak kuat," kata Jodi.

"Lah, kan Cuma panggil sayang, kayak kamu panggil aku," jelas Sesya.

Kemudian hening, karena sebenarnya kalau urusan begini memang sudah tidak tahu harus mengobrol soal apa lagi.

"Ya udah, kamu tidur deh, jangan begadang. Selamat malam sayang," ucap Jodi.

"Iya, kamu juga ya," pesan Sesya.

"Love you," ucap Jodi lagi.

Sesya tersenyum lagi, tanpa menjawab dia langsung mengucap salam, ya sudah tahu lah mereka memang saling sayang.

***

Lama nggak update, masih pada nungguin nggak sih?😅

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top