21 - Just dream

Elzha yang meracau di samping tubuh tidak bernyawa milik Alba lantas didekati Guren dari belakang. Pria itu menghela napas panjang kemudian berjongkok dan langsung menotok leher Elzha hingga wanita itu jatuh pingsan.

"Kau bisa menangisi Alba sepuasnya, tapi tidak hari ini." Guren lantas membopong tubuh Elzha. Sebelum pergi entah ke mana, pria itu memberi pesan lebih dulu kepada Vyache.

"Aku harap King of Lavenrose selamat. Semoga berhasil, Vy."

Vyache lantas menoleh sekilas ke arah Gerald yang mengerutkan dahi dengan peluh menetes di pelipisnya. Gadis itu menarik napas dalam-dalam, kemudian melepas tangan Justin yang masih mendekap tubuhnya.

Justin yang melihat Vyache ingin mendekat pada Gerald tiba-tiba menarik dan menggenggam erat kedua tangan gadis itu. Dia pun menatap langsung pada kedua mata Vyache dengan sedih, lantas reflek menunduk ketika Vyache menunjukkan gelagat bingung karena sikapnya.

"Ada apa?"

Hari kemarin Justin masih bisa merelakan Vyache, mengapa saat ini perasaannya berubah. Hari ini jika bisa, Justin ingin memiliki Vyache untuk dirinya sendiri.

"Hey, ada apa? Kenapa menunduk begini?"

Justin mendengkus pelan, kemudian menatap kembali Vyache. "Setelah semua permasalahan ini selesai, hal apa yang akan terjadi dengan pertunangan kita? Sekalipun di masa lalu aku adalah Ganymede, tetapi di masa depan aku adalah tunanganmu. Kau akan kembali pada siapa?"

Pertanyaan ini... pertanyaan ini tidak apa-apa jika diutarakan sekarang, kan?

"Apa kau menerima perjodohan ini dengan sungguh-sungguh, Uncle?" Pertanyaan Vyache sontak dijawab anggukan kencang oleh Justin.

"Iya, saat ini aku mulai mencintaimu dan aku tidak mau kau menganggapku sebagai kekasih suami dari masa lalumu."

Vyache yang mendengar ungkapan Justin sontak tersenyum canggung. Ya, sejujurnya setelah dirinya mendapatkan kembali kesadaran sebagai Hera, gadis itu tidak lagi melihat Justin sebagai tunangannya. Persis seperti kata-kata Justin, Vyache menganggap pria itu adalah Ganymede.

Ganymede, pemuda yang kelewat tampan hingga menyerempet ke arah 'cantik'. Entah hidup sebagai Ganymede, atau Justin, pria itu bahkan lebih cantik darinya.

"Maaf, tapi aku ingin menyelesaikan hal ini lebih dulu, Uncle. Untuk urusan pribadi, nanti kita lihat saja bagaimana akhirnya." Vyache melepaskan genggaman Justin sambil tersenyum tipis. Setelahnya dia pun berniat untuk mendekati ranjang Gerald.

Baru juga berniat, tiba-tiba Jayden menghentikan langkahnya.

"Sekalipun esok hari kau akan memilih orang lain selain diriku, bisakah aku meminta padamu agar kau kembali padaku jika suatu saat kau berubah menjadi Hera?"

Vyache pun menaikkan sebelah alisnya. "Apa kau masih berpikir kalau aku akan berubah lagi menjadi seorang Hera yang begitu cemburu dan merasa terkhianati ketika Zeus pulang pergi menemui dan menjalin cinta yang baru? Aku malah berharap itu tidak akan terjadi lagi. Zeus adalah suami Hera, sementara Jayden adalah mantan kekasih Vyache. Namun, itu semua hanyalah masa lalu."

Vyache menggeser tubuh Jayden ke samping, kemudian duduk di sebelah ranjang yang ditiduri Gerald.

Setelah sihir air Vyache pulih karena ikatannya dengan Alba terpatahkan, suhu tubuhnya pun perlahan kembali teratur. Hanya saja karena sihir api hitamnya masih berantakan, saat berada di dekat Gerald, Vyache langsung merasa kedinginan.

Namun, mengesampingkan semua itu, Vyache berpikir jika sekarang keadaan Gerald sudah sangat genting. Kalau tidak, mengapa sekarang warna kulit pria itu berubah menjadi semakin pucat?

Vyache menarik napas dalam-dalam mencoba untuk menahan perasaan yang tiba-tiba bergejolak. Entah mengapa sekarang dia merasa begitu gugup. Aneh, kan?

Gadis pirang itu kemudian menangkup kedua pipi Gerald dan memperpendek jarak mereka berdua. Bibir kecil Vyache menyapu lembut bibir Gerald yang tampak semakin pucat. Perasaan Vyache berdebar kencang saat dirinya mencium Gerald!

Tidak menunggu waktu yang lama, Gerald pun langsung terbangun.

Ah, jadi gadis inilah yang pada akhirnya terpilih dan berhasil mematahkan seluruh kutukan sihir dari Nineteen Area?

"Satu-satunya gadis yang kucintai tanpa banyak kata adalah Elzha, tetapi setelah mendengar ucapannya barusan, sepertinya aku harus merelakan dia dan mulai berencana untuk menemukan gadis yang tepat. Kau mau?"

Vyache mendelik ketika mendengar ucapan Gerald. Apa-apaan dia! Baru juga sadar, tetapi sudah langsung main tawar-menawar begini?! Dan apa tadi katanya, mendengar ucapan Elzha katanya?! Itu... itu artinya....

"Kau tidak perlu kaget jika aku masih bisa mendengarkan semua pembicaraan kalian. Aku koma bukan mati, tentu saja pendengaranku masih waras, apalagi aku punya kemampuan untuk mendengarkan suara orang jauh lebih jelas dibandingkan telinga manusia biasa. Paham?"

Gadis itu menatap Gerald dengan sanksi, bahkan berniat untuk menjauhkan tubuhnya dari atas tubuh Gerald. Namun, ketika hal itu sungguh-sungguh akan dia lakukan, Gerald tiba-tiba menahan tengkuk Vyache.

"Jika saja Jimmy tidak terikat dengan Raymond, mungkin dia akan terikat padamu. Namun, sepertinya kali ini takdirnya pun masih sama-sama menyedihkan seperti dulu. Aku merasa beruntung karena sepertinya aku yang akan mengambil tempat itu."

Gerald tersenyum kecil, kemudian langsung mencium Vyache jauh lebih intens dari sebelumnya.

Sialan! Dibandingkan Jimmy yang masih menahan diri saat mencium Vyache, Gerald justru terlihat seperti orang yang sedang kehilangan kendali pada kewarasannya sendiri!

Ciuman itu terus berlanjut bahkan ketika semua tanda kutukan di tubuh Gerald menghilang. Sihir api keduanya juga sudah kembali, tetapi mereka masih belum mau berhenti juga untuk berciuman.

"Sihir api hitam adalah sihir api yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang dengan energi hitam yang pekat. Kalaupun seseorang bisa mempertahankan keberadaan sihir ini di tubuhnya dalam jangka waktu yang lama, maka cepat atau lambat, kita akan dapat melihat mereka berubah menjadi sedikit lebih liar. Seperti saat ini. Mereka berdua seakan-akan bukan seorang manusia. Lihat, lihat! Lihat itu!"

Ungkapan Moreno yang terdengar santai di awal dan heboh di akhir, membuat teman-temannya reflek mendekat dan langsung menggeplak kepala pemuda itu.

"Apa? Aku memang berkata benar, kan?"

Ichi dan Akira yang baru saja datang sambil membawa sekeranjang bunga mawar merah, menganga lebar ketika melihat dua orang 'gila' sedang berciuman dan disaksikan oleh orang-orang yang cukup banyak! Wow, mereka sudah gila!

Merasa jika suasana tenang berubah menjadi semakin berisik, akhirnya Vyache dan Gerald pun menghentikan ciuman mereka. Keduanya sontak saling memalingkan wajah. Ciuman ini benar-benar membuat pikiran mereka jadi sedikit kurang waras dan hilang kendali!!

Justin dan Jayden yang melihat kejadian itu mengepalkan tangan secara bersamaan.

Melihatmu bahagia bersama orang lain ternyata semenyakitkan ini, jika saja aku bisa berharap, aku lebih suka melihatmu hidup kembali sebagai Hera bukan Vyache.

"Ah, apa semuanya harus berakhir seperti ini? Hanya seperti ini?"

Aphrodite, Sang Dewi Cinta tiba-tiba muncul bersama dengan putranya, Eros.

Eros terkekeh pelan, kemudian menjentikkan jari dengan kencang. Ctak!!

"Keinginan dua hati yang patah adalah kehendak yang mutlak."

*******

"Bangunlah, Hera. Hukumanmu sudah berakhir."

Baru saja momen 'indah' terjadi dalam hidup, tiba-tiba Vyache diminta bangun. Bukannya sejak tadi dirinya masih terjaga, ya?

Namun, tanpa banyak protes, Vyache akhirnya membuka kedua matanya dan...

"Bagaimana, Hera? Senang dengan apa yang baru saja kau rasakan di dalam mimpimu?"

Vyache pun mengerutkan dahi. "Kau... kau Hades?! Kenapa aku melihatmu sekarang?!"

Hades pun tersenyum miring mendengarkan ucapan Vyache. "Semua yang kau rasakan adalah mimpi. Hanyalah mimpi. Mimpi yang terlalu nyata adalah hukuman yang pantas untuk seseorang yang senang merebut mimpi orang lain. Kau paham?"

Vyache pun menganga lebar, kedua matanya sontak memanas hingga akhirnya air mata pun keluar. "H-hanya mimpi katamu?"

"Ya, hanya mimpi."

*******

The End....

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top