25. Who is Queen (End)

Seru? Apa maksudnya?

Karin berdecak. "Jangan memasang raut wajah seperti itu! Oh ya, aku pergi dulu. Aku tak mau Shion curiga, akan ku temui kalian nanti. Aku akan menceritakannya" ucap Karin sebelum berlalu meninggalkan empat pria bodoh itu.

Ah~ senang juga menjadi orang baik. Bisa melihat ekspresi wajah bodoh itu! Batin Karin senang.

Sebenarnya, mereka -Naruto, Sasuke, Sai dan Shikamaru, tak mengerti dengan semua ini. Mulai dari Kehidupan gadis-gadis itu, lalu rentetan-rentetan kejadian masa lalu mereka, lalu hubungan mereka dengan si Queen-queen ini, dan sekarang mereka juga tak mengerti dengan Karin.

Padahal niat mereka diawal itu untuk mengikat Hinata, Sakura, Ino dan Temari untuk menjadi kekasih mereka dengan ide briliant itu 😎

Dan juga, satu fakta lagi yang harus kalian tahu, selama ini, Naruto, Sasuke, dan Sai yang tak mengerti dengan keadaannya. Kalau Shikamaru sih lumayan pahamlah. Masa iya, IQ-nya yang 200 itu gak mampu buat nyerna keadaan ini? Kan malu sama kutjing 😏

"Arggh! Aku tak paham dengan semua ini! Benar-benar menyebalkan!" Gerutu Naruto sebari menjambak rambutnya sendiri. Dia sudah gak mengerti lagi.

"Diam, baka!"

"Cih, merepotkan!"

"Hm. Oh ya, sekarang pelajaran siapa?"

"Ibik-- ASTAGA!! TUGAS!!" Teriak Naruto heboh, Sasuke, Sai dan Shikamaru membelakkan matanya.

Benar!

Mereka lupa kalau hari ini mereka harus mengumpulkan tugas Makalah yang berisi 30 lembar itu! Arghh!

"Kita cari Sakura sekarang!" Sasuke dan yang lain langsung bergegas mencari Sakura, Hinata, Ino dan Temari.

***

"Hanya kalian berempat saja yang mengumpulkan?" Tanya Ibiki-sensei pada ke-empat gadis yang ada di hadapannya itu.

"Ha'i sensei. Hanya kami" Ibiki-sensei mengangguk.

"Makalah ini saya terima. Lain kali, jangan membuat kesalahan, saya tidak suka itu. Dan juga, hukuman kalian sudah saya cabut. Hanya tinggal Naruto, Sasuke, Shikamaru, dan Sai jika kalian bertemu mereka, sampaikan pada mereka untuk menemuiku di jam terakhir" Ke-empat gadis itu mengangguk patuh

"Baiklah, kalian boleh pergi!" Ucap Ibiki-sensei seraya merapikan lemari khusus miliknya untuk menyimpan Makalah yang dibuat oleh Hinata dan teman-temannya.

"Baik Sensei. Argatou!"

***

"Dimana mereka?!" Kesal Shikamaru yang tak kunjung menemui ke-empat gadis itu.

Mereka sudah mencari ketempat-tempat yang ada di sekolah ini, mulai dari Kantin, taman belakang sekolah, atap sekolah, kamar mandi dari lantai yang paling bawah hingga yang teratas, bahkan tempat yang terlarang untuk mereka pijak --Perpustakaan.

Tapi tetap saja, mereka tak menemukannya. Hanya tinggal satu tempat lagi, yaitu ruang kelas mereka. Tempat yang --entah kenapa menjadi menyeramkan untuk ke-empat pria remaja ini.

"Ahh sudahlah. Aku tak peduli lagi pada tugas itu!" Sai merenggangkan ototnya yang terasa pegal karena berjalan dan berlari kesana kemari mencari Ino-pig nya itu.

"Lagi pula, bukankah mereka sudah mengerjakan tugas kita? Untuk apa kita mencari mereka?" Sasuke mendengus mendengar penuturan Shikamaru.

"Aku punya firasat buruk pada mereka. Kupikir, mereka melakukan sesuatu yang akan merugikan kita mengenai tugas sialan itu" Ucap Sasuke sebari bersidekap dada dan menyandarkan punggungnya di dinding sekolah.

Shikamaru dan Sai mengangguk paham. Benar juga, mereka pasti membuat ulah lagi.

"Jika itu benar, maka mereka dalam masalah!"

Naruto mengernyit tak paham. "Ada apa?"

"Diam baka!"

Ck. Naruto berdecak kesal. Lagi dan lagi, sepertinya haya dia yang bego disini --Emang 😎

***

Kushina menatap suaminya yang kinu sedang disibukan dengan tumpukan-tumpukan kertas yang sangat membosankan. Bahkan sang suami sedari tadi memijat pangkal hidungnya karena lelah menatap tumpukan-tumpukan kertas itu secara bergantian.

"Jangan paksakan dirimu, Minato" Kushin berjalan menghampiri suami kuningnya itu.

"Aku harus bekerja keras Kushina, kau tahukan ini aku lakukan untuk keselamatan mereka?" Ucap Minato seraya menggenggam lengan istrinya yang sedang memijit bahunya

"Iya aku tahu, tapikan kita sudah meminta bantuan pada Nagato-chan untuk masalah ini" Minato terkekeh mendengar sebutan istrinya pada adiknya.

"Aku yakin, jika Nagato mendengar sebutan itu lagi maka dia akan marah besar. Lagi pula kenapa kau terus menyebutnya seperti itu? Dia sudah besar Kushi-chan, bahkan Karin seumuran dengan Naruto"

Kushina mendengus. Uzumaki Nagato, adik kecilnya yang terpaut satu tahun dengannya dan jangan lupakan kalau Nagato memiliki mata unik, Nagato merupakan Ayah kandung Karin. Nagato dan Kushina begitu dekat dulunya, bahkan saat mereka masih muda ada yang menyebut kedekatan mereka seperti pacaran. Karena saking dekatnya, tapi saat Nagato sudah mulai beranjak berumur 20 tahun dan bertemu dengan Konan, semuanya berubah. Konan seakan merebut perhatian Nagato padanya.

Katakan kalau Kushina itu childish.

Tapi itu memang benar. Nagato menjadi memprioritaskan Konan dibanding dengan Kakaknya.

"Bagaimana pun dia tetap adik kecilku. Tak akan pernah berubah, walau dia sudah memiliki cucu sekali pun!" Minato kembali terkekeh, istrinya itu memang keras kepala.

"Oh ya, apa orang-orang suruhanmu sudah menemukan dimana makam sahabatku?" Tanya Kushina yang membuat raut wajah Minato kembali serius.

"Belum, setidaknya incaran kita bukan mencari makam itu tapi orang itu" Kushina mengangguk-anggukan kepalanya

KRIING

Suara telepon genggam milik Minato berbunyi, dengan segera Minato melihat nama yang ada dilayarnya.

Malaikat Maut Uchiha
Is calling you

✔ ❌

"Siapa?" Tanya Kushina penuh selidik saat melihat nama penelfon ada kata 'Malaikat'

Minato cuman tersenyum kikuk lalu mengangkat telfon itu.

"Moshi-moshi" terdengar suara decakan dari si penelfon

"Lama sekali kau menjawab, Kuning!" Minato hanya meringis mendengar suara tegas itu

"Maaf"

"Ck. Bodoh mu tak berkurang"

"Hehe"

"Aku akan langsung saja, dimana kau sekarang?"

"San Fransisco. Kenapa?"

"Dengan?"

"Tentu saja istriku"

"Kapan kau pulang?"

"Kenapa? Kau merindukanku ya?"

"B-bodoh! Te-tentu saja tidak! Untuk apa merindukan manusia kuning bodoh menyebalkan sepertimu. Aku hanya ingin memberitahumu untuk memeriksa saham perusahaanmu"

Minato mengerutkan dahinya "Untuk apa?"

"Begini, saham di perusahaanmu menurun atau tidak? Soalnya tadi Inoichi menelfonku untuk melihat keuangan perusahaanku"

"Lalu?"

"Katanya entah bagaimana keuangan perusahaannya menurun 50%. Menurutnya ada yang tidak beres. Lalu setelah ku periksa saham di perusahaanku, ada kehilangan 20% di cabangku yang ada di Jerman"

"Memangnya kau dan Inoichi tidak memeriksa karyawan kalian? Siapa tahu ada musuh dalam selimut?"

"Kau tahukan, bagaimana selektif nya aku saat memilih karyawan bukan? Mana mungkin salah satu karyawanku melakukan hal yang merugikan untuk diri mereka?"

Benar juga. Fugaku itu tipekal pria yang terlalu hati-hati

"Sebaiknya kau priksa terlebih dahulu, jika ada yang aneh. Hubungi aku ataupun Inochi, kita harus bertindak"

"Ya. Terimakasih Fugaku!"

Piip

Telfon dimatikan, Kushina menatap Minato dengan raut wajah bingung. Minato tidak memperdulikan tatapan istrinya lalu keluar berjalan menuju lantai 5 -tempat karyawan-karyawan biasa, dan Kushina mengikuti arah sang suami. Entah kenapa perasaannya tidak enak.

BRAAK

"T-tuan?!" Pekik semua orang yang ada disitu saat mendengar suara gebrakan pintu yang dilakukan Tuannya itu

Dengan segera mereka berdiri dan membungkuk kan badannya hormat.

"Untuk semua bagian admin dan bagian pengelola saham keuangan perusahaan. Cepat periksa keuangan kita dan laporkan semua hal, termasuk ada yang aneh. Kutunggu laporan kalian, sekarang!!"

Setelah mendengar instrupsi langsung dari atasan mereka. Mereka langsung kocar-kacir membuat laporan keuangan. Mendengar suara tegas Minato yang tidak seperti biasanya membuat mereka tidak bisa membantah atau apapun itu.

Sepertinya keadaan memang sedang memburuk, batin Kushina

"Sebaiknya kita kembali ke Ruanganku, Kushina" Kushina tak banyak membantah. Ia hanya menuruti kemauan suaminya.

Tak lama, sekitar 20 menit. Laporan Keuangan milik perusahaannya sudah selesai. Baik perusahaan yang ada di Tokyo, di San Franssisco ataupun yang di cabang lainnya.

"Ini laporannya Tuan" ucap salah satu karyawannya. Minato segera mengambil laporan itu dan membacanya, dan membiarkan si pengantar laporan itu pergi dari ruangannya.

"Sialan!!!" Umpat Minato seraya melemparkan Laporan itu kesembarang arah. Kushina yang kaget langsung mengusap lengan kanan suaminya untuk menyabarkan hatinya

"Ada apa Minato?"

"Orang sialan itu mengambil setengah saham kita!! Bahkan milik yang lain juga!!! Shit!!" Kushina membelakan matanya.

***

"Kkk~~ maaf aku berubah haluan. Sepertinya bukan hanya anak kalian yang harus menderita. Tapi semuanya harus terbagi rata" ucap Queen seraya menyesap tehnya.

Tok tok

"Masuk!"

"Maaf menganggu Nyonya. Aku hanya ingin memberikan ini" Queen menerima map merah yang diberikan oleh salah satu penjaganya itu.

Seketika senyum di wajah Queen semakin merekah. "Semua saham mereka telah berada ditanganmu setengahnya Nyonya"

"Terimakasih.. aku senang mendengar ini... kau tidak jadi mati. Jadi kau boleh meninggalkan ruangan ini!" Titah Queen yang membuat orang itu langsung membungkuk hormat. Setidaknya ia bersyukur tidak jadi mati ditangan kotor milik Queen

Saat baru saja orang suruhan Queen itu menyentuh gagang pintu. Suara instrupsi Queen terdengar.

"Satu lagi tugas untukmu"

"A-apa itu Nyonya?"

Queen bangkit dari duduknya dan menyimpan gelas teh antik itu secara perlahan lalu membalikan badannya menghadap robekan foto diatas mejanya lalu tersenyum mengerikan.

"Sepertinya mereka harus mendapat sapaan ramah milikku sekarang"

***

Sekarang, di Konoha Hight School tepatnya di ruang kelas pelajaran Ibiki-sensei Naruto, Sasuke, Sai dan Shikamaru berdiri dihadapan kelas dengan kedua tangan di telinga dan kakinya mengangkat satu

"Mana tugas kalian?" Suara bass milik Ibiki-sensei membuat suasana benar-benar mencekam

"Maaf sensei"

"Aku bertanya dimana tugas kalian. Bukan untuk mendengar permintaan maaf!"

Uhh.. menyebalkan!

"..."

Ibiki-sensei mendengus menahan amarahnya. Dengan wajah datar nan menyeramkan Ibiki-sensei melipat kedua tangannya didepan dada lalu berdiri mendekati ke-empat murud nakal itu. Tangan kanannya sudah memegang penggaris segitiga kayu.

Glek

Ini pertanda buruk!

Tangan kanan Ibiki-sensei mengangkat penggaris itu tinggi. Ke-empat murid nakal itu memejamkan matanya siap menerima pukulan dari penggaris itu. Sedangkan Hinata, Sakura, Temari dan Ino menatap mereka penuh kemenangan.

Tok tok

Suara ketukan pintu membuat suasana mencekam di kelas itu sedikit teralihkan. Tangan Ibiki-sesnsei pun turun, Naruto, Sasuke, Sai dan Shikamaru bernapas lega. Ibiki menatap pintu itu kesal lalu dengan langkah berat Ibiki-sensei membuka pintu tersebut.

Nampak Anko-sensei dan Asuma-sensei juga dengan seorang wanita yang --entah namanya siapa.

"Ada apa?"

"Maaf menganggu jam pelajaranmu Ibiki-san, kami disini atas perintah Tsunade-sama untuk memperkenalkan guru bimbingan khusus untuk murid-murid nakal yang ada dikelas ini!" Mata Anko menatap ke-emlat murid pembuat onar itu dengan tatapan menyeramkan. Ibiki mengangguk lalu mempersilahkan guru khusus itu masuk

"Hari ini, pelajaran akan saya kosongkan" semua murid langsung riuh bergembira

"YEAHHH!!!"

"Dengar! Saya belum selesai bicara!!" Semua murid kembali terdiam saat mendengar suara berat nan tegas milik Ibiki-sensei yang membuat siapa saja akan merinding mendengarnya. Kek kunti ya merinding 😏

"Hari ini kalian kedatangan guru bimbingan khusus untuk kalian dan kau! Perkenalkan namamu!"

Guru bimbingan khusus itu mengangguk kaku. Lalu berjalan kearah tengah dan mulai memperkenalkan namanya

"Perkenalkan, aku guru bimbingan khusus disini. Tugasku adalah membimbing murid-murid yang memiliki masalah disekolah, murid-murid yang nakal akan kuberikan bimbingan menjadi lebih baik. Jadi kumohin bantuannya!" Ucap guru itu lalu membungkukan tubuhnya sopan

"Ada pertanyaan?" Tanya Ibiki-sensei.

Hinata yang ada di bangkhu depan langsung mengacungkan tanganya. "Ya, Hinata"

"Siapa namamu sensei? Kau tak mengenalkan namamu barusan!"

Guru baru itu langsung tersenyum licik seakan melihat incarannya yang sudah mulai terpancing.

"A-ah ya aku lupa... Namaku, Mei Terumi. Kalian bisa menyebutku Mei-sensei"

Ini akan menarik, ne? Bahkan mereka tak mengenali musuh mereka. Batin Mei Terumi dengan devilsmirk miliknya

***

TBC

Hola minna-san. Blue muncul kembali wkwk~

Sori baru muncul, Blue nungguin Notebook Blue bener. Eh pas udah bener malah wattpad Blue error, jadi Blue ketik ulang di HP :')

Ah ya, Blue juga mau minta maaf sebelumnya. Tapi Blue harus nyampein ini.

Please untuk kalian yang silent readers, tolong muncul. Caranya gampang kok, cuman klik bintang yang ada di pojok kiri.

Liat nih

Perbedaan yang baca sama yang vote jauh banget ya...

Apa lagi kalau blue liat dari part-part sebelumnya semakin lama semakin turun. Apa ini efek di private?

Padahal kalau di private kan silent readers muncul, ini muncul gak ninggalin jejak.

Sedih akutu kalau diginiin :'(

Tapii...

Aku bersyukur banget kalau cerita ini banyak yang suka. Diliat dari segala sisi cerita ini bobrok banget. Dari awal sampe sekarang, jauh banget. Kayak keluar jalur cerita. Jujur aja nih ya, aku itu bikin cerita ini sama sekali ga ada persiapan, nulis dadakan dan ide seadanya. Dan aku juga bersyukur, ini semua diluar ekspetasi aku.

Intinya, aku mohon kerjasamanya sebagai penulis dan pembaca.

Wah bacotan aku banyak juga... (lumayan buat nambah kata wkwk)

Ok thanks yang udah baca. Dan aku gak bakalan bosen buat ngasih tau kalian terus

DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT
BANYAK VOTE DAN COMMENT MAKA SEMAKIN CEPET AKU UPDATE!!!

THANKS~~ 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top