04 - Change

"Kau semakin lemah, Vic. Biarkan aku ikut campur dalam urusan hidupmu lagi."

"Tidak, aku tidak ingin hidupku semakin kacau karena manipulasi pikiran yang kau lakukan padaku. Semuanya sudah selesai. Aku akan menerima semua ini walau sulit."

"Hidupmu sulit itu urusanmu, tetapi pikiranlah Jack dan Lithamy. Kau melalui banyak hal untuk dapat hidup bersama dengan mereka. Setelah Raymond datang, apa kau rela jika dia benar-benar akan menggantikanmu?"

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini... mengapa semua ini harus terjadi disaat aku ingin hidup bahagia?"

"Ketika sudah sampai di tempat barumu, mulailah mencari cara untuk mematahkan kutukan Nineteen Area dan satukan apa yang HARUS kau satukan."

"Bagaimana dengan Lithamy dan Jack?"

"Lithamy mengandung anakmu lagi dan Jack akan menjaga mereka untukmu."

"A-apa? Disaat-saat begini mengapa lagi-lagi aku tidak ada di sampingnya? Aku... aku ingin pulang."

"Jack akan menjaga Lithamy sebaik mungkin. Bocah itu mungkin masih kecil, tetapi dia akan terus berusaha untuk memberi kekuatan kepada ibunya. Dia putramu, harusnya kau percaya dia mampu melakukan apapun demi orang yang dicintainya. Percayakan saja Lithamy padanya."

Victor tersenyum lembut, lantas berbisik, "mulai hari ini aku memberimu izin untuk membentuk kembali kepribadianmu sendiri dengan utuh, Gazelle." Iris mata Victor yang saat ini masih berwarna hitam kebiruan, lantas berubah menjadi silver.

"Akhirnya aku kembali lagi. Terima kasih, Victor."

Sedari awal Victor sudah memiliki skizofrenia dan entah baik atau buruk, akhir-akhir ini kepribadian lain mulai terbentuk tanpa dia sadari. Kepribadian itu mengambil kesadaran Victor secara sepenuhnya, mulai melakukan banyak hal tanpa dia sadari. Namun, pada akhirnya Victor tahu dan sadar akan penyakit mentalnya yang sama sekali tidak bisa dia obati. Semakin dikekang, semakin buruk pula efeknya.

Alasan mengapa selama ini Lithamy seringkali menatapnya iba dan terkadang sambil menangis adalah karena keadaan mental Victor yang pasang surut. Sepertinya wanitanya juga sudah tahu kalau ada alter ego yang baru terbentuk di diri Victor dan akhirnya muncul ke permukaan.

Ditambah lagi sekarang Victor juga harus berbagi tubuh dengan jiwa yang lain, alter ego pun semakin sempurna membentuk kepribadiannya. Mau bagaimana lagi, lama-kelamaan Victor juga semakin lelah untuk mengendalikan dirinya sendiri.

"Mungkin aku sudah kehilangan kendali pada tubuhku secara sepenuhnya karena jiwa lain sebelummu. Namun, begitu aku melihatmu, ternyata kau jauh lebih menyedihkan, Vic." Pria berambut silver itu menyibak rambutnya yang basah lantas cepat-cepat keluar dari air laut yang asin. "Kau bahkan kehilangan kendali atas jiwamu sendiri hingga berpecah dan membentuk identitas sendiri. Menyedihkan."

"Baiklah, mulai hari ini aku akan menyatu dengan kepribadianmu yang lain. Aku pastikan kita akan berhasil menata kembali hidupmu yang sudah kacau. Gazelle, entah kau dengar atau tidak, tapi... semoga di masa depan nanti kita bisa bekerjasama jauh lebih baik dibanding sekarang."

"Hmm, ya, demi Lithamy, Jack, dan... Victor."

*******

Arion berjalan menyusuri pantai Kerajaan Lavenrose dengan tertatih-tatih. Sudah lama dia tertidur di kedalaman jiwa Raymond dan sekarang tiba-tiba saja jiwa baru bernama Victor secara tidak sengaja telah membangunkan jiwanya. Pria berambut silver itu pun tersenyum kecil. "Bukan Raymond yang menyamar menggunakan wajah Victor, tapi mereka berdua yang telah bertukar jiwa saat mantra Raymond dirapal. Ah, sepintar-pintarnya Raymond, dia tetap saja ceroboh. Seperti biasanya."

"Arion!"

Siapa yang berteriak?

Arion yang menunduk sambil menumpu badan agar tidak ambruk, lantas mendongak, menatap heran seseorang yang sedang berlari mendekat ke arahnya. "King Gerald?"

"Kenapa Anda berlari, Your Highness?"

Gerald tidak segera menjawab pertanyaan Arion, pria berambut navy blue itu lantas menyibak helai rambut yang menutupi mata kanannya.

"Eh? Itu.... "

Gerald mengangguk cepat dengan senyum yang lebar. "Tanda kutukan yang kau bilang tersembunyi dan tidak bisa dilihat akhirnya menampakkan diri. Lihatlah... eh? Sejak kapan warna iris matamu kembali berubah menjadi silver begini? Kau.... " Senyum pria itu menghilang dengan cepat, langsung digantikan oleh pikiran yang mulai menjalar ke mana-mana.

Arion pun mengangguk pelan. "Saya sudah kembali dari tidur panjang, Your Highness. Seseorang yang jiwanya lebih murni dari Raymond telah datang menggantikannya walau itu atas paksaan."

"Raymond jadi pergi, ya? Hmm, syukurlah kalau begitu. Dengan ini, satu energi sihir hitam di sekitarku berkurang satu." Ungkap Gerald sambil menyibak rambutnya ke belakang.

Gerald dan Arion lantas kembali berjalan menyusuri pantai, berniat untuk pulang ke istana.

"Your Highness, maaf jika lancang, tapi sepertinya Anda harus tahu beberapa hal baru yang sudah saya dapatkan."

Gerald mengiakan ucapan Arion sambil menatap alam sekitar pantai yang damai.

"Yang pertama, Anda tahu betul jika energi saya adalah sihir keseimbangan dan karena itu saya bisa berbaur dengan energi sihir apapun. Jiwa baru yang juga menempati tubuh saya juga punya energi yang sama, hanya saja memang energinya lemah.

Yang kedua, tanda kutukan Anda telah muncul dan memang bisa membuat batasan kontak fisik Anda kepada orang lain hilang. Namun, sebagai gantinya, tanda kutukan itu akan menyedot energi sihir orang lain dengan mudah. Itu artinya semakin sering Anda berkontak fisik dengan orang lain, maka semakin banyak pula energi yang akan Anda dapatkan. Anda memang sudah tidak merasakan sakit lagi saat menyentuh orang lain, tetapi dengan terlihatnya tanda kutukan itu, sekarang orang-orang itu yang justru harus merasakan rasa sakitnya.

Itu berarti Anda harus lekas mencari siapa orang dari ramalan istana yang katanya akan mematahkan kutukan Anda, Your Highness. Jika tidak maka kekacauan ini hanya akan membuat semua orang berada dalam ketakutan dan keputusasaan... Anda mengerti, kan?"

Ah, ramalan yang itu, ya?

Gerald pun menatap Arion dengan ekspresi muram. "Jika orang itu seorang pemuda atau pria, aku bisa menjadikannya sebagai saudara. Namun, jika orang itu adalah seorang gadis atau wanita, haruskah aku menikahinya? Tidak bisakah aku juga menjadikannya sebagai seorang saudari saja? Apa para tetua istana itu tidak melihat jika aku sudah punya seorang istri? Mengapa mereka menyarankan hal semacam itu padaku?"

Arion menatap Gerald yang berjalan dengan lesu. Pria itu lantas menghela napas panjang. "Mengapa ramalan tetua itu mirip seperti kisah dalam dongeng saja, ya? Terdengar merepotkan dan anehnya sulit untuk Gerald tolak."

"Sepertinya aku juga bisa menanyakan hal sama pada kisah hidupmu, Vic. Mengapa di antara begitu banyak pria di sekitar Lithamy, dia justru memilih menikah denganmu? Alasannya memilihmu pun terdengar begitu naif."

"A-apa katamu?!"

"Kalian berdua merepotkan. Diamlah dan jalan saja! Kau juga... kau tidak jadi tidur, Vic?"

"Tidak, aku tidak bisa tidur, suara di luar terdengar begitu bising. Aku heran mengapa selama bertahun-tahun Arion bisa tidur nyenyak bahkan walau sampai Raymond berbuat ulah dengan tubuhnya. "

"Aku tidur dan sulit bangun karena energi sihir hitam Raymond mengunci diriku. Walau tidur, aku tetap tahu perkembangan di luar sana. Aku tidak tidur seperti orang mati."

"Tidak sepertimu yang bahkan sering tidak tahu dengan apa yang sudah kuperbuat selama terbangun."

"Hey, kau ini bukanlah jiwa yang utuh, tapi kau adalah percikan dari jiwaku yang bisa membentuk kepribadian baru sendiri, lalu muncul saat aku tertekan secara berlebihan. Kau pikir hidupku berjalan mudah karena terus mendengar ucapanmu melalui kepalaku? Bukan lewat telinga, tapi pikiran! Tahu?!"

"Ya, ya, terserah...."

"Kalian sangat rusuh. Tolong diam, bisa?"

"Kau...."

"Hmm...."

Perdebatan kecil dari satu orang dengan kesehatan mental yang berada di ambang batas kewarasan dengan jiwa lain yang berbagi satu tubuh dengannya, membuat Arion Gray terlihat seperti orang gila.

Orang-orang di pantai yang tahu seberapa dinginnya Arion selama mendampingi Gerald, kini menganga lebar karena kaget begitu melihat perubahan besar darinya, bahkan hal itu terus terjadi walau Arion sudah keluar dari pintu masuk pantai.

"Dia terlihat seperti orang gila, tapi melihat banyak ekspresi dalam waktu singkat dari wajahnya, ini termasuk hal yang menakjubkan. Warna auranya hari ini pun terlihat lain, seperti ada yang hilang dan datang padanya." Elzha yang berniat menyusul Gerald untuk memberitahu jika rombongan Prince Alba tiba-tiba datang ke istana, kini justru melupakan tujuannya. Entah bagaimana bisa dirinya tidak sadar jika suaminya sudah pergi lebih dulu dari pantai.

"Hilang dan datang pada Tuan Arion?" Beo salah satu pelayan yang mengikuti Elzha.

Wanita berambut scarlet itu pun mengangguk pelan. "Ya... entah apa itu."

*******

Arion sampai di istana ketika suasana di dalamnya mendadak terasa begitu suram. Ada dua energi sihir putih yang anehnya saling bertabrakan, membuat pria berambut silver mengerutkan dahi. "Bagaimana bisa dua energi yang sama besarnya ini saling bertabrakan?"

Arion melangkah cepat untuk mencari sumber kedua energi sihir itu dan ketika dirinya semakin dekat dengan taman mawar, bukan hanya energi sihir tubuh saja yang bisa dia rasakan kehadirannya, tetapi juga energi kutukan dari Nineteen Area.

"Hanya ada dua orang dari dua kerajaan yang memiliki kutukan terbesar dari Nineteen Area. Prince Alba dan King Gerald. Mereka punya energi yang sama persis dan selama bertahun-tahun mereka saling menghindar. Namun, mengapa hari ini mereka berdua justru bertemu dan beradu energi seperti sekarang?"

"Lihatlah ke depan, Arion."

Ucapan Gazelle dari pikirannya sontak membuat Arion berhenti bergumam. Namun, begitu benar-benar mendekat dengan Prince Alba dan King Gerald, pria itu tersentak kaget.

Shit! Apa mereka berdua benar-benar sedang berkelahi?! Di taman bunga milik Elzha? Mereka sudah gila atau bagaimana?

"Mengapa mereka tiba-tiba beradu kekuatan begini?" Dengan reflek, Arion pun mendongak untuk melihat bulan yang sedang bersinar. "Ah, apa karena sudah sembilan belas jam berlalu sejak tanggal sembilan belas?"

Arion lantas kembali menatap kedua pria yang sedang bersiap-siap meluncurkan serangan berikutnya. Namun, ketika energi mereka akan segera dilemparkan, Elzha datang dengan baju zirahnya sambil memasang wajah sangar. Wanita itu kemudian melibas kedua pria di hadapannya menggunakan tombak besi yang sering dibawanya saat menggunakan baju zirah.

"Ini tontonan yang menarik. Sudah lama sekali aku tidak melihat Elzha memakai baju zirah. Ah, tentu saja... aku hampir lupa jika selama ini aku menutup mataku. Ada kalanya aku tidak bisa menangkap seluruh informasi dari luar secara sepenuhnya."

"Hentikan Elzha sekarang, Arion! Energi dua pria itu bisa melukainya kapan saja! Energi mereka saat ini sedang tinggi!!"

"Kau berucap seperti pernah saja melihat pertarungan para penyihir."

"Hadeh, Gazelle! Apa kau sudah lupa dengan tragedi penyihir berdarah yang pernah terjadi di perbatasan dulu?"

"Tragedi apa, sih? Aku bahkan tidak ingat jika di dunia kita pernah ada penyihir."

"Haishh... itu artinya sampai sekarang kau juga tidak tahu kalau keluarga Justin dan Vyache adalah keluarga penyihir murni?"

"Apa katamu?!"

"Inilah salah satu alasan mengapa selama ini aku berusaha keras untuk tidak mengusik keluarga Kurt dan Navillera secara terang-terangan. Jika nekat, bahkan sebelum aku menikahi Lithamy, aku sudah menjadi abu. Aku sangat beruntung karena sepertinya ingatan orang-orang tentang tragedi sihir berdarah hari itu dihapus secara massal oleh dua keluarga besar itu. Sihir pewaris termuda dari dua keluarga itu juga masih disegel walau sudah bertahun-tahun."

"Wow, bagaimana kau tetap ingat dengan hal luar biasa itu disaat orang-orang di duniamu ingatannya dihapus? Kau punya sihir?"

"Hey! Apa kau sudah lupa jika aku juga punya sihir keseimbangan yang bisa membuatku tetap aman? Kupikir kau sudah tahu fungsi sihir ini untuk apa. Haruskah kukatakan sekali lagi kepadamu jika sihir itu berfungsi sebagai perisai utama bagi pemiliknya? Begini-begini, ayahku juga adalah seorang penyihir, walau akhirnya kehilangan energi sihirnya tanpa ada yang tahu alasan sebenarnya apa."

"Hmm, bagaimana jika seandainya Justin dan Vyache ikut terlempar ke sini karena mereka adalah seorang penyihir? Tembok sihir itu sepertinya tidak sembarangan dalam menarik seseorang masuk ke dalamnya."

"Mudah saja. Energi sihir yang selama ini menyegel kekuatan mereka lama-kelamaan akan segera terbakar. Energi kutukan di tempat ini justru akan membantu mereka melepaskan semua sihir yang selama ini diredam dari tubuh mereka. Ingat, energi mereka adalah energi sihir hitam dan tembok itu punya energi yang sama."

"Ah, lupakan itu, sekarang cepat hentikan mereka, Arion!!"

"Tidak mau. Biarkan saja."

"Hey!!"

"Kalian berisik. Shut up! Biar aku saja yang menghentikan mereka!"

Gazelle hanyalah percikan kecil dari jiwa Victor yang sesungguhnya, tetapi sepertinya dia lebih dominan daripada Victor itu sendiri. Ketika dirinya mengambil alih tubuh Arion, iris mata sebelah kiri Arion dengan cepat berubah menjadi hitam kebiruan.

"Magic lock!!"

*******

To be continued...

Bonus :

Jimmy Alba (before die)

Alba Snowice (before the curse)

Alba Snowice (after the curse)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top