Sosok Glenda

Dengan gesit, roh Glenda pun mengeluarkan sebuah pedang besar yang bernama Zweihander. Roh Glenda mengacungkan senjatanya tersebut ke arah Hermes.

Tiba-tiba munculah kembali duplikat guardian dari salah satu cincin. Tapi kali ini ketiga-tiganya hadir dalam pembelaan Ninor.

“Hohoho! Ada ribut-ribut apa ini!?” tawa Hephaestus.

“Ada masalah apa yang membuatku juga turut ikut keluar, Bocah Tengik!” seru Poseidon.

“KEBANGKITANKU ADALAH SEBUAH BENCANA! Akulah yang mengawali peperangan dan akulah yang mengakhiri peperangan itu sendiri! Akulah sang dewa perang! Yahahaha!” teriak Ares.

“Si-siapa kalian!? Mengapa ada 4 roh yang muncul dari dalam satu tubuh!?” seru Glenda yang nampaknya mulai berkeringat dingin.

“Biar aku jelaskan, wahai Gadis Kecil. Aku adalah guardian yang paling termuda di antara mereka bertiga. Jadi, sesama jiwa yang masih muda, izinkan aku menjawab pertanyaanmu.”

Mendengar itu, Glenda hanya menatap dengan tubuh yang bergetar hebat karena aura keempat guardian yang besar.

“Tuanku, merupakan orang yang baik. Dia tidak ada satupun maksud untuk mencelakakan orang lain, termasuk meracuni ayahmu. Apa yang dia lakukan tulus untuk membantumu. Tetapi, terkadang ketidakpengetahuan serta kekeliruanlah yang selalu dialami oleh tuanku. Walaupun begitu, tuanku tidak pernah lari dari tanggung jawab, dia selalu belajar dari pengalaman kegagalannya. Dan aku berharap, Gadis Kecil mengerti apa maksudku,” ucap Hermes yang seketika masuk ke dalam cincin, disusul dengan ketiga duplikat guardian yang lainnya.

Kembalinya keempat duplikat guardian yang masuk ke dalam cincin, seketika rambut Ninor yang hitam pekat menampakkan warna aslinya, yaitu semerah darah.

Glenda yang melihat hal tersebut pun hanya dibuat melongo, tak mampu berkata apa-apa lagi.

Keempat duplikat guardian meminjamkan kekuatannya secara sukarela pada Ninor. Dengan maksud dan tujuan hanya untuk mempertegas siapa sebenarnya sosok tuannya tersebut.

“Ka-kau!”

“Tuan Putri Glenda, kumohon untuk rahasiakan hal ini. Dengan begitu aku akan mengembalikan sang raja ke kondisi awal.”

Mendengar itu, Glenda hanya mengangguk-angguk mengindahkan apa yang dikatakan oleh Ninor.

Seketika aura energi pengekangan milik Glenda pun menghilang. Dan keadaan pun kembali ke semula, di mana para tabib masih sibuk mengembalikan kondisi sang raja.

Hanya saja di sini tubuh fisik Glenda seketika jatuh ke lantai. Karena tidak tahan akan aura yang diperlihatkan roh Ninor dan keempat duplikat guardian seewaktu berada di mode alam bawah sadar.

Brukk!

“Biarkan aku yang akan melakukan sesuatu pada paduka raja, Tuan Putri Glenda,” ucap Ninor.

Sekali lagi, Glenda yang mendengar ucapan Ninor, seraya hanya mengangguk dan mempersilahkan. “Silahkan, dan kalian para prajurit! Berhentilah untuk menghalanginya,” sahut Glenda yang berusaha untuk bangkit berdiri.

“Ba-baik, Tuan Putri!” seru para penjaga.

“Hermes, aku akan konversikan 9 High-Potionku ini dan kutransferkan kepada poin kontrak!” seru Ninor di dalam hati.

Tririring!

“Selamat Anda berhasil mentransferkan 45.000xp dari hasil mengkonversikan ke-9 High-Potion pada poin kontrak. Saldo terakhir poin kontrak Anda senilai 3.000 Xp. Jadi sekarang keseluruhan poin Anda adalah senilai 48.000 Xp.”

“Baiklah! Dengan begini, aku akan manfaatkan poin kontrak ini untuk membantu kesembuhan sang paduka raja! Guardian Poseidon: tombak trisula!”

Tiba-tiba Poseidon pun muncul dari dalam cincin dan meluncur ke udara, tepat di atas ranjang di mana sang paduka raja berada. Poseidon pun mengeluarkan tombak trisulanya.

Sang raja yang masih dalam keadaan setengah sadar pun dibuat kaget dengan penglihatannya yang mengetahui kehadiran Poseidon membawa sebilah sebilah trisula.

Glenda yang sebenarnya merasakan akan aura yang berada di atas ayahnya pun hanya diam dan mempercayakan hal tersebut pada Ninor sepenuhnya.

Dengan gesit, Poseidon pun menancapkan tombak trisulanya tepat ke dalam dada sang raja. Seperti apa yang dialami oleh Ninor sewaktu kalah bertarung melawan Garvin.

Jrappph!

“Uaarghhh!” teriak sang raja.

“Paduka Raja!” seru para tabib.

Di sini akhirnya terungkap. Bahwa orang yang mampu mendengarkan suara kata hati dan kemunculan roh guardian adalah orang-orang yang berada di kasta semi pemurni dan pemurni sejati.

Tririring!

“Saldo poin kontrak Anda senilai 48.000 Xp. Dipakai untuk pemulihan kesehatan dan stamina Poseidon senilai 6.600 xp. Sisa poin kontrak Anda kini senilai 41.400 Xp.”

Seketika setelah menjalani prosesi penyembuhan sang raja oleh teknik Poseidon. Kini sang raja mulai terlihat sehat dan dapat berbicara dengan baik tanpa ada kelemahan sedikitpun.

“Ugh! Ukh! A-aku ... seperti telah terlahir kembali. Ragaku terasa seperti muda lagi. Aku sembuh!” seru sang raja.

Tabib yang melihat hal tersebut terlihat sangat bahagia. Begitupun dengan putrinya Glenda yang segera memeluk erat tubuh ayahnya.

“Putriku, saat prosesi itu, aku seperti melihat makhluk seperti malaikat! Tapi anehnya dia malah menghunjamkan tombaknya ke arah dadaku! Tapi bukan untuk menyakitiku, melainkan untuk membunuh racun yang selama ini bersarang di dalam tubuhku,” ungkap sang raja.

“Syukurlah, Ayah sudah kembali pulih dan sehat.”

Seketika sang raja pun melirik ke arah Ninor.

Ninor yang melihatnya pun seketika menundukkan tubuhnya dan izin pamit untuk pergi. “Syukurlah! Saya turut bahagia dengan kepulihan paduka raja, saya dan rekan, izin pamit mengundurkan diri,” seru Ninor yang disusul dengan Elizar.

Tidak lama itu, mereka berdua pun bergegas untuk pergi dari kamar tersebut.

“Ah! aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi di dalam. Kenapa yang awalnya paduka raja mengeluarkan darah dari dalam mulutnya, tiba-tiba berteriak dan kembali cepat pulih dari sakitnya begitu saja. Apa kau bisa menjelaskan fenomena itu, Ninor!?” seru Elizar yang masih bertanya-tanya.

“Entahlah, mungkin sebagian dari ramuan tersebut ada yang bekerja untuk mengembalikan kesehatan paduka raja.”

“Hehehe! Itu artinya, misi kita berhasil. Ngomong-ngomong, kali ini kita akan pergi begitu saja?”

“Tentu saja, Elizar. Kita juga masih memiliki misi.”

“Ah! Iya! Aku hampir lupa! Misi untuk mengembalikan buku Altard yang sudah mendapatkan stempel signature dari paduka raja.”

“Tunggu!”

Tiba-tiba langkah mereka berdua dihentikan oleh seruan seorang wanita. Tampaknya Glenda datang menghampiri Ninor dan Elizar.

“Ah!? Putri Glenda?” seru Elizar.

Sejenak sesaat sesampai di hadapan mereka berdua, kini Glenda menatap Ninor. “Terima kasih kalian sudah mengembalikan kesehatan ayahku. Aku tidak tahu akan berbicara apa lagi, setelah sekian lama tidak ada satupun tabib yang dapat menyembuhkannya.”

“Sama-sama, Putri Glenda,” sahut Ninor.

“Terimalah ini, ayahku memintaku untuk memberikan cindera mata ini padamu,” ucap Glenda yang memberikan suatu belati.

“Ah! Sebilah belati!?”

“Belati itu bukanlah belati sembarangan. Gagang belatinya terbuat dari kristal yang di dalamnya terdapat api yang tak pernah padam.”

“Ah! Maaf! Tuan Putri, sepertinya aku tak pantas menerima hadiah ini. Simpan saja benda ini, bukankah ini adalah aset istana?”

“Hari ini ... belati ini bukanlah aset lagi. Karena asetnya sudah berpindah ke padamu. Ayah sudah menganggapmu sebagai seorang utusan dewa yang telah berhasil menyembuhkan penyakitnya.”

Mendengar itu, sontak Ninor terdiam. Sedangkan Elizar hanya menepuk-nepuk pundaknya karena merasa bangga memiliki teman seperti Ninor.

“Baik, terima kasih. Putri Glenda. Saya akan menjaga benda ini,” ujar Ninor sambil menyelipkan belati tersebut pada bajunya.

“Jangan sungkan untuk datang kemari.”

Seketika para prajurit yang lalu keluar dari kamar kini berjalan menghampiri Ninor dan Elizar.

“Ada apa, Tuan Putri? Apakah kedua pria ini mengacau kembali!? Kami akan siap untuk memenjarakannya di sel bawah tanah!” seru salah satu dari prajurit.

“Buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya. Hari ini saya memecat kalian.”

“Ah!? Ke-kenapa Tuan Putri memecat kami!?”

“Saya memecat karena perilaku kalian terhadap tamu spesial ini. Bagaimana bisa kalian tidak menjunjung rasa hormat terhadap mereka? Hanya karena mereka bukan orang-orang istana?”

“Ma-maafkan kami, Tuan Putri.”

Sejenak Ninor pun angkat bicara. “Tuan Putri, memutuskan untuk memberhentikan mereka hanya karena masalah kecil bukanlah sikap yang bijaksana. Aku sudah memaafkan mereka, dan aku meminta kemurahan Tuan Putri untuk memaafkannya juga.”

Mendengar sikap tegas yang diambil oleh Ninor pun seketika berhasil membuat kedua pipi Glenda memerah. “Mmmm ... baiklah kalau begitu, kalau bukan karena permintaannya mungkin tidak ada lagi ampun bagi kalian. Asalkan kalian semua tidak mengulanginya lagi. Aku tak masalah.”

“Te-terima kasih, Tuan Putri!”

“Pergilah! Kembali bertugas!”

Akhirnya para prajurit tersebut pun segera menyingkir dari hadapan Tuan Putri Glenda dan pergi untuk kembali bertugas menjaga istana.

“Aku minta maaf atas perilaku para prajurit istana, dan sekali lagi aku minta maaf karena sikapku barusan.”

“Tak apa-apa, Putri Glenda. Barusan Putri Glenda telah mencerminkan sosok putri kerajaan yang sebenarnya.”

“Terima kasih. Tapi ngomong-ngomong, apa kalian langsung pergi?”

“Tentu saja, Putri Glenda. Karena memang masih ada misi yang harus kami lakukan. Yaitu mengembalikan buku ini pada pemiliknya.”

Akhirnya Ninor ataupun Elizar pun keluar dari istana untuk pergi ke kediaman Altard.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top