PISANG✨ Part 2

Nanase Riku heran kenapa setiap kali ia pulang ke mansion utama, Tenn selalu bad mood. Marah-marah tak jelas sampai berakhir ia diusir tidur disofa. Pernah sekali ia pada kekasih hatinya dan setelah itu ia berjanji tidak akan protes lagi jika mengingat perutnya yang kram seharian setelah ditonjok bak seorang binaraga profesional oleh Tenn.

Tapi Riku tidak tahan lagi, disuruh tidur disofa tak apa, dihajar meskipun sakitnya minta ampun juga tak apa, asalkan Tenn-nya masih mau memberikan jatah 'Iya-Iya' dan memasakkan makanan untuknya setelah pulang bekerja. Tapi sudah satu minggu Tenn hanya berdiam di mansion utama Nanase sembari mengurus Terra kecil yang baru berusia lima bulan. Ketika Riku pulang, ia tidak disambut oleh suara lembut dan pelukan, Tenn bahkan lebih memilih untuk berbicara dengan Terra daripada Riku sewaktu ditanya mana sambutannya. Tidak hanya sampai disitu saja kekejaman kekasih hatinya, makanan pengisi perut pun tidak disiapkan malah para pelayan yang disuruh menyiapkan makanan untuk Riku, bahkan Tenn tidak ingin dipeluk atau dicium. Ada apa gerangan dengan istrinya?

Riku tidak mau berpikir yang tidak-tidak. Ia tidak ingin malah berpikiran buruk jika cinta Tenn pada Terra anak mereka yang akan mewarisi sejuta kekejian kedua orang tuanya saat dewasa kelak terlalu besar dan berniat mencampakan Riku, dan jika hal itu benar-benar terjadi Riku sekalipun tidak tega membunuh Terra meski dirinya mendapat julukan 'Pembunuh Berdarah Dingin' dikalangan dunia bawah. Demi Tuhan, Terra masih berusia lima bulan dan belum terkontaminasi oleh kejamnya dunia orang tuanya.

"Sebenarnya kau ini kenapa?" tanya Riku diminggu pagi yang cerah sewaktu ia baru saja tiba di mansion utama.

Tenn masih diam sambil memindahkan siaran televisi.

"Kau tidak menjawabku? Kau kenapa sih sebenarnya?" tanya Riku sedikit emosi.

Tenn masih saja diam meski tahu kalau pria yang telah menjadi suami sahnya hampir lima purnama itu kini sumbu kesabarannya menipis.

"Tenn-nii." geramnya.

Tenn masih terdiam, tidak ada tanda-tanda untuk membalas ucapan Riku. Beruntung posisi Tenn sewaktu Riku menemukan dirinya adalah kamar mereka berdua, seandainya di kamar Terra mungkin Tenn akan langsung menyuruh Riku keluar sekarang juga.

Riku menghembuskan nafas, ia tahu jika terbawa emosi Tenn juga akan semakin keras kepala. Akhirnya ia mengalah dan berkata dengan lembut, "Tenn-nii, ada apa denganmu, sayang? Kenapa satu minggu belakangan ini kau berubah? Kau tidak seperti dirimu yang dulu. Kalau aku ada salah padamu bilang saja, sayang, jangan diam begitu."

Tenn masih saja melanjutkan aksi diamnya.

Riku yang sudah tidak tahan terus di diamkan mendekati istrinya dan merangkulnya erat dari belakang, sambil menempelkan bibirnya di surai baby pink istrinya ia berkata dengan suara yang tertahan bak sedang bergumam, "Apa ada sesuatu yang mengganggumu, sayang? Katakan jika ada sesuatu yang mengganggumu, ceritakan saja padaku atau aku ada salah padamu? Bilang sayang, aku mana tahu kalau kau diam begini terus."

Tenn langsung berbalik dan melotot, "Kau tidak tahu apa salahmu, Riku? Kau benar-benar tidak tahu?!" ucap si surai baby pink murka.

Riku kaget dengan reaksi Tenn, untung pelukannya tidak dilepas dan ia kembali menjadi sasaran amukan gozila Tenn. Tapi disisi lain ia bingung kenapa Tenn bisa semarah ini. Memangnya kesalahan apa yang sudah Riku perbuat?

"Kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya dan memangnya aku salah apa sama, Tenn-nii?"

Tenn memalingkan wajahnya.

"Sayang?"

Riku menghela nafas lagi, kali ini lebih berat daripada sebelumnya. Ia sedikit emosi dengan sikap Tenn yang mirip perempuan PMS namun dirinya juga takut menyakiti sang surai baby pink yang sudah bersusah payah dimenangkan hatinya oleh Riku.

Riku jadinya serba salah dihadapan Nyonya Nanase satu ini. Tapi tenang saja ia pasti bisa memenangkan hati Tenn seperti sebelumnya, karena saat perjalanan pulang tadi Riku sempat berhenti ditoko buah-buahan dan membeli setandan pisang besar yang pernah Riku sembunyikan (Di chapter Pisang 1) sebelum ketahuan oleh Tenn dan berakhir dengan terapi memuaskan untuk Riku jr dari Tenn.

"Tenn-nii sebenarnya kenapa? Aku mana tahu kalau Tenn-nii diam terus begitu. Sudah seminggu ini Tenn-nii marah tidak jelas padaku. Aku pulang kerja lelah bukannya disambut pelukan dan disiapkan makanan malah dicuekin. Suami mana yang tahan dibegitukan, Sayang?"

Lucian nan jauh digerbang Neraka bersama Malaikat Riku yang sedang bertugas hanya bisa meringis kecil, "Ini sesi curhat ya?"

Oke abaikan saja, back to story.

"Lho, memangnya siapa yang menyuruh Riku terlalu sibuk bekerja?" balas Tenn emosi.

"Aku bekerja keras untukmu, untuk kita, untuk Terra anak kita." balas Riku tak kalah emosi.

"Oh, Riku bekerja keras untukku? Jadi Riku pikir jika Riku bekerja sampai lembur tiap malam untuk kebahagianku? Asal Riku tahu saja, aku sama sekali tidak bahagia!" Tenn emosi maksimal.

Otak Riku mulai bereaksi. Jadi itu alasannya kenapa akhir-akhir ini Tenn marah. Ternyata karena dirinya sering lembur dikantor. Memang akhir-akhir ini pekerjaannya cukup menumpuk karena satu dan dua musuh dalam selimut yang memaksanya untuk terus berada di ruangan rahasia ataupun kantor samaran di dunia normal.

Riku tersenyum lebar sembari memberikan barang bawaannya ke pangkuan Tenn, "Jadi Tenn-nii marah karena aku lembur terus?"

"Jelaslah, istri mana yang tidak marah jika suaminya pulang pagi pergi pagi. Riku hanya ada di rumah ketika hari minggu saja." tangannya yang semula bergerak membuka barang dipangkuan terhenti, manik mawar lembutnya berbinar kala melihat isi di dalamnya, "Pisang~" gumamnya bahagia.

"Tapikan aku pulang pagi pergi pagi hanya untuk mencari rejeki buatmu, sayang." jawab Riku.

Sudut bibir Riku melengkung dengan sempurna saat melihat reaksi yang diberikan oleh Tenn. See? Sangat mudah mengembalikan moodnya.

"Tapi aku meriang, Riku!"

"Tenn-nii, sakit?" Riku langsung memegang dahi Tenn, "Tidak demam kok."

"Bukan meriang karena demam, Riku!" sembur Tenn.

"Lalu apa sayang?"

"Aku meriang merindukan kasih sayang," ujar Tenn sambil tersipu malu.

Oh, jadi Tenn ternyata mau dimanja-manja dan akhir-akhir ini Riku sibuk makanya Tenn ngambek berat. Andaikan Riku tahu dari awal, mungkin ia akan pulang lebih cepat dan menghabiskan waktu bersama Tenn.

"Hei," lengan si cantik dicolek. "Aku minta maaf, sayang. Masih marah, ya?"

"Hm," Tenn hanya bergumam sambil memakan pisang dengan santainya.

"Bagaimana kalau sekarang kita pindah ke ranjang? Lagian aku sudah tidak tahan, sayang. Aku sudah sangat merindukanmu."

Manik mawar lembut Tenn terbuka lebar. Mulut yang semula hendak menggigit pisang terhenti hingga membuat pisang itu kini terkulum di dalam mulutnya.

"Lho, bukannya Tenn-nii meriang merindukan kasih sayang?"

"Tapi ini masih pagi, Riku." jawabnya dengan pipi bersemu merah dan kini menghabiskan pisang pertamanya dengan cepat.

"Memangnya kenapa kalau masih pagi? Tenn-nii tidak mau?" tanyanya menggoda Tenn yang kini meletakkan sampah kulit pisang ke dalam plastik.

Yah mau, tapi--Hei!" Tenn belum menyelesaikan kalimatnya ketika Riku menggendongnya dan membaringkannya di atas kasur King size.

"Riku." Tenn terbaik tepat di bawah Riku. Manik crimson dan mawar lembut saling beradu tatap, berusaha memenjarakan satu sama lain dalam pesona mereka.

"Hm? Kenapa, sayang?" Riku mengelus pipi Tenn dengan perlahan seolah takut menyakitinya. Tatapannya seolah tidak bosan mengagumi sosok Ratu hati yang selama ini selalu menjadi pusat poros kehidupannya.

"Bukannya tadi Riku lapar--" Tenn yang berusaha bangun kini di dorong oleh Riku dengan perlahan agar kenbali berbaring.

"Iya sayang, aku lapar. Tapi akunya mau makan kamu." Riku menyeringai dan kini lidahnya bergrilya di daun telinga Tenn.

"Ahh~ R-riku~" Tenn menjambak surai crimson Riku dengan spontan, mulutnya terus menerus menyebut nama Riku dan Riku.

Akhirnya masalah yang terjadi diantara Kepala keluarga Nanase dan Nyonya utama Nanase kini terpecahkan. Ternyata Tenn ngambek karena meriang.

Ditemani alunan nada meresahkan dari arah kamar Kepala keluarga Nanase yang untungnya ruangan itu kendap suara, sesosok pemuda yang sebelumnya berada di gerbang Neraka kini menemani baby Terra dan mengajak anak itu berfoto dalam berbaagi sudut tanpa takut ketahuan toh orang tuanya sedang melakukan kegiatan Nana Nini.

.
.
.
.
.
.

PISANG THE END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top