13. Dinosaurus Terminal Arjosari
Kami menemui adanya penampakan berupa dinosaurus berkeliaran di Terminal Arjosari. Kami mohon bantuan dari Kajineman Watugong untuk membantu mengatasi masalah ini.
Aku berkedip dua kali, tiga kali, lima kali dengan cepatnya. Kukucek mataku untuk memastikan bahwa diriku tidak salah membaca laporan pengaduan itu. Kubolak-balik lembar pengaduan, melipat-lipat lalu membukanya kembali hingga lecek. Apa yang tertulis di lembar itu pun tidak berubah.
Hampir secaturwulan berlalu setelah Pengadil Bidat memasuki kota, secaturwulan setelah Perang Dingin Astral bermula, kami selalu mendapatkan laporan-laporan pengaduan yang masuk dari Pengawas Perang Dingin Astral. Namun, sejauh ini, ini yang paling jauh. Mbah Mualim melakukan inkuiri kepada pengirim laporan, tetapi tampaknya si pelapor ngeyel bahwa apa yang ditemuinya di Terminal Arjosari benar adanya.
"Pelapor merupakan penumpang bis malam, sejauh ini, beberapa laporan aneh yang terjadi di Terminal Arjosari mengungkapkan hal yang sama," ujar Mas Danang.
"Dinosaurus? Astral berupa dinosaurus? Mana ada dinosaurus jadi-jadian yang menampakkan dirinya di antara kegelapan?" tukasku penuh dengan keraguan. Aku menyangka kalau ini adalah omong kosong belaka.
"Lah, Gandharwa—"
Beliau ini, makin ke sini makin ke sana.
"Gandharwa bukan spesies dinosaurus, Mas Danang!"
"—Sudah ada empat pelapor yang melaporkan hal yang sama, lho. Keempat pelapor sama-sama merupakan penumpang bis malam—"
"Aku harap itu hanya ilusi komputer atau ilusi lampu—"
"Sayangnya tidak."
Aku berhenti mendebat Mas Danang untuk mengambil napas sejenak.
Aku pun menggeleng. "Aku tidak percaya, ini konyol."
"Meski ada empat pelapor berturut-turut dalam dua hari ini yang melaporkan kejadian yang sama?" Mas Danang mengejar pernyataanku.
Aku pun terdiam. Tentu saja, empat pelapor bukan lagi sebuah kebetulan. Dinosaurus jadi-jadian tiba-tiba berkeliaran. Penumpang yang turun di Terminal Bis Arjosari pun menjadi korban penampakan. Namun, seabsurd apa orang yang menginginkan penampakan ini menjadi sebuah kehebohan? Kami berdua, mau tidak mau harus pergi ke Terminal Arjosari untuk memastikan, bahwa kehebohan ini adalah sesuatu yang tidak diada-adakan.
*****
Oke, mereka benar.
Ketika jam menunjukkan pukul sebelas malam, di antara gelap malam di terminal bis yang sudah diisolasi, kami melihatnya.
Dinosaurus. Ya. Dinosaurus. Mungkin lebih spesifik, dinosaurus itu adalah seekor Triceratops setinggidua kali tinggi bus tingkat dan sepanjang truk gandeng. Sejauh ini, ini adalah anomali astral yang paling jauh, paling absurd, dan paling anakronis yang pernah kami tangani. Dinosaurus itu seperti hanya menampakkan dirinya di area terminal, tanpa menimbulkan kerusakan fisik yang berarti. Meski begitu, ketika ia bergerak, terlihat seperti asli. Dilihat dari anomalinya, dinosaurus ini seperti sebuah 'proyeksi astral' yang tidak sempurna.
"Ya Allah! Dinosauruse asli! Bagaimana ini!?" seruku ngeri.
Dengan entengnya, Mas Danang menjawab, "Gampang, kita tinggal memburunya."
"Memburu dengkulmu! Kita tidak sedang main Pemburu Monster, Pak!?"
"Kaupikir ini asli? Ingatkah kamu bagaimana Gusti Allah bersabda dalam mimpi tiap umat manusia?"
Hantu adalah ilusi. Hantu adalah sebuah kebohongan.
Kemudian aku pun teringat berita beberapa hari kemarin. Aku pun mengamati daerah di sekitar dinosaurus, hingga aku melihat sebuah benda yang tidak asing. Dengan cepat, aku berusaha untuk berlari ke arah benda yang tergeletak di pinggiran jalan raya.
Sebuah kalung, yang terdiri dari untaian tulang-tulang yang membentuk seperti rangkaian dinosaurus mini. Tulang-tulang tersebut mirip seperti penampakan Triceratops yang kini menjadi buah perbincangan para penumpang bis malam. Ya, Triceratops yang sama, yang menyangka kalau dunia masih seperti zaman purba. Sayang sekali, Triceratops itu terjebak dalam anakronisme yang memaksa mereka untuk muncul di zaman edan seperti ini.
Aku mengamati kalung tersebut. Sekilas ada bercak darah kering yang mengotori sebagian tulang-tulang di kalung itu. Aku kiranya tahu siapa pemiliknya. Pemilik yang telah tiada empat hari lalu. Aku mendengar berita tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi tepat di depan Terminal Arjosari. Bis yang ugal-ugalan, rakus memakan jalan hingga menabrak sebuah sepeda motor yang berlawanan arah dengan bis tersebut. Korbannya adalah seorang mahasiswi perantauan semester tiga.
Sesungguhnya kami hanyalah milik-Mu dan kami akan kembali kepada-Mu. Semoga Tuhan menyinari jalan gelap kami.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top