No Mercy 21
◌⑅⃝●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅⃝◌
"Itu tuduhan. Jelas, itu adalah tuduhan yang tak mendasar sama sekali Xavier. Kukatakan padamu, kau adalah orang pertama dan terakhir yang kuberi tahu mengenai video rekaman tersebut. Tak ada orang lain yang mengetahui hal itu, selain aku, kau, Gale, dan Tuhan."
Xavier tak mengomentari perkataan panjang lebar Elodie, melainkan ia terus menatap tanpa kedip. Jadilah, Elodie mendengkus.
"Kalau kau tak percaya, sudahlah! Pastinya adalah aku mengatakan yang sebenarnya dan kalau kau memang meragukannya, silakan kau yang mencari kebenarannya, Xavier."
Xavier membuang napas. "Sepertinya memang itulah yang akan aku lakukan, Elodie, dan sebaiknya kau mulai mempersiapkan diri dari sekarang."
Perasaan Elodie menjadi tak enak. "Apa maksudmu, Xavier?"
Xavier tak langsung menjawab, melainkan ia bangkit dan berjalan menuju pada Elodie. Tangan terulur, diraihnya dagu Elodie.
Elodie menahan napas ketika Xavier mengangkat wajahnya. Tatapan mereka bertemu dalam satu garis lurus yang tak berjarak jauh. Pada saat itu, ia benar-benar bergeming lantaran sorot mata Xavier terlihat hampa tanpa ada emosi sama sekali.
"Kau jelas tahu apa maksudku, Elodie," ujar Xavier sesaat kemudian. Matanya mengedip sekali, lalu fokusnya justru berpindah pada bibir Elodie yang bewarna merah menyala. Ibu jarinya bergerak naik demi mengusap lipstik Elodie. "Kupastikan kau tak akan bisa mengenakan lipstik lagi."
Tubuh Elodie membeku. Xavier melepaskan dagunya, lalu keluar dari sana.
Elodie melihat pada pintu dengan wajah murka. Jadilah ia membanting serbet makan di atas meja makan. "Sialan kau, Xavier. Kau membuat selera makanku hilang saja."
*
Keluar dari kamar Elodie, Xavier melayangkan pandangan ke seberang lorong. Dilihatnya ada Rory yang berjaga. Ia mengangkat tangan, mengirimkan isyarat, dan Rory datang.
"Ada apa, Tuan?"
Xavier mengernyit ketika berniat untuk menurunkan kembali tangannya. Dilihatnya noda lipstik Elodie. Rory turut melihatnya dan jadilah ia mendeham sembari memasukkan tangan di saku celana, lalu berdecak.
"Bagaimana dengan penjagaan? Apa ada sesuatu yang mencurigakan di sekitar vila?"
Rory menjawab. "Tidak ada, Tuan. Sama sekali tidak ada yang mencurigakan. Semua seperti biasanya."
"Bagus," ujar Xavier sambil mengangguk. "Teruskan penjagaan."
"Baik."
Xavier pergi. Kali ini ia menuju ruang kerja bersama dengan Gale.
Gale menutup pintu. Xavier terus berjalan menuju meja kerja dan ketika ia duduk, adalah tisu yang pertama kali mendapatkan perhatiannya.
Xavier menarik dua lembar tisu. Dihapusnya jejak lipstik Elodie di ibu jari sambil ia bertanya. "Bagaimana penjagaan di vila? Apa ada sesuatu yang mencurigakan?"
Gale berdiri tegap dengan sikap penuh siaga. "Tidak ada yang mencurigakan Tuan. Aku sudah mengecek semua rekaman kamera pengawas selama Elodie tinggal di sini dan semua tampak baik-baik saja."
"Kau yakin?"
"Aku yakin sepenuhnya, Tuan," jawab Gale tanpa ragu. Lalu ia pun menjelaskan. "Keamanan vila masih terjaga seratus persen."
"Baiklah." Xavier melihat jam tangan, lalu membuka laptop di hadapannya. "Sekarang, sepertinya ada rapat yang harus kuurus terlebih dahulu."
Gale mengangguk. Lalu ia keluar dari ruang kerja Xavier dengan satu pemikiran yang melintas di benak. Jadilah ia menuju ke ruang pengawas yang terletak di lantai satu vila tersebut.
Semua pengawal yang berada di ruang pengawas sontak bangkit dari duduk ketika Gale datang kembali. Seingat mereka, baru saja tiga puluh menit yang lalu Gale keluar dari ruang pengawas setelah memeriksa semua video rekaman kamera pengawas selama berjam-jam. Mereka tak bisa berkata-kata mengingat Gale datang dengan cedera yang baru saja diobati tak lebih dari lima jam.
Ternyata obat penenang memang tak pernah benar-benar menenangkan Gale. Berkat kehidupan di masa lalu, ia nyaris tak benar-benar terlelap. Sekalipun obat-obatan berhasil membuatnya tertidur dalam waktu lama, entah bagaimana ceritanya, ia selalu saja terbangun dengan beberapa pemikiran yang seolah telah direnungkannya setelah berjam-jam.
Persis tadi. Ketika Gale tersentak maka matanya langsung membuka nyalang. Ia segera bersiap. Dibukanya lemari yang penuh dengan setelan hitam dan mengambil satu di antaranya. Ia mengenakannya dengan ringkas dan tak melupakan pistol Beretta M9 yang selalu terselip di sarung pistol.
Gale segera menuju ke ruang pengawas. Ia memerintahkan sang kepala pengawas yang bernama Nicco West dan yang lainnya untuk memeriksa semua video rekaman kamera pengawas dari hari kedatangan Elodie ke vila. Pikirnya, tak ada yang mengetahui keberadaan Elodie selama ini dan ia memastikan tak ada mata yang melihat ketika ia membawa Elodie dalam keadaan pingsan dulu. Jadi, ketika penyerang tersebut terasa menargetkan Elodie maka hal pertama yang melintas di benaknya adalah ada mata-mata yang kerap mengawasi vila.
Kemungkinan itu masuk akal. Gale yakin, pastilah ada satu atau dua orang pesaing Xavier yang telah mengetahui vila peristirahatan tersebut. Bisa jadi mereka kerap melakukan pengintaian demi mendapatkan satu atau dua informasi yang berguna.
"Gale, ada apa?"
Gale mendekat. "Aku ingin memastikan sesuatu, Nicco."
Nicco mengangguk. Jadilah ia melangkah mundur sekali dengan maksud untuk memberikan keleluasaan bagi Gale. Namun, sepertinya Gale berpikir lain.
"Aku ingin semuanya keluar dari sini."
Nicco dan yang lainnya mengangguk, lalu segera keluar dari ruang pengawas. Tinggallah Gale seorang diri di sana.
Gale segera melakukan pemeriksaan menyeluruh. Kali ini ia bukan hanya sekadar mengecek video rekaman kamera pengawas berkat benaknya yang memikirkan satu skenario lain, satu kemungkinan yang nyaris terlewatkan olehnya. Bila tak ada yang mencurigakan dengan video rekaman kamera pengawas maka hal lain yang bisa terjadi adalah sistem keamanan telah diretas.
Kemungkinan itu kecil sehingga wajar bila Gale tak langsung membuktikannya. Sebabnya adalah sebagai orang yang akrab dengan sistem keamanan dan penyadapan, ia selalu melakukan pembaharuan sistem keamanan secara menyeluruh.
Gale memiliki jejaring pribadi yang memungkinkan dirinya untuk terus mendapatkan informasi mengenai peralatan cangkih terkini yang digunakan oleh para tenaga militer untuk memudahkan pekerjaan mereka. Disadari betul olehnya, ia harus tanggap akan hal tersebut mengingat para ilmuwan terus berinovasi dalam menciptakan alat yang lebih kecil dan lebih sulit untuk dideteksi.
Semua berlaku baik untuk sistem keamanan maupun penyadap. Sejatinya, mereka selalu beriringan dan Gale akrab dengan keduanya.
Vila Larkspur Hollow tidak hanya memiliki sistem keamanan yang cangkih dan terkini, melainkan Gale juga telah menyisipkan penyadap pribadinya di sana. Bila sesuatu terjadi pada sistem keamanan di vila maka ia akan tetap mengetahui ketidakberesan tersebut.
Jadilah itu yang membuat Gale yakin seratus persen ketika memberi laporan pada Xavier tadi. Penyadapnya tidak menemukan kecurigaan sedikit pun dan semua video rekaman kamera pengawas memberikan validasi tambahan.
Walau begitu Gale menyadari bahwa peluang sistem keamaan telah diretas masih ada. Kemungkinannya adalah ada peralatan yang berada di sekitaran vila.
Gale memasukkan akses pribadi di komputer utama. Ia mulai memeriksa dengan teliti, tetapi ia tak menemukan sedikit pun jejak yang mencurigakan. Sama sekali, tak didapatkan olehnya kerusakan dalam sistem keamanan. Terpenting adalah ia juga tak menemukan stealth cookies—jenis kuki halaman yang dirancang untuk bertahan atau kembali ke perangkat pengguna meskipun pengguna menghapus kuki mereka atau mengatur peramban mereka untuk menolak kuki.
Sistemnya tak mendeteksi keberadaan kuki tersembunyi. Dengan demikian, Gale bisa menarik kesimpulan bahwa memang tak ada masalah pada sistem keamanan. Selain itu jaringan internet dalam keadaan normal dan seperti biasa. Ia pun telah memastikan bahwa perangkat yang terhubung adalah perangkat asli di vila.
Semua kemungkinan telah memberikan jawaban, yaitu tidak. Jadilah Gale terdiam sejenak dan memikirkan kemungkinan skenario lainnya.
Gale tak menemukannya. Dengan sistem keamanan yang masih berfungsi dengan optimal, mustahil bila ada yang menyadap vila.
Untuk terakhir, Gale kembali memeriksa rekaman kamera pengawas. Dilihatnya dengan teliti dan memastikan bahwa memang tak ada yang mencurigakan. Bahkan ia sampai melihat kegiatan para bawahannya ketika sedang bertugas. Mereka pun tampak seperti biasa.
Saat itu disadari oleh Gale bahwa hanya ada tempat di vila yang tak memiliki kamera pengawas, yaitu kamar. Hal tersebut berkenaan dengan privasi. Walau demikian ia memastikan bahwa sistem keamanan pastilah tetap akan mendeteksi keberadaan penyadap sekecil apa pun. Setiap sinyal elektronik tak akan lepas dari sistem keamanan.
Jadilah sekarang Gale bertanya-tanya. Siapa yang mengetahui keberadaan Elodie, selain kami?
*
Rory mengangkat wajah. Dilihatnya awan-awan gelap yang memenuhi langit. Lalu ia merasakan pula angin yang berembus kencang.
Sepertinya akan turun hujan lebat. Jadilah Rory memberi perintah pada semua bawahannya melalui alat komunikasi telinga-dalam. "Jangan lengah. Tetap berjaga."
Hujan lebat memberi peluang. Biasanya, para mata-mata atau penyusup akan memanfaatkan hujan untuk bergerak. Namun, Rory akan memastikan perintah Xavier dilaksanakan dengan sebaik mungkin.
Rory kembali ke dalam vila setelah memastikan keadaan sekitar. Kala itu matahari telah tenggelam dan malam telah tiba. Ia terus melangkah dan menuju pada Gale yang berada di lantai dua, tampak baru selesai memberi intruksi pada pengawal yang berjaga di sana.
"Gale."
Gale beralih pada Rory. "Bagaimana keadaan di luar?"
"Tidak ada yang mencurigakan. Aku sudah melakukan penyisiran secara menyeluruh."
"Bagus. Kalau ada apa pun, segera laporkan padaku."
"Baik."
Bersamaan dengan itu, keduanya mendengar suara halus pintu yang terbuka. Mereka berpaling dan melihat ke seberang, tepatnya pada Xavier yang keluar dari ruang kerja. Dilihat oleh mereka, Xavier berjalan menuju kamar Elodie. Ia masuk dan sempat terdengar oleh mereka suara Elodie berseru sebelum pintu kembali tertutup.
"Aku perlu memastikan satu hal. Kau berencana untuk tinggal beberapa hari di sini atau di kamar ini?"
Gale dan Rory kompak memindahkan fokus mata. Mereka kembali saling pandang, lalu Gale berkata.
"Atur penjagaan. Setidaknya jangan terlalu dekat dengan kamar Elodie untuk situasi-situasi tertentu."
Rory mengangguk, sepenuhnya paham. "Baik, Gale."
Rory beranjak sementara Gale tetap di sana untuk beberapa saat. Ia melihat ke kamar Elodie dan membuang napas panjang. Dalam hati, ia penasaran, apakah yang akan dilakukan Xavier kali ini?
*
bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top