16. Tercerahkan
'Terlalu cepat kuserap rasa percaya itu, tidak mempertimbangkan sebesar apa lukaku setelah ini.'
Noda dalam Ikatan Suci
~Thierogiara
***
Dengan excited Sesya mempersiapkan semuanya, dia packing untuk mereka pergi staycation malam ini. Sebagai seseorang yang selama ini selalu ke mana-mana sendiri, selalu mengusahakan apa yang dia mau sendiri, jelas bahwa ketika sudah punya suami dan suaminya memperlakukannya dengan baik, Sesya langsung merasa bahwa semua ini adalah sesuatu yang sangat spesial, makanya Sesya sangat excited.
Sesya juga menyiapkan barang-barang Jodi dan saat Sesya membuka lemari Jodi, sama sekali tidak ada yang aneh di sana, makanya sampai sejauh ini juga dia masih percaya dengan Jodi.
"Ih rajin banget sayang," kata Jodi.
Sesya tersenyum ke arah sang suami yang baru saja masuk kamar. "Nggak rajin, tapi emang harus siapin semuanya," ujar Sesya.
Jodi ikut duduk di karpet bawah dekat Sesya.
"Kayaknya Reynal mau ikut, sama ada bawahan aku satu lagi namanya Eldar," ujar Jodi, pokoknya beberapa hal tidak akan dia tutupi, dia akan menjelaskan pada Sesya.
"Tapi, mereka pasti bakal tetep kasih kita ruang untuk berdua kok," ujar Jodi agar Sesya tidak keberatan dengan ikutnya Reynal dan Eldar.
"Kamu bakal jagain aku, 'kan, Mas?" tanya Sesya.
Jodi menganggukkan kepalanya. "Iya dong sayang," jawab Jodi, namanya dia yang suami Sesya, jelas bahwa dia akan menjaga sang istri.
Sesya menganggukkan kepalanya. "Tapi, merekanya juga nggak apa-apa tuh ada aku?" tanya Sesya.
"Nggak apa-apa kok, mereka kenal kamu," ujar Jodi. "Kemarin pada ngumpul di nikahan kita, aku juga cerita ke mereka dan mereka sebenarnya yang ngasih saran buat staycation, agar hubungan kita terjaga tetap baik," jelas Jodi, di dalam hubungan mereka memang satu hal yang pada akhirnya Jodi sadari adalah dia harus selalu bisa mengarang cerita.
Sesya kemudian menganggukkan kepalanya, Jodi juga membantu Sesya untuk memasukkan barang-barang ke dalam koper, mereka hanya membawa satu koper, jadi barang-barang mereka semuanya berada di satu tempat yang sama.
***
Jodi keluar lagi, jadi Sesya mengundang temannya untuk datang ke rumah, Sesya merasa bahwa dia butuh teman mengobrol sekarang ini.
"Gue kaget loh, tiba-tiba lo nikah," kata Salwa, mereka bersahabat cukup dekat selama ini, undangan juga datang ke Salwa dan ternyata Salwa memang tidak bisa datang karena dia stay di Aussie, makanya kesannya Sesya benar-benar sendiri selama ini, padahal ya tidak begitu, Sesya tetap punya sahabat.
"Gue juga," kata Sesya.
Mereka tertawa bersama, Salwa sudah tahu bahwa keduanya dijodohkan, bukan Sesya yang cari sendiri, selama ini juga mereka berdua sering bertelepon untuk saling memberikan kabar satu sama lain.
"Gimana? Pengantin baru?" tanya Salwa.
Sesya hanya menganggukkan kepalanya.
"Setiap malam? Pagi? Atau siang?" tanya Salwa, jangan heran Salwa sudah menikah dengan orang Aussie, dia pulang hanya liburan.
"Itu sih yang mau gue tanyain, mas Jodi selalu bilang dia capek. Terus, dia juga nggak mau membuat gue nggak menikmati momennya, emang gitu ya cowok?" tanya Sesya penasaran.
"Jadi?" tanya Salwa.
"Baru sekali, di malam pertama aja," jawab Sesya, dia juga tidak menjelaskan detailnya, karena ya masa mau dijelaskan? Sedekat apa pun, mereka tetap punya batasan satu sama lain.
"Tapi, apa yang lo rasain?" tanya Salwa.
"Apa ya, sakit, menikmati aja sih setelahnya dan sentuhan-sentuhan mas Jodi cukup membuat gue nyaman," jelas Sesya, ini bukan Sesya sedang membuka aib rumah tangganya, lebih kepada dia sharing dengan sahabatnya yang sudah sama-sama menikah.
"Gue nggak ngerti sih, gue takut salah juga ngejelasinnya. Tapi, kalau suami gue rutin banget, seminggu bisa tiga empat kali, pas awal nikah mah setiap hari, kalau sekarang dua kali seminggu tuh udah minim banget," jelas Salwa. "Tapi, ya balik lagi, manusia kan beda-beda, suami gue begitu, suami lo begini ya mungkin emang suami lo butuh momen untuk hal-hal kayak gitu," lanjut Salwa menjelaskan.
Sesya mengangguk-anggukkan kepalanya, apalagi kan suami Salwa orang sana ya, sementara suami Sesya orang ini, jelas wajar kalau semisal ada perbedaan.
"Coba deh dikomunikasikan, itu udah bukan hal yang tabu kok kalau kalian udah nikah," ujar Salwa.
Sesya mengangguk. "Gue mau lihat dulu malam ini dan besok bakal gimana, soalnya mau staycation kan," ujar Sesya.
Salwa menganggukkan kepalanya. "Sesekali godain suami nggak apa-apa kok Sya, pake baju dinas di hadapannya, lihat reaksinya," jelas Salwa, sekali lagi mereka sama-sama perempuan yang sudah menikah, tidak ada yang salah dengan pembahasan semacam ini.
"Terus, ya lo dandan aja di rumah, usahain jangan terus-terusan pake daster," jelas Salwa.
Benar juga apa yang Salwa katakan, ilmu soal rumah tangga itu luas sekali, itu kenapa seharusnya memang setiap yang mau menikah itu belajar dan untungnya Sesya punya Salwa sebagai teman baiknya.
"Gue sih mikirnya awalnya karena kita dijodohin apa? Kayaknya semuanya tiba-tiba banget, jadi setelah malam pertama itu, mas Jodi langsung mempertimbangkan malam-malam selanjutnya," jelas Sesya.
"Iya masuk akal juga ya," ujar Salwa. "Intinya yang paling tau suami itu ya istrinya sendiri, jadi ya gimana lo mau memperlakukan suami lo dan gimana suami lo memperlakukan lo, kalian berdua aja yang tau," ujar Salwa.
Sesya menganggukkan kepalanya, obrolan yang menyenangkan dan cukup menenangkan untuk Sesya juga ini.
"Makasih deh, akhirnya gue tercerahkan atas semua kebingungan gue ini," ujar Sesya, karena ya siapa lagi coba yang bisa dia percaya untuk mengobrol hal semacam ini? Di keluarganya baru dia saja yang menikah, tidak mungkin sekali dia mengobrolkan semuanya dengan mamanya.
"Kalau ada apa-apa lagi cerita aja sama gue, gue bantu setahu dan sebisa gue aja," jelas Salwa, dia sayang dengan Sesya, apalagi setelah tahu banyak soal kisah hidup sahabatnya itu.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top