10 - Reincarnation
Jayden Lockbuster sengaja menghilang dan tidak bergabung dengan timnya setelah dia tahu kalau alasan Guren mendekatkan Vyache kepada Gerald dan Alba adalah percobaan untuk memutus kutukan dari tubuh kedua pria itu.
Pemuda itu kemudian menyentuh simbol kutukan di sisi leher kirinya. "Simbol kutukanku memang tidak bisa menghilang semua karena ciuman itu bukan berasal dari ikatan cinta yang utuh. Aku yang pernah menjadi kekasih Vyache saja kini tidak mendapatkan cintanya, bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak mengenal Vyache? Eh, aku hampir lupa... Vyache pernah mengenal Alba sebagai Jimmy."
Walaupun kecil kemungkinan Vyache dapat memecahkan kutukan, tapi bukan berarti gadis itu akan mengalami kegagalan. Masalahnya, bagaimana perasaan Jayden nanti saat dia harus melihat momen pendekatan Vyache dan kedua pria bangsawan itu?
"Sebelum aku menyadari pentingnya posisi Vyache dalam hidupku, aku bahkan tidak berusaha untuk sedikitpun membantah perintah dari serikat agar tidak cepat-cepat pergi dari sisinya, lantas ketika aku benar-benar melihat gadis itu mulai memalingkan muka dariku, aku merasa begitu gundah. Rasanya aku ingin menyingkirkan semua hal yang membuat Vyache berpaling dariku. Aku harus bagaimana?"
Jayden pun menghela napas dengan perasaan yang terbebani. Pemuda itu kemudian melompat turun dari pohon yang ia gunakan sebagai pijakan. "Aku harus melakukan sesuatu."
Dengan langkah yakin dan iris mata yang berubah menjadi onyx total, Jayden pun menyusup masuk ke dalam kamar rawat Gerald dan Alba menggunakan sihir ilusi agar dirinya tidak bisa dilihat oleh siapapun.
"Saatnya memulai permainan...." Senyum miring secara perlahan muncul dari bibir Jayden. Detik berikutnya, pria itu pun bergumam pelan, "Aku... Jayden Lockbuster, bersumpah tidak akan membiarkan orang-orang merepotkan itu membuat Vyache kesusahan. Cukup aku saja yang boleh melakukan hal itu."
*******
Harry seharusnya protes kepada Eric dan Moreno yang pergi meninggalkan dirinya di Kerajaan Bloomy sendirian. Eric pergi menemui Melody dan Moreno pergi ke Kerajaan Lavenrose untuk menjaga Prince Alba yang ternyata jatuh pingsan setelah kutukan di tubuhnya semakin banyak mengeluarkan efeknya.
Pemuda itu menyibak rambut ke belakang, kemudian menghela napas panjang. Sambil mengecek satu per satu data mengenai keadaan anggota Stormhigh Guild. Dia juga mengecek keadaan Golden Wall yang datanya berhasil dikumpulkan oleh para anggota serikat yang kebetulan melihatnya.
"Ada banyak Golden Wall yang sudah ditemukan. Anehnya, ketika aku amati dengan baik-baik, mengapa hari ini hampir semua portal dari tembok itu terbuka secara bersamaan? Padahal biasanya tembok-tembok itu hanya akan memunculkan sedikit celah yang membuat sihirnya tetap terdeteksi ada di kerajaan ini. Apa ini tidak masalah?"
*******
"Sepertinya sebagian besar Golden Wall akan segera 'melahap' orang-orang itu. Kau akan tetap diam di sini, Foebus?"
Pria berambut pirang pendek itu lantas menoleh ke arah suara. Dia menyeka darah yang mengalir dari kepalanya karena bekas lemparan biji jagung full power dari Demeter yang beberapa waktu lalu tiba-tiba mampir datang ke dunia ini dan langsung memukulinya tanpa sebab. "Mengapa kau menciptakan dunia ini jika pada akhirnya kau berniat untuk menghancurkannya? Foibe, kau masih dendam pada Hera?"
"Apa sekarang kau mulai menyukai wanita itu setelah dia kehilangan ingatan dan wajah lamanya?" Bukannya dijawab, pertanyaan justru dijawab dengan pertanyaan.
"Art, aku juga sebenarnya ingin mempertanyakan hal yang sama dengan Apollo. Jadi, kenapa?" Wanita dengan ciri fisik yang begitu mirip dengan Lyvia Lockbuster-atau mungkin dia memanglah Lyvia Lockbuster-itu kemudian duduk di samping pria berambut pirang dengan susah payah. Tentu saja, sebab saat ini mereka berada di pohon tertinggi yang tumbuh tidak jauh dari gedung Stormhigh Guild. Dari pucuk pohon cemara ini, orang bisa melihat banyak Golden Wall hanya dari satu lokasi saja.
Artemis yang biasa dipanggil dengan nama Foibe oleh Apollo itu lantas menyeringai. "Hera mungkin lahir kembali dengan identitas dan sifat yang baru. Namun, mengubah takdir seseorang dengan sembarangan adalah dosa yang besar. Dia harus menebus kesalahannya, baru setelah itu Hades bisa mencabut hukuman Hera. Flo, kau sendiri mengapa justru memilih lahir kembali dengan identitas ini setelah melahirkan Hera dan mengirimnya ke dunia lain? Jika dia tahu kau adalah ibu yang telah meninggalkannya selama bertahun-tahun, Hera yang lupa ingatan itu juga akan membencimu seperti dulu saat dia masihlah seorang dewi."
Florios-kita bisa menyebutnya sebagai Lyvia-menghela napas panjang sambil melihat satu per satu Golden Wall yang mulai hancur dan bersatu membentuk sebuah tembok yang besar. Ternyata ada lebih dari sembilan belas tembok yang tersebar. Angin puting beliung besar menyapu tembok-tembok itu hingga lepas dari tempatnya dan di langit kawanan Peregrine Falcon raksasa berbondong-bondong mengangkat serpihan tembok dengan kecepatan maksimal menuju satu tempat yang sama, Kerajaan Lavenrose, tepatnya di sekitar taman mawar Elzha. Bisa ditebak jika tembok sihir di sana adalah tembok sihir yang utama. Angin puting beliung yang bermuatan energi sihir putih itu menghalangi sihir Golden Wall untuk membuka portal menuju ke tempat lain. Namun, yang mengherankan, sebenarnya darimana asal burung-burung itu?
"Aku lahir kembali menjadi Lyvia setelah Zeus juga diharuskan lahir kembali sebagai hukuman dari para moirai. Seluruh tahta Zeus sementara diserahkan kepada Hades dan Poseidon. Portal menuju dunia sana juga sudah ditutup oleh Hades. Hanya Aku, Apollo, Kau, Zeus, dan Hera yang ada di dunia ini. Itupun kami semua harus pandai-pandai menyembunyikan identitas. Masalah kita yang lama mungkin diselesaikan dengan cara paksa seperti ini, tapi sekarang kita hidup dengan identitas baru. Sebagai adik dari Zeus atau bisa aku sebut sekarang sebagai Jayden, aku ingin membantu dia mendapatkan kembali kekasihnya. Satu per satu segel Vyache mulai lepas dan kita tinggal menunggu sampai ingatannya sebagai Hera pulih."
Artemis tersenyum kecil kemudian matanya melirik seseorang yang sedari tadi ada di pangkuan Lyvia. "Hmm, untuk hal itu aku bisa memahaminya, tapi bisakah kau jelaskan padaku mengapa pemuda bertanda petir di mata ini kau bawa ke sini? Kenapa tidak kau tinggalkan saja di tempatnya? Sepertinya kau mulai menyukainya. Apa aku benar?"
Lyvia pun tersenyum kecil, "Justin sudah menyerah akan cintanya padaku. Mengapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama? Dengan begini, aku juga akan bisa mengobati luka masa lalu Luke. Mungkin."
Setelahnya, Lyvia dan Luke pun menghilang tiba-tiba dari tempat itu menuju tempat terakhir di mana seharusnya mereka berada.
*******
Kacau. Hancur. Mengerikan.
Semua rencana hancur total, kehancuran ada di depan mata, hal besar nan ajaib sedang terjadi!!
Satu per satu orang terdorong keluar dari Golden Wall yang muncul mendadak di taman bunga milik Elzha. Begitu orang keluar, tembok itu lantas meledak dan hancur berkeping-keping. Ledakannya menggema ke segala penjuru kerajaan dan percik sinar kuningnya menyelimuti hampir seluruh bagian istana Kerajaan Lavenrose.
Orang-orang yang ditugaskan dari serikat dengan cepat terkumpul di taman. Kebanyakan dari mereka muncul dengan menampilkan ekspresi syok. Mereka bahkan belum menjalankan tugas dan sekarang mereka akan dikumpulkan lagi? Untuk apa?
"Apa-apaan ini... kenapa aku kembali lagi ke sini?" Arion protes dibarengi anggukan pelan Elzha.
Di sisi lain...
"Wow, Melody! Eric! Apa kalian sedang bermesraan ketika ada di tempat kalian. Hahahaha... pasti kalian merasa terganggu, kan? Kan? Ahahahhaha.... "
Perempatan imajiner muncul di kening Melody dan Eric. Melody turun dari gendongan Eric lantas menimpuki kakaknya menggunakan es dari sihir es yang ia pelajari belum lama ini.
Justin dan Ichi yang bertengkar masih saja melanjutkan perdebatan dengan Vyache dan Guren yang memilih memandang orang-orang dari pojok taman.
"Ke mana Luke dan Lyvia sekarang? Bagaimana mereka bisa lepas dari pengaruh tembok ini?" Jane menatap Golden Wall raksasa yang kini mulai terbentuk sempurna di hadapannya dengan pikiran yang melayang mencari keberadaan kedua teman setimnya.
Ketika semua orang sibuk dengan topik pembicaraan masing-masing, Jayden tiba-tiba muncul menggunakan sihir teleportasinya. Pria berdiri tepat di tengah-tengah Golden Wall dengan pandangan yang tajam.
Untuk sesaat Jayden menatap Vyache, kemudian dia berbalik dan tiba-tiba mengeluarkan pedang samurai miliknya. Energi hitam keunguan pekat menyelimuti bilahnya. Dengan senyum miring, Jayden pun menusuk tembok itu, lantas menggesernya turun dengan paksa.
Sontak Golden Wall yang belum terbentuk sempurna itu pun retak. Semakin lama retakan itu naik ke atas dan setelah sampai dibagian tertingginya, dari retakan akibat pedang Jayden, muncul seberkas cahaya merah yang jangkauannya langsung melebar kemana-mana.
"Wow, apa ini artinya kita sedang menunggu jemputan Malaikat Maut?"
Sontak semua mata memandang ke arah suara dan mendapati Elzha yang sedang fokus memakan kue stroberi pemberian Jane. Di sampingnya ada Arion yang bersedekap dengan wajah yang kusut.
"Apa? Apa ucapanku terdengar salah di telinga kalian?!"
Sambil menghalangi cahaya berlebih masuk ke mata menggunakan lengan atau telapak tangan, orang-orang serikat reflek menyingkir dari hadapan Elzha.
Gadis itu masih saja 11/12 dengan Jane!
Cahaya merah menyelimuti pandangan orang-orang dengan sempurna. Setelah menunggu waktu sedikit lama, cahaya itu pun menghilang sepenuhnya. Saat mata mereka sudah bisa dibuka, semuanya terkejut ketika memandang keadaan di sekitar mereka.
Sebagian besar mawar dan orang-orang di taman menghilang dengan cara yang aneh!!
"Bahkan sekarang kita hanya tinggal berduabelas saja. Aku, Arion, Vyache, Justin, Lyvia, Nath, Melody, Eric, Jane, Guren, Ichi, dan Luke. Lihat! Mereka semua menghilang!"
Semua orang yang tersisa sontak terdiam sampai Ichi tiba-tiba berdeham memecah suasana. "Dari sejak keberangkatan kita, bukankah sepertinya kita telah kehilangan seseorang? Apa kalian ingat di mana Akira berada?"
"Akira? Ah, apa aku belum bilang kalau dia tidak bisa ikut karena ayah Akira tiba-tiba memintanya pulang? Kupikir kalian semua sudah tahu karena aku sempat memberi pengumuman kepada semua orang tentang absen mendadaknya lewat pengeras suara di gedung serikat."
"Ooh, ya, pantas saja dari kemarin aku tidak melihat pria cantik itu. Tapi sejak kapan Akira punya ayah lagi? Apa ibunya menikah lagi? Seingatku tidak, sih."
Ucapan Nath membuat Jane melotot horor. "Nath, lalu apa maksud dari ucapan Akira padaku kemarin? Apa itu artinya dia sudah berbohong?!"
Luke yang pingsan dan masih ada di pangkuan Lyvia lantas terbangun karena pekikan Jane. Pria itu memegangi kepala bagian kirinya sambil mencoba untuk mengumpulkan energi agar bisa sadar sepenuhnya. "Akira memperkirakan jika pada akhirnya kau akan bereaksi begini. Jadi, sebelum dia pergi menemui 'ayahnya', dia memintaku untuk mengembalikan ini kepadamu, Jane."
Jane menerima sebuah lacrima hijau dari Luke dengan tangan gemetar, kedua matanya sontak memanas. "A-aku kira dia sudah lupa dengan keinginan itu setelah pergi bertugas bersama Ichi, t-tapi dia... dia masih ingat dengan permintaannya untuk keluar dari serikat?!"
*******
To be continued...
Bonus :
Apollo/Foebus
Artemis/Foibe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top