10. Tanah Singasari Jatuh Dalam Satu Pagi

Dia datang.

Dia datang ketika Pengadil Bidat telah menguasai markas Biro Bawah Tanah cabang Tanah Singasari. Melalui suaranya, ia titahkan kepada pengikutnya untuk menunggu hingga satu jam lagi. Sementara itu, beberapa simpatisan berpisah dari rombongan inti, bergerak menuju kantor-kantor radio di seluruh Tanah Singasari. Tiada yang dapat mengerti, Biro Bawah Tanah jatuh dalam satu hari, Tanah Singasari jatuh dalam satu pagi. Warga yang menyaksikan kejatuhan itu hanya berdaya kecil, bergidik ngeri.

"Pengadil Bidat ... huh? Siapa sebenarnya mereka? Aktor bersenjata non-negara dari Tanah Tak Bertuan? Mau apa mereka? Berbondong-bondong berbaris memasuki Tanah Singasari, merebut kantor cabang Biro Bawah Tanah dalam satu pagi, kemudian melucuti pengaruh Biro Bawah Tanah dalam satu hari." Salah seorang anak magang bertanya padaku.

Ketua memintaku untuk menemani anak-anak magang melakukan peliputan long march Pengadil Bidat di Tanah Singasari. Tanda yang kudapat di atas langit Tanah Singasari pagi-pagi buta tadi, tergambar semua dalam rangkaian peristiwa sedari pagi ini.

Anak magang yang lainnya menimpali, "Retaliasi ... atas apa yang dilakukan oleh Biro Bawah Tanah di Tanah Tak Bertuan."

"Kekejian Tanah Tak Bertuan." Aku menambahi dengan menyebutkan sebuah nama peristiwa di masa lalu.

"Kekejian Tanah Tak Bertuan?" Anak magang pertama tampak kebingungan.

"Atas inisiasi dari cabang Tanah Singasari, Biro Bawah Tanah mencoba untuk melakukan ekspedisi impunitas atas kerusuhan yang terjadi di Tanah Tak Bertuan dalam satu malam. Mencoba untuk menyalahkan semuanya pada orang-orang yang tidak bersalah.

"Lalu?"

"Bisa kaulihat sendiri hasilnya."

Aku kini dapat melihat, puluhan orang digiring keluar dari kantor Biro Bawah Tanah. Tangan mereka diborgol ke belakang, sedangkan mata mereka diikat oleh kain penutup. Di antara para Pengadil Bidat itu, seseorang yang diduga sebagai 'pimpinan tertinggi' Pengadil Bidat, berjalan di belakang barisan puluhan anggota Biro Bawah Tanah yang kini menjadi 'tahanan perang.

Dia adalah orang yang kucari. Penyambung lidah rakyat Tanah Tak Bertuan. Sang jendral, sang orator, sekaligus sang pemimpin.

Pemimpin para Pengadil Bidat.

*****

Dia datang.

Pemimpin para Pengadil Bidat itu pun datang ke Tanah Singasari. Tempat yang tiada pernah ia kunjungi. Kini, mimpinya untuk mengendalikan arah perubahan pun terjadi. Tanah Singasari jatuh dalam satu hari.

Dia datang untuk memberikan pesan kepada umat manusia di Tanah Singasari. Kehebohan yang terjadi dalam satu hari itu membuat para warga jadi saling bertanya satu sama lain. Melempar spekulasi dengan diiringi nada keresahan dan kegelisahan. Tidak ada polisi, satpol PP, bahkan tentara yang menghalangi jalan barisan Pengadil Bidat. Seolah mereka 'dibiarkan' memasuki Tanah Singasari. Seakan Pengadil Bidat dan Biro Bawah Tanah diberikan ring tinju untuk menumpahkan darah satu sama lain.

Para polisi hanya berjaga di daerah-daerah padat penduduk, sembari melakukan rekonstruksi pengalihan arus lalu lintas. Militer melakukan pembatasan di perbatasan Tanah Singasari, sehingga arus masuk ke kota ini pun berkurang. Satpol PP dan Brigade Mobil bertugas apabila ada pertikaian meluber ke daerah penduduk atau kampus-kampus.

Beberapa petinggi militer ada yang melihat ini sebagai bentuk pengkhianatan kepada negara. Namun, hingga dua kali empat puluh delapan jam sejak Tanah Singasari jatuh, negara belum memberikan statemen apapun. Beberapa pejabat kepolisian mengatakan bahwa patroli akan dilakukan di jalan-jalan Tanah Singasari untuk menjaga kondusivitas. Pejabat militer di Tanah Singasari mengatakan bahwa situasi sipil di kota itu pun terpantau masih stabil.

Seolah konflik antar 'ahli-astral' tidak membuat signifikansi yang berarti pada keseharian penduduk kota.

"Seolah ini adalah konspirasi untuk mengulingkan Biro," celetuk anak magang yang pertama.

"Konspirasi ... atau ... menutupi aib?" sahutku, tetapi si anak magang sepertinya tidak puas sebelum ia melontarkan teori konspirasinya.

"Bagaimana ceritanya salah satu cabang Biro terbesar di Tanah Jawa bisa berakhir dalam satu hari? Tidak ada polisi atau militer yang menghentikan Pengadil Bidat itu melakukan long march. Bahkan, ketika pertumpahan darah terjadi di kantor cabang, polisi hanya melihat dari kejauhan," ujarnya menggebu-nggebu.

"Mereka bukan hanya membiarkan. Mereka tidak dapat intervensi." Anak magang kedua pun menyanggah.

"Mengapa?"

"Kauingin Operasi Naga Hijau ada jilid 2? Sejak manuver blunder yang dilakukan oleh Militer, mereka memutuskan untuk tidak melakukan intervensi kepada setiap kericuhan yang mengakibatkan Astral."

Operasi Naga Hijau. Kapan terakhir kali aku mendengarnya? Beberapa tahu lalu, mungkin. Namun, kapan itu terjadi? Yang jelas sebelum aku lahir.

"Lalu, yang dimaksud menutupi aib?" tanya anak magang pertama.

"Grand Master Biro Tanah Singasari melakukan kongkalikong dengan mafia yang menguasai Tanah Tak Bertuan, Lulubelo Sipecanda. Bagaimana jika Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan ada aliran dana Biro besar-besaran kepada kelompok mafia bersenjata itu? Persepsi publik kepada Biro Bawah Tanah sudah turun karena berbagai kasus kriminal yang berkaitan dengan Astral," jawabku.

Kemudian seseorang mendatangiku. Seorang perempuan. Ah, Ketua sudah datang, membawa sebuah pesan singkat.

"Araya, dia datang."

Di belakang ketua, tampak sesosok laki-laki yang usianya tidak jauh lebih muda dariku. Bahkan, dari tebakanku, ia seperti baru lulus SMA, atau anak mahasiswa baru yang menginjak semester dua.

Dia datang, Pemimpin para Pengadil Bidat.

"Nama?" Aku dan 'orang itu' pun saling bertatap muka. Tatapannya membuatku merasa kedinginan.

"Araya Timur, ketua divisi publikasi dan propaganda Himpunan Mahasiswa Poros Kiri."

Ia tidak segera menjawab, kemudian menjabat tanganku.

"Terima kasih untuk bantuan yang tiada terkira perjuangannya. Kami akan pastikan Pengadil Bidat melayani masyarakat lebih baik daripada Biro Bawah Tanah."

Pemimpin para Pengadil Bidat yang membuat Tanah Singasari jatuh dalam satu malam, ia lebih muda daripada aku.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top