09 - New Golden Wall
Jika Tim B pergi ke arah timur Stormhigh Guild, maka Tim A pergi ke arah barat Stormhigh Guild yang itu berarti mereka berjalan menuju ke istana Kerajaan Lavenrose dengan lebih dulu melewati perbatasan antara kerajaan itu dan Kerajaan Bloomy.
Nath sedari tadi mengeluh karena mereka harus melewati jalanan yang dingin. Sementara Guren dan Vyache memilih mengabaikan ucapan Nath dan menikmati perjalanan dengan tenang.
"Bunga apa yang saat ini mekar di tempat ini, Ren?"
"Sakura. Bunga ini berubah warna karena pengaruh kutukan milik Prince Alba." Jawab Guren sambil memeta tiap sudut tempat yang mereka lewati.
"Mengapa kita lewat sini untuk pergi ke istana, sih? Bukankah Golden Wall di istana sudah jadi urusan Elzha dan Arion? Tidak bisakah kita teleportasi saja?" Nath mengeluh dengan kedua pipinya yang bersemu merah. Walau suhu badannya selalu panas karena memiliki sihir api, tetapi jika berhadapan dengan kutukan seperti milik Alba, dia tidak cukup kuat.
"Rute perjalanan kita memang dari sini. Tepat di perbatasan paling ujung, ada percikan energi Golden Wall yang ditemukan oleh Elzha."
Nath menghela napas panjang, kemudian diam dan berjalan sambil menggigil kedinginan. Namun, Nath tetaplah Nath, pemuda itu tidak tahan ketika suasana di sekitarnya terasa begitu sepi.
"Ren, mengapa Elzha bisa masuk ke serikat kita? Bukankah dulu dia sudah dikeluarkan? Mengapa pula Prince Alba dan Luke memiliki hubungan yang kurang baik? Ah, satu lagi, Vyache dan Justin benar-benar akan jadi murid Arion?"
Guren tersenyum masam, tetapi tetap menjawab pertanyaan Nath. "Elzha tidak dikeluarkan, energinya terkuras habis karena dari awal sumber energi lacrima miliknya didapatkan dari energi tanda guild. Secara otomatis jika dia memilih jauh dari serikat, maka energi sihirnya bisa saja habis. Dia punya energi sihir bawaan, tapi itu terlalu lemah. Tidak hanya itu, kutukan Nineteen Area juga bisa memanipulasi pikiran orang-orang yang lemah pendiriannya. Karenanya ada beberapa ingatan Elzha yang mungkin sedikit berantakan."
Guren menyibak rambutnya sebentar, kemudian melanjutkan pembicaraan. "Prince Alba dan Luke memang sedari dulu kurang cocok karena energi sihir mereka terlalu berbeda. Selain itu Luke juga pernah menyukai Elzha saat gadis itu masih menyukai Prince Alba. Nah untuk Arion, rencananya dia memang menjadi guru mereka berdua. Dulu aku sudah pernah bilang jika mereka akan punya dua guru, kan?"
"Ooo... begitu...."
"Berhenti dulu...." Vyache tiba-tiba menghentikan langkah. "Aku merasa ada energi yang begitu mirip dengan Golden Wall yang dulu menarikku masuk ke dunia ini. Kalian bisa merasakannya di sebelah sini?"
Guren dan Nath langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Vyache. Bukankah seharusnya energi ini ada di sekitar perbatasan? Mengapa energinya ada juga di sini?
Ketiga orang itu pun memutuskan untuk melangkah sambil 'meraba-raba' energi sihir. Semakin mereka melangkah maju, energi sihir yang diraba terasa semakin besar.
"GOLDEN WALL BERTAMBAH LAGI?!"
Nath dan Vyache tersentak kaget ketika Guren tiba-tiba memekik. Suaranya yang kencang membuat mereka berdua reflek mengelus dada secara bersamaan.
*******
Melody dan Eric terbang ke utara menggunakan sihir angin untuk pergi menuju hutan terlarang. Akira bilang ada sekitar lima Golden Wall yang terdeteksi di sana. Sebelum tembok-tembok sihir itu muncul, hutan terlarang hanya hutan biasa yang mengelilingi satu kuil besar untuk tempat tinggal seorang peramal yang orang-orang panggil dengan nama Oracle Flo. Ada yang bilang peramal itu pergi ke dimensi dunia yang lain untuk menitipkan sang anak di tempat yang aman. Beberapa rumor mengatakan jika anak itu adalah hasil hubungan Si Peramal dengan Zeus dan ada juga yang bilang jika anak itu adalah Hera yang mendapatkan hukuman dari Hades dan harus lahir ke dunia sebagai anak Oracle Flo untuk menebus dosa.
"Sepertinya Golden Wall terbuka karena anak dari Oracle Flo datang kemari. Namun, aku tidak mengerti mengapa sampai ada sekitar lima tembok yang muncul. Memang sebesar apa kesalahan dan kekacauan yang anak peramal itu lakukan?"
Eric memencet anting di telinga kirinya, membuat rambut light grey miliknya berubah menjadi hitam legam. Pemuda itu kemudian tersenyum kecil setelah mendengar ucapan Melody.
"Menjadi anak yang lahir dari perselingkuhan saja sudah masuk kategori dosa besar di dalam pernikahan. Aku kira kau tidak lupa jika istri sah dewa itu adalah dewi yang 'mengurusi' pernikahan banyak orang. Yang jadi pertanyaan mengapa ada rumor yang mengatakan kalau anak itu adalah Hera yang kemarahannya paling besar setelah anak itu lahir. Bagaimana bisa dewi itu lahir sebagai seorang anak dari selingkuhannya?"
Melody mengangguk paham dan memutuskan turun ke hutan. "Ah, ya, Hera pasti saat itu marah besar. Dewi itu dikenal sebagai seorang pencemburu yang akut. Dia lebih dikenal oleh banyak orang karena senang menghukum kekasih ataupun selingkuhan Zeus. Mungkin kali terakhir sebelum lahir sebagai seorang demigod, Hera sudah melanggar sesuatu yang berat. Yang efeknya jauh lebih mengerikan dari yang biasanya. Seperti mengubah takdir, misalnya."
Saat kaki pendek Melody menapak di tanah, ia langsung kaget ketika kelima Golden Wall tiba-tiba mengeluarkan pendar kuning yang terang dan langsung meledak secara bersamaan. Bro, tidak ada tanda-tanda apapun yang menunjukkan kalau tembok-tembok itu akan hancur!
Eric yang masih ada di langit reflek menyambar tubuh kecil Melody saat gadis itu masih terpaku dengan apa yang terjadi tepat di depan matanya. "Sedikit saja aku lengah, kau bisa hancur seperti tembok itu." Ungkap Eric yang kini sudah menggendong Melody dengan gaya pengantin.
Melody mengerucutkan bibir, lalu mendengkus pelan. "Mana aku tahu jika kelima tembok yang membentuk segilima itu akan hancur saat aku turun di tengah-tengahnya."
Eric dan Melody mengira jika setelah meledak pendar kuning dari tembok akan segera menghilang dari pandangan, tetapi bukannya hilang, pendar kuning itu justru berubah warna menjadi putih. Pendarnya menghilang dengan cepat dan saat itulah mereka berdua pun mendapati hal yang lebih mengejutkan daripada ledakan yang tadi mereka saksikan.
"What the-apa ini?!" Melody memekik pelan. Dia menutup mulut dengan tangan kanan sambil mendelik karena tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. "Bagaimana bisa kelima tembok itu menyatu dan menjadi tembok sebesar ini?!"
Eric menatap tembok di bawahnya dengan pandangan yang menyelidik. "Mungkin akan ada rombongan pembuat masalah yang muncul dari tembok itu."
*******
"Kau sudah menutup semua portal dari sini menuju pulau itu, kan?"
Sang pria dengan aura yang begitu suram lantas mengangguk pelan. "Cukup Hera dan Florios saja yang masuk. Semua masalah di dunia ini tidak boleh sampai bocor ke dunia yang lain. Tembok sihir tidak akan bisa menarik orang-orang yang ada di sini, baik yang berada di wilayah atas ataupun bawah."
Wanita berambut pirang panjang yang kini dikepang menjadi satu itu lantas menghela napas. "Kini Hera lahir sebagai putri dari Florios dan kursi di sebelah Zeus pun kosong. Siapa yang akan menempati kursi itu sekarang?"
Hades tersenyum kecil kemudian memilih merebahkan diri di paha Persephone. Saat ini pria itu sedang berada di padang rumput dekat rumah Demeter. "Lupakan saja itu sekarang. Mari kita lihat kembali bagaimana kisah Hera dan Florios ketika sedang menjalani hukuman di dunia ciptaan Artemis dan Apollo. Jika aku menjadi salah satu dari moirai, pasti akan aku pintal beberapa 'benang hukuman' untuk Hera. Sebenarnya keadaan ini cukup memprihatinkan bagi mereka, tetapi mau bagaimana lagi, semua dosa memang harus ditebus lebih dulu."
Persephone memberi senyum lembut kemudian menyibak rambut Hades. Wanita itu lantas membubuhkan sebuah ciuman kecil di kening Hades. "Jika tidak dipaksa untuk menebus dosa, Hera akan membuat lebih banyak kekacauan di atas tanah yang dia pijak sekarang. Tersenyumlah lebih lebar, tapi jangan sambil memikirkan hal-hal yang tidak berguna, Meli."
*******
Arion, Elzha, dan Jane pergi ke selatan untuk datang ke gereja tua milik Kerajaan Lavenrose dan Bloomy. Seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya, di sekitar tempat itu, ada tiga Golden Wall yang rumornya muncul setelah malam bulan purnama kemarin.
"Setelah bertahun-tahun sejak kutukan Nineteen Area, mengapa baru kali ini tembok-tembok itu muncul?" Jane memeta wilayah arah menuju gereja di langit dengan menggunakan sihir perubahan yang membuat dia bisa memunculkan sayap hitam burung gagak di punggungnya.
Arion dan Elzha yang terus berjalan juga terlihat sedang berpikir keras.
"Entah kutukan ini yang akan segera berakhir atau justru kita yang akan segera lenyap secara bersamaan."
Ungkapan Elzha membuat Jane dan Arion reflek menatap gadis itu.
Elzha menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Sebenarnya aku masih tidak mengerti mengapa dan bagaimana Golden Wall bisa membuat orang terkena kutukan. Kalau kita perhatikan, ada banyak tembok yang muncul di tempat-tempat suci. Ini membuatku berpikir jika di masa lalu sebelum kita semua diciptakan, mungkin sudah ada beberapa orang yang lebih dulu 'merusak' kemurnian sebuah tempat suci. Bisa juga karena dosanya terlalu besar, kutukan Nineteen Area pun akhirnya muncul karena itu."
"Menurut kalian siapa yang dulu melakukan hal semacam 'itu' hingga membuat tembok penyedot kejahatan itu muncul? Dan mengapa kutukan ini membuat orang-orang berubah menjadi terlihat seperti orang dengan umur sembilan belas tahun? Kenapa tidak berubah menjadi anak-anak atau sekalian saja menjadi orang tua yang sudah renta?" Seloroh Arion tiba-tiba.
Jane kemudian turun dari langit dan ikut berjalan di sebelah elzha. "Benar juga. Bahkan sebelum kutukan Nineteen Area muncul, rumor tentang keberadaan Golden Wall sudah lebih dulu tersebar di masyarakat. Namun, kutukan yang dulunya hanya sebuah rumor berubah menjadi kenyataan setelah Prince Alba berusaha menghancurkan tembok itu dan berakhir dengan sebuah kegagalan. Maksudku, mengapa dihancurkannya atau tidak, tembok-tembok itu tetap membawa bencana?"
Arion menggeleng tidak setuju. "Tembok itu bisa dihancurkan dan tidak mendatangkan bencana jika orang yang menghancurkannya punya energi sihir hitam yang sama atau lebih tinggi tingkatannya dibanding sihir tembok itu. Yang jadi pertanyaan adalah mengapa energi sihir putih tidak bisa menyentuh tembok itu? Kalaupun ada orang dari sihir putih yang bisa menyentuhnya, mereka hanya akan mengalami kesengsaraan jika mereka masih hidup."
Elzha dan Jane mengangguk setuju. Namun, saat mereka baru diam sebentar saja, tanpa aba-aba sebuah Golden Wall muncul di hadapan mereka. Karena tidak ada persiapan, ketiganya pun tersedot masuk hole yang muncul dari tembok tersebut.
"Eh?! I-ini...."
"AAAAAAAAAA!!"
*******
To be continued...
Bonus :
Hades
Persephone
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top