11 - About love

Akira sudah lama bergabung di Stormhigh Guild, bahkan ketika serikat itu masih bernama Thunderlow Guild. Pemuda itu sangat mencintai serikat lebih dari nyawanya sendiri, walau dia masih lebih menyayangi ibunya.

Di awal-awal kepemimpinan Max Thunder, Akira yang nyaris terbunuh oleh sekawanan siren, berhasil diselamatkan oleh Max. Kebetulan sekali hari itu kapal Sang Penyihir Hitam sedang berlabuh di sekitar Pulau Elluna.

Akira yang tidak tahu harus ke mana dirinya pergi setelah dirampok habis-habisan oleh sekelompok bajak laut ketika dalam perjalanan pergi dari rumahnya, kemudian diminta Max untuk ikut pulang bersama dirinya ke Thunderlow Guild. Waktu itu Akira tidak mau pulang ke rumah karena takut membuat ibunya bersedih hati sebab melihat anaknya mengalami kesusahan.

Sekitar sembilan tahun setelah bergabung di serikat, nama guild dan master nya diganti. Tepat sebelum Max Thunder menghilang, pria itu sempat meminta Akira untuk menjaga Luke sampai pria itu dewasa. Max bilang dia akan pergi ke dunia lain untuk berkelana dan mencari lebih banyak lagi jenis sihir di dunia. Siapa tahu dirinya akan menemukan cara untuk menghancurkan semua Golden Wall di Pulau Elluna.

Akira kemudian punya keinginan untuk keluar dari serikat setelah Luke patah hati karena Elzha hingga nekat mencalonkan Jane sebagai master guild menggantikan dirinya. Pemuda cantik itu merasa tidak bisa lagi bergabung dengan serikat karena dirinya berpikir kalau janjinya pada Max untuk menjadikan Luke sebagai master guild gagal.

"Kau benar-benar yakin untuk keluar dari sini? Seperti katamu, setelah semua Golden Wall melebur menjadi satu dan kurusak dengan pedangku, tembok itu akan hancur. Kau bilang Master Max pergi karena ingin mencari cara untuk menghancurkan Golden Wall. Jika dia tahu kehancuran tembok itu terjadi karena idemu, pasti dia akan datang padamu. Kau tidak perlu pergi mencarinya."

Akira menghentikan sebentar tangannya yang kini tengah sibuk menggunting helai demi helai rambut pirang panjangnya. Pemuda itu lantas tersenyum manis. "Aku ingin pergi mencari Master Max secepat mungkin. Beberapa waktu lalu sebelum pergi dari gedung serikat, aku menemukan jejaknya di sana. Dia sudah kembali ke sini, Jay. Aku ingin bertemu dengan Master Max sebelum dia kembali ke serikat. Terus terang saja, aku belum bisa menghadap padanya di Stormhigh Guild. Aku gagal menepati janji jika kau lupa, Jay."

Jayden pergi menemui Akira setelah merusak Golden Wall di istana Kerajaan Lavenrose. Pemuda itu berniat untuk menghentikan Akira yang tiba-tiba ingin keluar dari serikat. Walau sambil membujuk, dia masih bisa mengelap bilah pedangnya dengan hati-hati.

Jayden lantas mendengkus pelan. "Mengapa tidak kau nikahkan saja Luke dan Jane? Aku lihat Lyvia mulai memperhatikan anak master lama kita dan rasa-rasanya aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi."

Akira lantas terkekeh pelan sambil melanjutkan kembali gunting rambutnya yang tinggal sedikit lagi selesai. "Kau cemburu karena sekarang Lyvia jarang bersamamu lagi seperti dulu?"

Jayden mengangguk dengan polosnya. "Aku sudah seperti kehilangan belahan jiwaku ketika dia dan aku terpisahkan oleh pendapat kami yang berbeda. Itu tidak bisa dibiarkan. Ya, kan?"

Akira menatap Jayden sambil menyipitkan mata curiga. "Jangan bilang kau mencintai adikmu sendiri! Kau mau seperti Victor yang menikahi adiknya sendiri? Kau masih waras, kan?"

Jayden menyarungkan pedangnya sambil mengerutkan dahi bingung. "Memang apa salahnya jika aku mencintai adikku sendiri? Lagipula jenis cinta itu macam-macam. Maksudku, aku mencintai Lyvia sebagai seorang kakak. Kasih sayangku yang murni tidak bisa kau tuduh sebagai cinta romantis yang mirip dengan obsesi Victor. Kau paham?"

Akira menghela napas panjang kemudian mengangguk dengan ogah-ogahan. "Hn, terserah kau saja. Oh, ya, Jay, ngomong-ngomong dari mana kau dapatkan pedang samurai yang dibuat langsung menggunakan petir Zeus? Aku tahu banyak hal tentang dewa-dewi itu karena aku adalah salah satu pemuja dari mereka. Aku kira kau tidak percaya pada dewa-dewi manapun, tapi ini...."

Jayden menatap pedangnya dengan seksama lantas menatap Akira dengan serius. "Apa Lyvia belum pernah bercerita padamu tentang hubunganku dan Zeus?"

"Hah?"

Jayden menarik bilah pedangnya lagi sambil merapalkan mantra. Cahaya kilat kuning menyelimuti pedang itu dan dengan cepat mengubahnya menjadi... petir. Bersamaan dengan berubahnya wujud pedang Jayden, tiba-tiba wujud pria itu pun ikut berubah! Ah, ralat, hanya warna rambut dan iris matanya saja yang berubah. Yang lain tidak ada sedikitpun perubahan yang bisa dilihat olehnya.

Akira melotot tidak percaya. Yang pemuda itu tahu, tidak ada yang pernah bisa memegang petir Zeus dengan tangan kosong, bahkan keturunan dewa itu sekalipun. Bukan hanya pedang, tetapi wajah, bahkan auranya pun ikut berubah. Ini... bagaimana bisa Jayden... i-ni, apa ini?!

"Aku adalah Zeus yang terpaksa lahir kembali sebagai seorang manusia untuk menebus dosa masa lalu karena menjadi penyebab utama Hera untuk menggubah takdir banyak orang. Untunglah tubuh manusiaku ini sudah terlatih untuk bisa mengeluarkan kekuatan besar dari tubuh dewaku yang dulu."

Akira reflek bersujud pada Jayden. Dirinya syok dan tubuhnya gemetar karena aura kuat pemuda itu. Pemuda itu adalah salah satu pemuja Zeus, tapi melihat dewa itu yang sekarang berada dalam wujud manusia, bagaimana bisa selama ini dia tidak sadar jika aura Jayden mirip dengan dewa itu?

"Haihh, hal seperti inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa aku harus menyembunyikan jati diri secara sepenuhnya. Aku sama sekali tidak suka jika aku dipuja sebagai seorang dewa ketika wujudku adalah seorang manusia. Kau... selama ini kau memujaku dengan sepenuh hati walau aku sedikit sanksi apa kau lebih mencintaiku atau serikat dan ibumu itu. Sekarang bangun dan jangan tundukkan diri pada wujud manusiaku, ini perintah langsung dariku sebagai seorang dewa. Dengar, bersikaplah seperti bi-a-sa-nya. Oke?"

Walau ragu, Akira pun akhirnya mengangkat kepala dan menatap Jayden yang warna rambut dan matanya bersinar terang layaknya matahari siang. Pemuda itu ingin sekali menundukkan kepala kembali, tetapi jika hal itu dia lakukan, Zeus akan marah padanya.

"My Lord... bi-bisakah Anda mengubah kembali warna rambut dan iris mata Anda? Mungkin saja Anda meminta saya untuk bersikap seperti biasanya. Tapi penampilan Anda yang satu ini sangat tidak mencerminkan diri sebagai seorang Jayden. Maaf...."

Hmm, setelah mengucapkan kata-kata seperti itu, Akira memilih kembali menundukkan kepala karena segan.

Dewa petir itu tersenyum kecil, kemudian menjentikkan jari kanannya dan setelah bunyi jentikan terdengar, wujud manusianya pun kembali terlihat. "Tidak seperti Ganymede yang begitu mencintai wujud dewaku, kau justru lebih menyukai wujud manusiaku."

*******

Jane kini sedang dipeluk oleh Luke agar lebih tenang di kursi taman. Mereka berdua mengabaikan keadaan sekitar dan benar-benar seperti ibarat dunia hanya ada mereka saja yang tinggal.

Lain dengan Arion yang sekarang sedang panik karena Elzha menghilang dari pandangannya. Walau dia adalah tiga pribadi yang menjadi satu, hal itu sama sekali tidak membantu. Pria itu tidak bisa merasa tenang-tenang saja ketika orang yang harus dia jaga menghilang. Tidak bisa, tidak boleh. Tidak. Jangan!

"Tadi dia masih memakan kue di dekatku. Ke mana dirinya sekarang? Aish...."

Vyache dan Justin kemudian menghampiri Arion. Semenjak masuk ke dunia ini, mereka belum benar-benar berbincang bersama.

"Kupikir aku tidak akan pernah melihat ekspresi khawatir dari orang sepertimu, Vic. Ternyata sekarang kau bisa berekspresi semacam ini juga, toh?"

Arion menoleh ke arah suara dan mendapati Justin yang menyeringai lebar. "Victor tidak bisa sepenuhnya menguasai tubuhku. Hanya pada saat-saat yang diinginkan saja, dirinya akan muncul. Bagaimana bisa kau berekspektasi tinggi padanya?"

"Apa kisah masa lalu itu belum juga kau relakan, Bunny? Bahkan sekarang kau sudah memiliki tunangan. Justin yang kukenal tidak pernah sedendam ini pada orang-orang."

Pergantian warna iris mata Arion yang menandakan tubuhnya diambil alih, membuat Justin tetap mempertahankan seringainya. "Mungkin aku sudah tidak mencintai Lithamy seperti dulu, tetapi apa kau sudah tidak mencintainya seperti dulu? Mengapa kau meninggalkan dia lagi ketika dirinya sedang mengandung anakmu?"

"Aku juga tidak menginginkan hal ini, Bunny! Aku dijebak Raymond! Jika tidak, jika tidak... hari ini pasti aku ada di sampingnya. Kau pikir aku mau pergi menjauh darinya lagi? Tidak, tidak sama sekali!"

Justin yang masih menyeringai walau Arion-Victor berteriak kencang bahkan sampai jatuh terduduk, lantas ditarik tiba-tiba oleh Vyache dari samping tubuhnya. Gadis itu pun menggeleng pelan. Justin mendengkus kemudian memilih pergi ke arah Nath yang herannya masih tahan untuk menggoda Melody dan Eric.

"Bertahanlah. Jangan tumbang hari ini. Jika kau tidak bisa bertahan untuk dirimu sendiri, maka bertahanlah untuk Lithamy, Jack, dan calon anak keduamu."

*******

Lyvia menonton perilaku para teman serikatnya dengan perasaan jengah. Bukan waktunya bagi mereka untuk sibuk dengan urusan pribadi terutama tentang cinta!

"My Lady, apa sudah saatnya bagimu untuk memulai permainan itu?"

Lyvia kemudian menoleh ke arah Ichi yang langsung duduk di kursi yang berseberangan dengannya. Gadis itu kemudian tersenyum kecil. "Sebentar lagi. Kau akan segera tahu hal apa yang saat ini tengah dipersiapkan untuk hal itu."

Lyvia lantas berdeham singkat, kemudian lanjut berkata sambil menatap Guren yang duduk tenang tepat di hadapannya, "melihat dari dirimu yang sudah tidak kaku lagi saat melihat wujud manusiaku, sepertinya kau juga sudah mengalami hal-hal luar biasa sebelum ini. Jika tidak, mengapa setelah semuanya kau masih bertahan? Guren, apa kau tidak berminat untuk menjadi salah satu pemujaku saja seperti Ichi? Nanti kau bisa menjelajah hutan bersama-sama dengan sepenuh hati bersama kami."

Yang ditanyai lantas terkekeh pelan. "Aku lebih percaya dengan kemampuan diriku sendiri. Kau mungkin seorang pemilik darah campuran terhebat di dalam pemikiran banyak orang, tapi bagiku kau ini hanyalah seorang gadis biasa yang kebetulan lahir dengan memiliki kepribadian kuat dan kekuatan yang besar serta masa lalu yang luar biasa. Bagiku Florios hanyalah seorang putri dari Eos dan Orion. Tidak lebih. Ucapanku mungkin terdengar angkuh, tapi itu memang adanya. Sebenarnya aku ingin mempertanyakan peran kalian sebagai seorang dewa-dewi. Kalian bilang kalian adalah makhluk suci, maka seharusnya takkan pernah ada cerita di mana umat manusia menganggap sebuah perselingkuhan sebagai hal yang normal, serta menganggap nafsu dan hasrat sebagai bagian dari pemujaan. Aku benar, kan? Atau salah?"

*******

To be continued...

Bonus :

Akira Reinhart (new look)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top