Adek Rese!

.
.
.

Shun pov.

"Apa kau sadar atas tindakanmu?" dia tersentak saat aku melontarkan pertanyaan itu.

"Apa maksudmu?" tanya Ran pura-pura tak mengerti.

Aku menghela nafasku sebelum aku kembali bertanya padanya.

"Kau menjauhi Shuuzo, kenapa? Bukankah kau menyukainya?" tanyaku secara beruntun. Kulihat dia mengalihkan pandangannya kearah lain. Wajahnya sedikit memerah kemudian dia menatapku tajam.

"Jangan menatapku seperti itu, semuanya sudah jelas. Kau tak perlu menyangkalnya dariku, karena aku tau."

"Ku pikir Shuuzo tidak menyukai ku, selama ini dia terlihat biasa saja saat denganku. Maka dari itu aku memilih menjauhinya." ujar Ran yang masih bertahan dengan wajahnya yang memerah.

"Hanya itu alasanmu?" tanyaku. Mencoba menggalih alasan yang lebih logis.

"Ku rasa ya.." nadanya terdengar sangat ragu, ya aku tahu.

"Kau salah menilainya Ran-san, saudaraku menyukaimu lebih dari yang kau tahu." ujarku santai, aku tak mengira reaksi nya akan lebih terkejut dari yang tadi.

"Sayangnya, dia belum mengerti apa itu cinta." sambungku kemudian.

"Maaf, aku harus pergi." pamit Ran.

"Kau takkan bisa lari dari masalah, sampai kapan pun Shuuzo akan mendatangimu. Menuntut jawabannya, karena kau tiba-tiba menjauhinya." ucapku lebih keras karena dia sudah melangkah menjauhiku.

"Ku mohon mengertilah, aku bukan menghindari Shuuzo-san! Aku hanya ingin fokus pada ujian ku nanti. Masalah dengan Shuuzo-san, aku akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri." teriaknya frustasi.

Dan apa itu? Dia menangis?
Ya Tuhan, aku membuat anak orang menangis, apa-apaan ini?

Shun pov end
.
.
.
.
.

Ran pov

Kenapa dia berbicara seperti itu padaku? Seolah dia memang mengetahui segalanya tentangku dan Shuuzo.

Tapi, apa benar bahwa Shuuzo menyukai ku juga?

Ah! Sudahlah Ran! Fokus! Fokus! Kalau Shuuzo memang jodohmu dia takkan lari kemana pun!

E-eh?! Jo-jodoh?! Wat depak!!? Apa yang kau pikirkan Ran! Kau masih kecil, gak boleh mikir ke arah situ! Fokus! Fokus! UN sebentar lagi.

Aduhhh kenapa pipi ku terasa panas? Apa AC dikamarku mati yak?

Tok Tok Tok!

Eh? Siapa yang mengetuk pintu kamarku?

Buka gak ya? Ah buka sajalah~

Ceklek!

"Hai kak~" sapa Karma sambil tersenyum.

Ah dia Akabane Karma, adikku.

"Karma-kun?"

"Boleh masuk?" tanyanya sambil celingak-celinguk menatap ke seluruh sudut kamarku.

"He? Mau ngapain? Ini kamar cewek dek.." ucap ku sambil bersidekap tangan dan menatap nya penuh curiga.

"Yaelah kak, biasanya juga boleh etdah.." balasnya yang gak santai.

"Yoweslah masuk!" aku pun menyerah, toh kalo dilarang juga percuma.

"Yippi~" dia bersorak kegirangan.

"Kak?" panggilnya padaku.

"Hm?"

"Boleh nanya kagak?" ucap nya sedikit ragu, aku menatapnya heran.

"Yaelah tinggal nanya doang.. Biasanya juga ceplas ceplos lu." balas ku asal, tapi emang gitu kenyataanya.

"Ehehe~ mmm gini loh kak.." apaan itu? Mukanya merah sambil garuk2 pipi kek gitu?

"Hm?"

"Aduh apa yak.. Bingung dah mau nanya dari mana." dia tak berani menatapku, malah menatap lampu tidurku yang bergambar hello kitty.

"Yaelah dek, tinggal nanya doang apa susahnya?" tanya ku.

"Gini loh kak-"

"Dari tadi gini-gini mulu lu dek."

"Ish, jangan potong kalimat orang kali, gak sopan bat elah."

"Nah liat siapa yang ngomong, berandalan Kunugigaoka."

"Kembali ke topik awal."

"Serah lu dek, serah.."

"Kak, gue liat lu tadi sama anak basket loh~ ngapain hayoo, cuma bedua lagi." ujarnya dengan nada jahil, apa dia bilang? Anak basket katanya?

'LOH KOK TAU?' ebuset hampir keceplosan.

"Anak basket? Kapan dek?" pura-pura kagak tau gue.

"Udah lah kak, jan pura-pura lupa geh.." Karma kesal, tapi aku leboh kesal lagi karena ketauan sama si wasabi ini.

"Iya dah, kakak ngaku." balas gue nyerah, iyalah. Cape juga, cape lahir batin ngadepin ini anak.

"Ngapain sama dia?" tanya Karma penasaran.

Kalo dipikir-pikir dia selalu penasaran sih, kek arwah yang gak punya tempat tinggal// gak!

"Lah elah, kalo adek liat kan gak perlu nanya lagi dek, orang gue gak ngapa-ngapain sama dia." jawabku yang udah kesel.

"Gak ini beda lagi, pas waktu itu kakak gandengan tangan sama dia, mesra bat elah kakak gak bilang kalo udah punya pacar." Karma ngelirik gue dengan seringgai setannya.

Emang rajanya setan ini anak. Eh kalo dia rajanya setan gue apanya yak? Kan gue kakaknya dia. Ah bomat lah bomat.

"Oemjih dek, kakak gak pacaran sama dia." sangkal ku, lah emang gue gak pacaran sama Shuuzo.

"Lah kalo gak pacaran ngapain gandengan tangan?" ih ini anak nanya mulu dah kek Mba Reo.

"Udah deh ah, rese lu dek. Keluar sana!" usir gue, dia merengut. Bukanya imut malah amit-amit.

"Lah adek sendiri diusir, bilangin nih sama mama sama papa juga."
Karma mulai mengeruhkan cuaca, liat deh sekarang langit jadi mendung gara-gara dia pen nangis, gak ada hubungannya juga sih.

"Serah dek, dasar tukang ngadu." omelku.

Karma keluar dari kamar gue, gak tau gue dia beneran nangis ato kagak.

Sabar Ran, sabar! kuatin hati lu kalo punya adik macam dia.

Ran pov end.

.

.

.

Normal pov

"Shuu- nii.." panggil Aritsu pada Shuuzo. Aritsu lelah dikacangin sama abang nya.

"Hm?"

"Udah lah jangan galon mulu bang, kek tetangga sebelah." ujar Aritsu jengkel.

Otak Shuuzo lodingnya lagi lama gegara galau, alhasil dia gak tau siapa tetangganya.

"Siapa emang tetangga sebelah?" tanya Shuuzo sama Aritsu.

Aritsu nepuk jidatnya, dalam hati ia mau ngutuk si abang tapi gak tega.

"Lah Shuu-nii kagak tau? Ckckck.. Tetangga sebelah itu kan Imayoshi-senpai." jawab Aritsu sambil geleng geleng dramatis.

"Kok gue lupa yak punya tetangga kek Imayoshi." ujar Shuuzo sambil masang pose mikir.

"Elah Ji, sakit kokoro gue.." ujar Imayoshi yang kebetulan lagi main sama Shun.

"Aih Aih, Imayoshi punya kokoro juga kek Kuroko dan kuro KITAKORE!"

"Yasalam bang, jan ngelawak lagi dah. Gak lucu desu." ujar Aritsu sadis, alhasil Shun pundung di pojokan.

"Aritsu-chan mah gitu dah ah.." gumam Shun samar samar.

Semua yang ada di ruangan itu sweetdrop berjamaah..

##TBC##

Holaaa

Maafin yak, ini tulisan sungguh gak ada faedahnya
Sama sekali

Salam manis

Nijimura Ran, istrinya Shuuzo
😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top