15. Menelan Tipu Daya


'Bahwa aku terlalu naif, simpulanku terlalu cepat soal kita.'

Noda dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Tanpa menunggu Jodi, Sesya inisiatif sendiri untuk mandi, kemudian memakai body lotion, memakai wewangian di tubuhnya, juga sedikit menyapukan make up ke wajahnya. Di hari pernikahan mereka, keduanya mendapat beberapa baju dinas, jadi Sesya juga memilih baju mana yang mau dia pakai malam ini.

Wajar bukan? Kata orang, kalau pengantin baru itu ya selalu begitu, menghabiskan waktu berdua dan menikmati hari-hari yang sebelumnya mereka tidak boleh nikmati. Toh, di malam pertama Jodi juga sudah melihat semuanya, makanya sekarang Sesya sudah tidak sungkan.

Saat mendengar deru suara mobil Jodi, Sesya langsung bangkit dari kursi meja rias, dia memakai kimono yang menjadi pasangan baju dinasnya, Sesya mengikat tali pinggang dan langsung membukakan pintu untuk sang suami.

Begitu pintu terbuka, Jodi menaikkan satu alisnya.

"Ada apa nih?" tanya Jodi.

Sesya hanya terkekeh, ya dia mau mengatakan secara gamblang juga bagaimana coba?

"Nggak apa-apa, Cuma mau nyambut suami aja," jawab Sesya.

Jodi mendekat kemudian mencium kening Sesya. "Ya udah, mas mandi dulu ya," ujar Jodi.

Sesya mengangguk dan membiarkan Jodi langsung ke kamar.

"Udah makan?" tanya Sesya, karena kalau belum mumpung masih sama-sama di bawah, jadi Sesya bisa sekalian siapkan untuk makan malam Jodi.

"Udah kok sayang," jawab Jodi.

Sesya mengangguk dan memutuskan untuk mengikuti suaminya menuju kamar, Jodi sudah makan, yang artinya selepas mandi memang mau langsung istirahat, mau langsung tidur saja.

***

Jodi kemudian selesai mandi, dia langsung naik ke kasur dan langsung mendekat ke sisi Sesya. Sebagai seorang perempuan normal, Sesya merasa aneh karena mereka hanya melakukan hubungan suami istri di malam pertama dan sisanya Jodi sudah tidak pernah minta, padahal jelas mereka pengantin baru dan sudah tinggal di rumah mereka sendiri pula.

Sesya mendekat dan Jodi tersenyum ke arah Sesya.

"Aku capek banget sayang," ujar Jodi.

Sesya langsung menghela napasnya, ya dia paham sih suaminya itu memang langsung bekerja selepas menikah, tapi jawabannya selalu sama, katanya dia lelah.

Jodi mendekatkan wajahnya, dia mencium bibir Sesya, sedikit melumatnya sebelum akhirnya menjauhkan wajahnya.

"Nggak bakal enak mainnya, nanti ya. Nanti aku luangkan waktu, kita staycation," ujar Jodi memberi pengertian.

Dan tahu apa? Sesya langsung tersenyum, sepercaya itu dia dengan Jodi, seyakin itu dia bahwa Jodi adalah suami yang baik untuknya.

"Oke," kata Sesya.

"Sama aku, kamu emang harus sabar," ujar Jodi. "Aku tipe orang yang selalu mengspesialkan sesuatu, menurutku hubungan sama kamu dan kamu adalah hal-hal yang sangat spesial, jadi nggak bisa kalau tanpa effort," jelas Jodi, pokoknya apa pun itu, apa pun itu akan Jodi lakukan untuk meyakinkan Sesya.

Sesya menganggukkan kepalanya. "Aku paham kok mas," ujar Sesya.

Jodi mengangguk dan mengelus belakang kepala Sesya. "Makasih sayang," ucap Jodi.

"Kamu juga harus jaga kesehatan, liburnya bentar banget dan sekarang udah langsung ke sana kemari ngurusin kerjaan," jelas Sesya, bagaimana juga dia seorang istri, memang sudah seharusnya Sesya memperhatikan kondisi sang suami.

Jodi mengangguk.

"Makanya sekarang tidur yuk, aku capek banget," ujar Jodi.

Sesya mengangguk atas itu, mereka tidur dalam posisi berpelukan, selalu pelukan adalah obat terbaik ketika lelah menjalani semua ini.

***

"Jadi, kamu peluk dia sampai tidur?" tanya Reynal.

"Nggak seperti yang kamu bayangkan kok, aku keluar kamar setelah dia tidur," jelas Jodi.

Reynal kedengaran menghela napasnya.

"Maafin aku sayang," ucap Jodi.

"Kalau gini, lama-lama empet juga," ujar Reynal, karena Jodi miliknya, tapi sekarang dia harus berbagi dengan orang lain.

"Aku usahakan untuk jaga jarak," ujar Jodi, dia dengan Sesya memang tidak bisa, lama-lama juga Jodi tidak bisa membohongi dirinya sendiri, di sisi lain juga rasanya dia ingin menjaga Sesya, ingin melindungi Sesya.

"Oke, sekarang temui aku," ujar Reynal, dia masih mau menguji, apakah Jodi masih memilihnya? Atau masih berat ke Sesya.

"Oke, kita sekalian temui Eldar, ada sesuatu yang mau aku omongin sama dia," jelas Jodi, pokoknya memang dia mau merencanakan hal lainnya lagi.

***

Sekarang mereka nongkrong bertiga, sebenarnya Eldar lumayan takut sih bergabung dengan dua orang ini, soalnya Eldar lumayan lemah kalau soal uang. Dan dua orang ini selalu mengandalkan uang, Eldar takut kalau dia tidak kuat iman.

"Rencana gue mau ajak staycation istri gue minggu depan, lo harus stand by." Jodi mengatakan semuanya tanpa beban, seolah memang semua ini hanya permainan untuknya.

"Kalau duitnya gue balikin setengah, tugas gue selesai?" tanya Eldar.

"Nggak dong, sampai dia hamil," jawab Jodi.

"Pak, tuh cewek, cewek baik-baik," ingatkan Eldar.

Jodi tertawa lagi. "Udah gue bilang nggak usah sok suci, lo juga seneng kan dapet perawannya?" tanya Jodi, kapan lagi coba? Dapat uang, tapi perempuan polos dan cantik pula, andai Jodi normal, mungkin hal seperti ini tidak akan dia lawatkan.

Eldar memejamkan matanya.

"Dia hamil, tugas lo selesai," ujar Jodi.

"Gue juga mohon sama lo, gue nggak suka Jodi deket-deket sama dia," jelas Reynal yang juga ada di sana.

Sudahlah, kalau sudah begini Eldar juga kalah, dia sudah menerima uangnya dan memang sudah tidak boleh menyesal juga.

"Pokoknya tuntaskan tugas lo," ujar Jodi.

Eldar hanya menatap keduanya, tidak mengangguk, tidak pula mengiyakan, toh memang Eldar sudah tidak punya pilihan lain lagi.

Ponsel Jodi berdering, sepertinya yang menelepon adalah istrinya.

"Iya sayang, tiba-tiba aja ada proyek aku yang bermasalah, aku harus omongin ini sama temen kerja aku. Kamu tidur aja ya, rumahnya udah aku kunci semua, aman kok satpamnya jaga dua puluh empat jam. Maafin aku ya," jelas Jodi panjang lebar.

Kemudian entah apa yang dikatakan wanita itu dari seberang sana.

"Nggak kok sayang, aku baik-baik aja, aku pasti jaga kesehatan demi kamu," ujar Jodi.

Reynal rasanya panas, sementara Eldar muak sekali mendengarnya.

"Okee sayang, kamu tidur yang nyenyak ya, besok pagi aku langsung pulang."

***


Haiii, semoga belum bosen ya, sebenarnya aku mau banget promosiin cerita ini ke mana-mana, tapi tiap hari rasanya ada aja yang harus dikerjain, jadi nggak sempet-sempet. 


Pokoknya mending ikutin cerita ini dari masih gini deh, takutnya kalau udah rame banget aku jadi nggak sapa-sapa pembaca. 


Wkwkwkw canda ya guys!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top