Aneh
.
.
.
Hari demi hari Ran lalui dengan bimbang.
Ya setelah jadian dadakan dan sepihak dari Shuuzo membuat hari Ran sedikit berbeda.
Ya berbeda.
Setiap pagi Shuuzo akan datang ke rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama, meski mereka terpisah di halte bis. Shuuzo juga sering berkunjung ke rumahnya hanya untuk menemani Ran belajar ataupun menonton tv dan memang kebetulan juga rumahnya tidak jauh dari rumah Shuuzo. Hingga mereka banyak menghabiskan waktu bersama.
Dan setiap jam pulang sekolah jika tak ada latihan basket Shuuzo akan menjemputnya untuk pulang bersama.
Kadang Shuuzo juga mengajaknya jalan-jalan ditaman ketika minggu pagi tiba.
Ya harinya berubah begitu saja setelah kehadiran Shuuzo disisinya. Jantungnya pun berdetak kencang ketika berdekatan dengan Shuuzo.
Ran pernah berfikir.
'Apakah Shuuzo juga merasakan hal yang sama dengannya?'
Beruntung, Ran sudah menyelesaikan ujiannya yang terakhir kemarin. Hingga sekarang Ran tak perlu repot-repot belajar untuk UN.
Lagian apa bisa Ran fokus dengan ujiannya? Ketika wajah sang kekasih yang selalu ada di otakknya?
Katakanlah Ran lebay, tapi memang begitu kenyataannya.
Setiap melakukan apapun Ran akan selalu mengingat wajah Shuuzo.
Pernah satu kali ia menemani Himuro belanja bulanan. Tapi yang Ran lihat bukan Himuro, melainkan Shuuzo.
Hei! Himuro dan Shuuzo itu beda..
Aneh kan?
"Kak!" Panggil Karma tiba-tiba.
"Yya?" Jawab Ran sedikit terkejut, inget. Cuma sedikit.
"Ada yang nyariin tuh!"
"Siapa?"
"Si abang Hiu."
"Lah.. ngapain dia kemari?"
"Yakali, mana gue tau kak."
Kedua Akabane itu terdiam. Saling tatap menatap.
Karma tahu, Ran enggan menemui Wei. Terlihat jelas dimatanya. Tapi seperti biasa, Ran akan tetap menemui tetangga jauhnya itu.
Ngga tega katanya.
Alasan macam apa itu?
Kadang Karma juga kesel kalau ingat sifat Ran yang satu itu.
Ran menghela nafasnya pelan. Ia pun beranjak dari duduknya.
"Udah lama belom dek?" Tanya Ran hawatir.
"Belom sih... cuma setengah jam, tapi cek aja lah kak. Siapa tau dia masih bertahan disana." Jawab Karma santai.
"Ha?"
"Udah cek aja sendiri sana.."
Ran pun menuruti ucapan adeknya.
***
Shuuzo mendribel bola basket yang tengah ia pegang. Dihadapannya ada Shun yang mencoba merebut bola darinya.
Di bangku penonton ada sosok Imayoshi, Aritsu dan Momoi yang sedang menonton permainan si kembar.
Sejauh ini Shuuzo lah yang unggul dari pada Shun hingga.
Priiiit!
Pluit dibunyikan oleh Momoi, tanda waktu permainan si kembar telah habis.
Kini Shun meraih botol yang disodorkan oleh Momoi.
Sedangkan Shuuzo dari Aritsu.
Aneh.
Setiap kali Shuuzo melihat interaksi antara Shun dan Momoi ia merasa aneh.
Ia selalu bertanya-tanya dalan hati.
'Apakah aku pantas untuknya?'
'Apa dia akan selamanya bahagia ketika denganku?'
'Bodohnya aku yang tak menanyakan perasaannya dulu padaku.' Sesal Shuuzo.
Shun yang melihat gerak-gerik kembarannya yang mencurigakan, menaikan alisnya heran. Ya Shun hanya menaikan alisnya, terlalu mysterius. Tapi jika ditik lagi.
Mereka terdiam.
##TBC##
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top