Semua kekuatanku menghilang!

3 tahun kemudian ....

Terlihat Ninor tengah berada di sebuah lembah. Dirinya tengah menghadapi seekor kelinci raksasa. Tapi anehnya kedua kaki Ninor bergetar dengan sangat hebat sekali.

Drrrtt ... drrrtt ....

“Sialan! Padahal jiwaku sama sekali tidak takut terhadap kelinci itu! Tapi tidak dengan ragaku, ragaku berkata lain!”

Seketika tatapan kelinci raksasa tersebut menatap tajam kepada Ninor, dan mencoba untuk melakukan suatu serangan.

“Arrrgh! Persetan dengan raga!” teriaknya yang sangat kesal sembari mengayunkan sebuah tongkat kayu ke arah perut kelinci raksasa.

Tung!

Serangan tersebut hanya memantulkan kembali tongkat kayunya ke atas.

“Si ... sialan!”

Seketika kedua kaki Ninor bergerak tanpa diminta. “Hey! Kaki! Jangan membuat aku malu! Cepat kembali dan lawan kelinci itu!”

Kelinci yang sedari tadi melongo melihat tingkah Ninor yang aneh pun segera melakukan ancang-ancang serangan.

“Aku tidak tahu kenapa ini terjadi, kelinci! Tapi kalau saja aku yang dulu, pasti kau sudah aku cincang dari awal kita ketemu!” seru Ninor sambil berlari.

Bwattthhh!

“Uargggh!”

Kelinci raksasa tersebut sukses mendaratkan cakarannya ke arah punggung Ninor. Serangan tersebut berhasil membuat Ninor terpental-pental hingga akhirnya berhenti bertelentang.

Ninor yang tidak percaya akan nasibnya yang mendadak menjadi menyedihkan sempat melampiaskan amarahnya dengan mementung-mentungkan tongkat kayunya ke tanah.

Tung! Tung! Tung!

“Kenapa ini bisa terjadi! Huwaaa!”

Sejenak Ninor pun mulai menyadari akan keberadaan dari kelinci raksasa tadi. Kelinci tersebut kini berada tepat di belakangnya.

“Ugh! Sial!” umpat Ninor menengok ke belakang.

Saat kelinci tersebut akan mengayunkan kembali cakarannya, tiba-tiba ....

Chwakkk!!!

Kelinci tersebut ditebas menjadi dua bagian dari belakang oleh seekor serigala raksasa pula.

“Hiihhh!” teriak Ninor terkejut.

“Grrrh!” geram serigala yang melihat Ninor tengah tak berdaya.

“Jangan bercanda! Apakah karirku benar-benar akan tamat oleh seekor serigala!? Yang pada hakikatnya serigala tersebut adalah alat perburuanku untuk menaikkan pengalaman bertarung sekitar 5 tahun yang lalu! Saat aku masih berada di kasta prajurit tingkat II.”

Seketika sebuah roh muncul dari dalam tubuh Ninor saat serigala tersebut akan mulai menerkamnya.

Slaaashhh!

Roh tersebut berhasil menebas tubuh serigala langsung menjadi 4 bagian dengan serangan elemental berupa udara.

“Haaah!!! Siapa kauuu!!!” teriak Ninor yang sangat terkejut melihat penampakan roh yang muncul seketika dari dalam tubuhnya.

“Maaf, Tuan. Sebelumnya, perkenalkan. Aku adalah Hermes, duplikat Guardian utusan ayah Tuan, yaitu ... sang pemurni tingkat III.”

“Hermes?”

“Ya, saya adalah bagian dari eksperimen pengembangan saat ayah Tuan masih hidup.”

“Tunggu-tunggu! Aku masih tidak mengerti! Apa yang sedang terjadi!? 3 tahun terakhir kekuatanku semakin menurun padahal aku berusaha giat dalam berlatih, dan sekarang mengapa ada roh yang tiba-tiba muncul mengatasnamakan bahwa dirinya adalah hasil eksperimen dari ayahku!?”

“Jadi, begini Tuan. 3 tahun hilangnya kekuatan Tuan bukan karena tidak ada penyebabnya. Sewaktu ayah Tuan masih hidup, beliau memberikan empat buah cincin yang semakin Tuan bertambah usia, maka cincin tersebut akan menyesuaikan ukuran jari tangan Tuan.”

“Terus!?”

“Cincin tersebut akan baru aktif jika Tuan sudah berada di usia 18 tahun. Syukurnya karena Tuan tergolong dalam deretan orang yang jenius, dan pula keturunan dari seseorang yang jenius pula. Yang seharusnya kami mulai bangkit saat Tuan berusia 25, tapi dengan kejeniusan Tuan, mampu mempersingkat waktu kebangkitan kami saat Tuan mulai memasuki usia 20 tahun awal!”

Tung!

“Auw!” teriak Hermes kesakitan dipentung oleh Ninor.

“Jadi selama ini gara-gara kau yang menguras habis kekuatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir!”

“Huhuhu! Maaf Tuan, ini karena permintaan ayah Tuan.”

“Permintaan! Permintaan! Gara-gara kau dalam 3 tahun ini aku sangat menderita tahu!”

“Ngomong-ngomong, bukan hanya aku saja, kok!”

“Oh, iya. Dari tadi kau bilang ‘kami’?”

“Benar, Tuan. Sebenarnya kami ada empat ekor. Kebetulan yang menetas aku duluan, eh maksudnya yang bangkit.”

“Wah! Kocak! Empat ekor menggerogoti kekuatan dan staminaku selama ini!”

“Tenang-tenang, Tuan. Bukan aku yang menggerogoti kekuatanmu, aku hanya menyerap energi kecepatan dan kelincahanmu saja, kok!”

Tung!

“Auw!”

“Kecepatan dan kelincahan juga adalah sesuatu yang sangat berpengaruh juga dalam pertarungan tahu! Kalau saja kalian tidak menyerap semua kekuatanku, pasti sekarang aku berada di kasta kesatria tingkat III!”

“Kurang tepat, Tuan. Melainkan berada di kesatria tingkat IV.”

Tung!

“Auw!”

“Tuh! Kan! Harusnya aku yang sekarang sudah dipromosikan menjadi kesatria tingkat IV! Gara-gara kalian kasta aku jadi turun drastis. Rasanya seperti mati rasa!”

“Hihi! Maaf, Tuan. Ngomong-ngomong, ternyata Tuan lebih galak dari pada ayah Tuan yang orangnya sangat ramah sekali. Ini sungguh berkebalikan.”

Tung! Tung! Tung!

“Auw! Auw! Auw!”

“Makan tuh ramah! Mana ada ramah kalau selama 3 tahunku diserap habis-habisan oleh cacing kremi seperti kalian!”

“Huwaaa! Ampun Tuan! Ampun Tuan! Tapi, izinkan aku beritahukan tentang kabar gembiranya.”

“Halah! Aku tidak mau tahu! Pokoknya sekarang aku harus membuang cincin-cincin tak berguna ini!”

“Eeeh! Jangan dibuang! Tuan. Jangan dibuang!”

“Bodo!”

“Kalau dibuang, maka harapan ayah Tuan akan pupus! Dan Tuan akan selamanya berjuang dari nol untuk mendapatkan kembali kekuatan yang sebelumnya Tuan miliki.”

“Apanya yang kembali berjuang dari nol, orang sekarang sedang berada dalam fase tersebut, kampret, ah! aku buang nih!”

“Et-et-etdah tunggu ngapa, Tuan. Berikan ruang untuk saya memberitahukan kabar gembiranya!”

“Cepat beritahukan kabar gembiranya sebelum aku buang nih cincin-cincin gak berguna ini!”

“Jutek amat sih, Tuan.”

Tung! Tung! Tung!

“Auw! Auw! Auw! Iya-iya, Tuan. Ampun-ampun!”

“Makanya, cepetan!”

“Baik, Tuan. Baik! Jadi begini, Tuan.”

“Kelamaan! Langsung ke intinya! Gak usah jadi begini jadi beginian!”

“Bisa santai gak Tuan!? Lama-lama aku juga bisa emosi, nih.”

Ninor pun mengacungkan tongkat kayunya ke atas.

“I-iya, iya, nih aku percepetin! Jadi ... be ... betul kata ayah Tuan, kalau apabila Tuan mampu membangkitkan keempat-empatnya dari kami. Maka sebagai gantinya kami berempat yang akan memberikan kekuatan yang dua kali lipat dari kekuatan yang kami serap.”

“Benar?”

“Iya, benar. yaelah.”

“Coba bisakah kau menebas pohon raksasa itu dengan sekali serangan!? Karena 3 tahun yang lalu aku mampu menggoresnya dengan dua kali serangan!”

“Kok, kesannya malah Tuan sendiri yang kelihatan bohongnya, yah!”

“Ya sudah, ya sudah. Kalau begitu, coba kau buat tanah di lembah ini menjadi terbelah!?”

“Hufft. Aku tidak bisa melakukan hal tersebut Tuan.”

“Nah lho, kenapa? Katanya bisa memberikan damage sebesar 2x lipat!? Bohong, ya?”

“Bukan begitu, hanya saja kemampuan membelah bumi yang mampu cuman si Hephaestus.”

“Hephaestus?”

“Ya, dia ahli dalam mengendalikan pergerakan tanah dan memiliki pertahanan yang kuat di antara kami berempat.”

“Oh, seperti itu, ya. Lalu bagaimana caranya untuk aku membangkitkannya?”

“Untuk itu aku tidak tahu. Yang jelas mengingat kapan waktunya, seperti Tuan bayangkan kapan anak ayam yang kedua akan menetas.”

“Mungkin besok?”

“Ya, perumpamaannya gak besok juga, Tuan. Hitungannya bisa bulanan, atau tidak tahunan. Tergantung dengan potensi Tuan.”

“Tergantung potensi diriku?”

“Ya, jika Tuan memiliki potensi yang tinggi, maka bisa jadi Hephaestus ataupun dua yang lainnya bisa bangkit dalam kurun waktu kurang dari seminggu.”

“Hmmm ... lalu, kapan untukku agar dapat mendapatkan kembali kekuatanku!?”

“Tuan ... dengarkan aku. Anggap saja pertukaran ini impas dengan apa yang Tuan miliki. Kami berempat serap kekuatan, darah, kelincahan dan pertahanan Tuan. Tapi kami menggantikan semua itu dengan kekuatan supranatural kami yang sangat besar kepada Tuan.”

“Oh! Jadi ini semacam kontrak dengan setan, begitu, ya?”

“Benar, Tu ....”

“Oh, ya sudah tinggal aku buang saja cincin parasit pembawa sial ini!”

“Ehhh ... maksudnya kurang tepat, Tuan! Pasti nanti ada saatnya, kok! Keberadaan kami bersama dengan Tuan tidak selamanya. Kami adalah eksperimen yang ditugaskan sementara, untuk menjaga Tuan, dan untuk mencari tahu tentang rahasia dari kebenaran yang disembunyikan di Heavenia ini. Anggap saja Tuan adalah bagian dari sumber energy, dan kami bertugas untuk melindungi Tuan dari sesuatu yang berbahaya, dan kami berjanji untuk terus memantau keselamatan Tuan.”

“Tunggu. Barusan kau bilang, tugas dari kalian berempat adalah untuk mencari tahu tentang kebenaran yang disembunyikan? Maksudnya? Dan bisakah kau jawab pertanyaanku kenapa aku yang sebenarnya putra dari seorang bangsawan ini dititipkan pada rakyat kecil?”

“Untuk itu, aku tidak tahu, Tuan. Hanya orang itu yang tahu. Sebenarnya kami berempat dibagi tugas, siapa bagian yang memberitahukan tentang kebenaran, siapa yang diberikan tugas dalam pengobatan, siapa yang ....”

“Sttt! Sttt! Sudah! Sudah hentikan. Lama-lama aku bisa gila mendengarkan ocehanmu. Kenapa sih cara bicaramu cepat sekali?”

“Mmm ... kenapa ya? Aku kan angin. Jadi wajar kalau cepat.”

“Oh, begitu, ya. Aku yakin kau adalah jin yang paling cerewet dan paling pecicilan dari pada ketiga yang lainnya.”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top