18. Mulai Rasa Itu?
'Aku tidak pernah tau, sampai kapan biasa saja menjadi topengku di hadapanmu.'
Noda dalam Ikatan Suci
~Thierogiara
***
Setelah Sesya di kamar, tentunya Jodi dan Eldar langsung tukar posisi. Eldar sudah di kamar bersama Sesya dan dia memperhatikan Sesya yang sudah gelisah di dalam tidurnya, tampak terus bergerak tidak nyaman. Eldar memejamkan matanya sejenak, hal yang paling dia inginkan adalah menuntaskan semua ini dengan segera.
Oke, ini sudah yang kedua kalinya, seharusnya Eldar tidak perlu canggung kan? Dia bisa selesaikan secepatnya.
Eldar mendekat dan langsung membuka baju Sesya, sekarang di hadapannya ada Sesya yang sudah setengah telanjang. Sesya tampak tertawa menatap Eldar, Eldar juga akhirnya tersenyum, sungguh situasi yang aneh, tapi nyata.
"Panggil aku sayang," pinta Sesya.
Eldar menghela napasnya, dia kemudian memeluk tubuh Sesya, mendekatkan bibirnya ke telinga Sesya.
"Aku mulai sayang," kata Eldar.
Sesya kembali tertawa, dia menengadahkan kepalanya menatap langit-langit kamar mereka, melingkarkan kedua tangannya di leher Eldar.
Kalau sebelumnya Eldar lumayan diselimuti rasa bersalah, kali ini dia lumayan bernafsu karena Sesya juga memancing-mancingnya.
Bahkan saat Eldar menindih tubuh Sesya, Sesya kemudian merubah posisi menjadi dialah yang di atas, sementara itu Eldar di bawah. Eldar terkekeh melihat apa yang Sesya lakukan, dia suka ya dengan cewek-cewek berani begini.
"Kali ini aku," kata Sesya.
Eldar menganggukkan kepalanya, menaikkan sudut bibirnya, semua ini mulai menyenangkan untuknya.
"Silakan," jawab Eldar, karena dia tidak keberatan, dia juga mau lihat sudah sejauh mana Sesya berkembang.
Kemudian Eldar diam sembari menatap Sesya, Sesya mencium bibir Eldar, turun ke rahangnya kemudian ke lehernya, tangan Sesya juga tidak hanya tinggal diam, dia mengelus dada Eldar, membuat sekujur tubuh Eldar lumayan merinding karena itu.
Untuk membuat malam ini semakin panas, Eldar mengeluarkan suara-suara anehnya, tentunya agar Sesya semakin terpancing dan benar saja, gerakan Sesya semakin brutal, Sesya menjamah seluruh permukaan tubuh Eldar. Sesya sendiri tidak tahu dia belajar dari mana, tapi jujur dia sangat menikmati semua ini, secara otomatis seolah otaknya memerintahkan untuk melakukan semua ini.
Sesya memegang celana Eldar, lebih tepatnya tali celana kolor pria itu.
"Jangan berhenti," kata Eldar.
Sesya mengangguk dan saat itu, Sesya yang meloloskan celana Eldar dari tubuh pria itu.
***
Eldar menenangkan dirinya dulu di kamar mandi, setelah tenang dia keluar dan langsung meninggalkan Sesya, dia merokok di luar sampai pagi. Walaupun malam ini dia lebih menikmati daripada sebelumnya, tapi tetap saja rasa bersalah itu ada karena sejauh ini pun Eldar melihat Sesya sebagai sosok yang sangat baik.
Eldar keluar dari kamar mandi dan ternyata Sesya masih tidur, Eldar menatap perempuan itu sebelum akhirnya menempelkan bibirnya sejenak sebelum keluar dari sana.
"Mulai jatuh cinta lo sama dia?" tanya Jodi yang sudah ada di depan pintu.
Eldar menelan ludahnya sendiri, kepergok suami dari Sesya, sebenarnya ya tidak masalah, tapi masih terasa aneh untuk Eldar.
"Kalau lo masih nggak berhasil kali ini, mungkin gue bakal cari laki-laki lain," ujar Jodi.
Eldar menelan ludahnya dengan susah payah lagi, kehidupan macam apa ini? Tapi, ya semoga saja Eldar selalu kuat dan Jodi segera sadar agar tidak melanjutkan semua kegilaan ini.
Eldar langsung berjalan keluar dari kamar itu, dia sudah selesai dengan tugasnya dan ya, waktunya untuk menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri.
"Lagian kalau normal sih mustahil nggak suka, mulus banget begitu," kata Jodi menunjuk tubuh Sesya dengan dagunya.
"Bapak udah terlalu jahat sama dia, berhenti merendahkannya," ingatkan Eldar.
Jodi tertawa dan megangguk-anggukkan kepalanya, dia kemudian menepuk bahu Eldar. "Thanks bro," ucap Jodi.
Eldar memutuskan mengabaikan itu dan langsung berjalan melewati Jodi begitu saja, semua ini seperti sebuah permainan untuk Jodi dan menyebalkan sekali.
***
Eldar memutuskan keluar pagi-pagi sekali dan langsung jongging di sepanjang bibir pantai, menikmati udara pagi yang menyegarkan, menenangkan pikirannya sendiri juga karena semakin ke sini, rasa bersalahnya pada Sesya semakin besar.
Tapi, ya Eldar juga benar-benar tidak bisa mundur, dia sudah membuat kontrak dan sepertinya dia mulai terjebak oleh pesona Sesya.
Setelah matahari mulai menyingsing, Eldar kembali ke villa.
"Wah, enak banget jogging pagi-pagi kak," kata Sesya, pagi ini Sesya memakai daster tali satu dan itu cukup mampu membuat Eldar menelan ludahnya dengan susah payah, padahal sejauh ini dia hanya melihat Sesya dengan bajunya yang sopan.
"Mau ikut? Ikut aja sayang sama Eldar pagi-pagi, aku nggak marah kok," ujar Jodi.
"Serius nggak marah?" tanya Sesya.
"Nggak lah, aku kenal banget Eldar dan aku tau banget kamu," ujar Jodi, dia mengedikkan bahunya tanda bahwa dia tidak terlelu peduli dengan hal-hal semacam itu.
"Oke, besok ikut ya bang," ujar Sesya.
Eldar menatap Jodi, tapi kemudian dia juga menganggukkan kepalanya, ya memangnya dia bisa apa?
Sesya tersenyum sampai menampilkan lesung pipinya yang lumayan dalam, membuat sesuatu di hati Eldar berdetak tidak biasa, sungguh Eldar tidak tahu entah ini cinta atau apa, tapi ya semoga saja Eldar bisa selalu berada di tempatnya, bisa selalu mengontrol dirinya untuk bersikap sewajarnya saja.
"Yuk sarapan bang, Sesya udah bikinin sandwich," ujar Sesya.
Kembali Eldar hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia kemudian duduk di tempatnya, entah akan sampai kapan begini, tapi ya semoga apa pun yang terjadi tidak akan menyakiti Sesya.
***
lama ya nggak update?
Maaf ya, aku agak sibuk wkwkw
oke deh, semoga kita semua sehat selalu, ingatkan aku kalau udah kelamaan banget nggak update ya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top