Part. 1 - Desperate housewife

Somi bergerak menjauh ketika sudah berhasil memecahkan sebutir telur keatas penggorengan. Dia memekik ngeri mendengar letupan minyak yang membuat telur yang sudah berantakan itu semakin mengerikan.

Haish! Somi kesal kalau untuk membuat telur ceplok saja tidak becus. Dia melirik jam dinding yang sudah pukul setengah tujuh malam dan itu artinya adalah suaminya akan pulang kerumah.

Dia memberanikan diri untuk mengarahkan spatulanya dan membalikkan telurnya yang sudah tidak bisa terselamatkan lagi karena telur itu sudah gosong. Bahkan telur itu terlihat berantakan.

Buru-buru dia mematikan api dan menyalakan penyedot asap yang terpasang tepat diatas kompor itu.

"Hiks...", isakan Somi mulai terdengar dan dia menangis karena lelah.

Dia melihat tumpukan cangkang telur yang ada di tong sampah dengan minyak goreng yang tumpah kemana-mana. Setiap harinya dia akan menghabiskan sepuluh butir telur hanya untuk belajar membuat telur ceplok tapi selalu berakhir gagal. Dia merasa tidak becus menjadi perempuan.

Niatnya sudah sangat mulia untuk menyiapkan makan malam dengan pulang ke rumah secepat yang dia bisa setelah menyelesaikan jam kuliahnya dan pasti berakhir menyedihkan seperti ini. Menangis di pojokan dapur sambil memeluk dirinya dalam posisi kedua lutut yang menekuk.

Somi sudah berusaha keras selama tiga bulan dua minggu enam hari untuk membuat telur ceplok selama dirinya sudah menyandang status sebagai seorang istri dari pria tampan bernama Oh Sehun.

Pengorbanannya terkesan bodoh bukan? Yeah. Begitulah cinta , penderitaannya tiada akhir, batin Somi sedih.

Hanya demi sebuah perasaan so called cinta itulah membuat Somi yakin untuk menikah dengan Sehun ketika bertemu secara tidak sengaja di depan sebuah mini market. Jatuh cinta pada pandangan pertama, quote jadul yang sempat tidak dipercayainya kini menjadi sebuah kenyataan yang benar adanya. Karena itulah yang dirasakannya ketika bertemu dengan Sehun hingga memantapkan diri untuk menikah muda padahal dirinya masih menjadi anak kuliahan.

"Menangis di pojokan lagi, yeobo?", terdengar suara familiar dari arah belakang dan itu membuat Somi semakin terisak.

"Oppaaaa!!!", seru Somi sambil terisak dan beranjak dari posisinya untuk menghamburkan dirinya dalam pelukan suaminya.

Sehun terkekeh geli sambil melihat dapurnya yang overall berantakan. "Ssshhhh.. jangan menangis. Dengan menangis, dapur ini tidak akan bersih dan kita akan kelaparan".

"Aku gagal lagi, hiks!", racau Somi dengan ritual mengadunya yang sudah menjadi rutinitas sehari-harinya setiap kali Sehun pulang kerja.

"Setidaknya kau sukses memasak nasi. Sudahlah. Ayo kita bersihkan dapur dulu dan setelah itu kita makan malam", ujar Sehun menenangkan sambil menepuk-nepuk bahu Somi dengan lembut.

"Tapi... aku tidak berhasil membuat apapun, Oppa", kembali Somi mengadu dengan airmata berlinang.

Sehun kembali terkekeh. "Aku tahu. Kau tenang saja, aku sudah membeli McDonalds dan Honey Chicken Wings beserta bir untuk makan malam kita".

Tangisan Somi terhenti dan dia melirik kearah dua buah kantong plastik besar yang sudah ada diatas meja makan. Oh dear... perutnya langsung berteriak lapar.

"Oppa...."

"Sudahlah, ayo kita bersihkan dapur dulu dan setelah itu kita makan, oke?", ujar Sehun sambil mengusap kepalanya.

Somi mengangguk dan buru-buru meraih gagang sapu. "Aku akan membersihkan dan kau bisa mandi dulu".

"Tidak usah. Aku akan membantumu untuk menyiapkan makan malam sementara kau membersihkan kekacauan ini", balas Sehun kalem.

Ya Lord... semakin bertambah cintalah dia pada suami terbaik seibukota Seoul ini. Selama ini suaminya begitu pengertian dsn memahami kalau dirinya tidak kompeten dalam mengurus rumah tangga. Alhasil Sehun selalu membungkus makanan untuk dibawa pulang sebagai menu makan malam setiap harinya.

Somi menyapu lantai dan kemudian mengepelnya. Dia mengusap percikan minyak yang ada dimana-mana dengan cekatan meskipun tidak terlalu bersih karena perutnya sudah berteriak lapar. Apalagi aroma ayam goreng kesukaannya seakan menggodanya untuk segera melahapnya habis-habisan.

Lima belas menit kemudian, pekerjaan bersih-bersih sudah selesai. Yes! Saatnya makan, seru Somi dengan girang. Dia segera melepas apronnya, mencuci tangannya dan segera berlari ruang makan.

Alis Somi berkerut bingung ketika tidak melihat Sehun dimanapun. Kemana suaminya itu? Dia pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling sambil melangkah untuk mencari suaminya ke kamar, ruang kerja, kamar mandi, dan setiap sudut apartemennya tidak ada tanda-tanda Sehun.

What the...!!

Somi pun segera meraih ponselnya untuk menelepon Sehun tapi pintu apartemen terbuka dan itu dia!

"Kau darimana, Oppa? Kenapa kau tidak bilang kalau kau pergi?", tanya Somi dengan alis berkerut heran.

Sehun hanya menyeringai sambil menutup pintu. Dia datang dengan satu kantong plastik di tangannya.

"Aku hanya ke bawah untuk membeli nasi", ujar Sehun sambil berjalan ke ruang makan dan membuka plastiknya.

"Untuk apa kau membeli nasi? Aku kan sudah memasak nasi", tanya Somi heran sambil melangkah menuju ke dapur untuk menggapai rice cooker-nya dan...

Somi memejamkan matanya sambil mengumpat pelan karena ternyata rice cooker itu masih terisi dengan air dan beras yang artinya dia lupa untuk menekan tombol pada alat penanak nasi itu. Shame on me, rutuknya dalam hati.

"Yeobo, ayo kita makan. Aku yakin kau sudah lapar. Ayo kesini", panggil Sehun setelah membuka makanannya.

Somi berbalik sambil menundukkan kepalanya dan melangkah pelan kearah Sehun dengan perasaan bersalah. Dia tidak duduk di kursinya melainkan berdiri di samping Sehun sehingga pria jangkung itu menoleh dengan tatapan bingung.

"Maafkan aku, Oppa. Aku merasa gagal menjadi istri dan tidak becus dalam hal apapun. Aku sudah menyusahkanmu", ucap Somi dengan nada menyesal.

Sehun tersenyum lalu merubah posisi duduknya untuk berhadapan dengan Somi yang masih berdiri. Dia menarik Somi mendekat dengan kedua kaki panjangnya yang mengapit tubuh Somi.

"Aku menikahimu karena aku mencintaimu dan ingin kau menjadi istriku. Tidak masalah kau tidak bisa memasak, toh kita masih bisa membeli makanan atau pesan delivery. Yang penting kita bahagia", ujar Sehun dengan hangat.

Oh dear... apakah dia tidak bisa mengurangi kadar pengertiannya sedikit saja? Membuat degup jantung Somi tidak karuan karena dimaklumi secara demikian.

Dan apa yang dikatakan Sehun adalah benar. Bahagia itu yang terpenting, apalagi jika mereka selalu bersama. Somi bahkan sudah sangat siap untuk menjadi ibu dari anak-anak pria itu. Oleh karena itu Somi memantapkan diri untuk berlatih lebih keras lagi dan belajar memasak lewat kursus kilat dalam waktu dekat.

"Saranghaeyo, Oppa", ucap Somi dengan mimik wajah sungguh-sungguh. "Aku berjanji kalau aku akan menjadi istri yang pantas untukmu. Aku akan belajar lebih giat lagi!".

"Nah, itu baru Somi kesayangan Oppa. Ayo kita makan. Aku membeli banyak macam dan kau pasti suka dengan popcorn chicken ini", ujar Sehun sambik menariknya duduk dan meraih satu kotak berisi potongan ayam dalam ukuran kecil yang menjadi kesukaannya.

"Whooaaaa.. kau sangat tahu kesukaanku. Kenapa kau hebat sekali, Oppa?", seru Somi girang sambil menusuk satu potongan ayam dengan garpunya lalu melahapnya.

Sehun tersenyum sambil menatapnya penuh arti. "Karena untuk menjaga apa yang menjadi kesayanganku adalah membuatnya bahagia. Jadi aku sedang berusaha untuk memberi apa yang menjadi kesukaannya sehingga aku semakin dicintai olehnya".

Demi jantungnya yang sudah berdegup tidak karuan, Somi merasa tak berdaya menerima serangan hati yang tidak ada habisnya itu. Dia menjadi seperti orang tolol selama sepersekian detik dan kemudian mengembangkan senyuman penuh arti.

"Aku sudah bahagia dan terima kasih kau sudah menunjukkan apa arti dari mencintai, Oppa", ucap Somi lembut.

Somi yakin kalau cintanya sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada Sehun. Yeah. Dibalik keputusasaannya dalam menjadi seorang istri yang tidak kompeten, ada rasa optimis yang terasa lewat cinta dari sang suami. Yaitu menjadi ratu yang memegang kendali kehidupan atas Sehun dan satu-satunya yang akan dicintainya sampai kapanpun.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Lapak senang2 ini ditulis khusus untuk kalian 💋

Coba liat kesongongannya yang absolute dari cowok kurang ajar yang lagi diem aja pesonanya gak bisa ditolak 😖

Noona gemezzzz 😬😬😬



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top