🥀7💦
.
.
.
.
.
Yukio akhirnya kembali sekolah setelah beberapa hari memulihkan tenaganya, kepalanya masih sakit karena efek ingatan yang tiba tiba muncul. Yukio masuk kesekolah setelah dirasa kepalanya cukup membaik dan ingatan itu tidak lagi membuat kepalanya sakit..
Keempat temannya langsung mengerubungi Yukio saat ia kembali masuk sekolah. Mereka sangat khawatir karena Yukio tidak memberitahu penyakit nya dan juga ia sudah lama tidak bersekolah. Yukio hanya menanggapi dengan datar. Ia masih harus menyembunyikan kebenaran tentang dirinya dan Nii-San bahwa mereka itu Bersaudara. Untuk sekarang ia akan memberitahu Nii-San bahwa ia adalah adik kandungnya.
"Hei kau sakit apa sih?, Kami ini cemas tau!!" Seru Shima. Ia menatap Yukio dengan tatapan cemas. Tidak seperti biasanya Yukio absen apalagi selama hampir seminggu. Yukio hanya mengeleng, ia tidak ingin semua orang tau penyakit nya yang sebenarnya. Nanti Rin yang akan terkena masalah. Yukio memandangi kursi kosong itu, tidak ada penghuni nya. Mungkin untuk pertama, ia akan meminta Rin kembali masuk ke kelas. Jika tidak ada yang mau berteman dengannya maka ia yang akan berteman dengan Rin meskipun mereka memandang nya aneh.
"Hei Yukio??" Tanya shima lagi. Yukio hanya menyunging kan senyum ramah pertanda baik baik saja. Ia yakin teman temannya akan mengerti jika ia menjelaskan bahwa Rin bukanlah orang yang jahat, sebaliknya ia menyenangkan dan seperti anak anak biasa.
"Tidak ada apa apa, hanya penyakit biasa, sekarang sudah sembuh" seru Yukio singkat..
"Eh benarkah?" Tanya Shura, ia memiringkan kepalanya dengan nada bertanya. Shura sama pintarnya dengan Yukio. Mungkin ia harus mencari alasan yang bagus untuk lepas dari introgasinya itu.
"Tenang saja tidak apa apa kok", ujar Yukio lagi. Ia berusaha tetap tenang , kepalanya sudah tidak sakit lagi. Setidaknya masalah tubuhnya sudah tidak lagi menganggu. Ia ingin menjelaskan hubungan nya dengan Rin dan akan memasukkan nya lagi dalam rumah Nii-San, itu juga rumahnya tidak sepantasnya ia tinggal ditempat lain..
"Yah baguslah kalau kau tidak apa, banyak pelajaran yang kau tinggalkan" seru bon..., Dia datang beberapa saat sebelum jam masuk di bunyikan. Tidak lama shiemi datang membawa beberapa buku pelajaran.
"Ini aku catatkan beberapa pelajaran" seru shiemi dengan lembut. Yukio mengucapkan terima kasih , untung saja ada shiemi yang selalu membantunya di saat ada kesulitan. Shiemi hanya tersenyum, tenanglah shiemi hanya menyukai bon dan itu hanyalah kebaikan yang selalu ia tunjukkan pada siapapun.
Teng
Bunyi bel masuk di bunyikan. Mereka kembali ke tempat masing masing dan memulai pelajaran. Pikiran Yukio masih di penuhi dengan bagaimana ia akan memberitahu Rin . Atau apa mungkin saja Rin sudah mengetahui bahwa mereka bersaudara mengingat Rin hanya dipindahkan ke panti asuhan. Dan hanya dirinya yang melakukan operasi untuk menekan paksa ingatannya tentang Rin dalam dalam. Hah itu menyedihkan, mengingat ia sama sekali tidak mengingat kakak yang selalu melindungi nya. Hanya karena ia berbeda dari yang lain. Orang tua kami membuangnya, tidak menganggapnya sebagai anak lagi dan semua orang menganggapnya sebagai manusia yang buruk...
Nii-San aku akan menjagamu mulai sekarang..dan aku tidak akan membiarkan mu sendiri lagi......
.
.
.
.
.
Yukio membuka pintu perpustakaan itu. Ia menelan ludah bersiap siap untuk memberitahu Rin tentang yang sebenarnya. Yukio menatap sosok manusia bersurai biru tua itu sedang asyik bersandar di jendela. rambutnya bergoyang perlahan karena angin dari jendela itu, Rin membuka matanya perlahan...,Manis sekali, Rin menyadari kehadiran Yukio dan langsung datang dengan senyum melebar di kedua sudut bibirnya.
"Ah yukio, kau sudah sembuh?" Tanya Rin. Ia melambaikan tangan dengan ramah lalu meletakkan tangan kanannya pada pucuk kepala Yukio dengan sedikit meninggikan badannya..
"Tenang saja ,Nii-San sudah kok" , ah Ternyata Nii-San masih sama seperti dulu. Rin hanya tersenyum, ia kembali lagi ke dalam perpustakaan. Yukio menutup pintunya, ia akan menjelaskan semua nya pada Rin. Dan mungkin akan membujuk Rin agar tinggal bersama nya.
"Oh ya Yukio apa kau mau coklat?, Tadi pagi aku membuatnya terlalu banyak. Ini makan saja hitung hitung rasa terima kasih karena kau bersamaku akhir akhir ini", seru Rin. Ia menyerahkan sebuah bingkisan dengan sapu tangan putih disana. Yukio dapat melihat betapa banyak nya luka di tangan Rin. Pasti ia membuat nya bukan sekedar kebetulan.
"Terima kasih Nii-San"
.
.
.
.
.
Kami duduk di dekat jendela. Suasana perpustakaan masih tetap sepi seperti biasa. Yukio menatap wajah Rin yang teduh dengan senyuman manis dan kuro di pangkuannya. Rin mengelus dengan lembut kucing itu hingga kucing itu tertidur dengan pulas nya di pangkuan Rin. Yukio menatap dalam dalam sosok kakaknya itu, Rin sangat manis. Ah detak jantung itu berbunyi lagi , terus berbunyi setiap Yukio melihat Rin dalam tempo waktu yang lama.
"Nii-San", Rin menoleh. Yukio semakin takut untuk memberitahu bahwa ia dan Rin sebenernya adalah saudara. Apakah Rin akan percaya?, Atau malah dia yang akan menjauhi Yukio. Ia berharap Rin akan menerimanya dan membiarkan dia untuk masuk kedalam kehidupan nya lagi..,
"Apa kau mau percaya bahwa aku dan kau bersaudara Nii-San?, Tidak Okumura Rin?"
Seketika waktu terasa berhenti. Yukio menatap serius pada sosok pemuda manis itu. Rin menatap Yukio lagi. Ia hanya tertawa seketika. Ia terkekeh pelan dan mengelus kembali kucing yang ada di pangkuannya.., kedua mata nya menatap nanar ke bawah. Yukio memandang Rin dengan tatapan bingung.
"Jadi benar ya kau adalah adikku, Yukio?" Seru Rin pelan. Ia menatap kebawah dengan tatapan menyendu. Sangat menyedihkan.., ia sangat merindukan adiknya tetapi kali ini ia tidak tau harus bersikap apa. Orang tuanya memisahkan mereka karena Rin membahayakan mereka. Siapa yang mau dekat dekat dengan anak satan?, Bisa jadi reputasi mereka turun dan apalagi Yukio , ia pasti akan dibully karena memiliki kakak yang berbeda dari yang lainnya.
"Nii-San" panggil Yukio lagi. Ia tau itu pasti Yukio. Perasaan aneh saat mendengar Yukio jatuh sakit itu benar benar membuatnya merasa terhubung dengan Yukio. Memang sudah seperti itu. Saat Yukio kesakitan, saat Yukio terluka ia juga akan merasakan rasa sakit yang sama.., tapi Rin adalah anak satan, Rin adalah anak yang terkutuk dan tidak seharusnya ada di dunia ini.
"Nii-San.., aku akan melin--"
"Maaf Yukio, mulai sekarang kau jauhi aku ya, kau tau kan aku ini berbeda, aku tidak ingin kau terkena masalah. Dah Yukio," seru Rin. Ia tersenyum lagi. Lalu berlalu hendak pergi dari perpustakaan. Kuro mengikuti Rin dari belakang. Yukio terdiam menatap punggung kakaknya yang menjauh. Sama seperti waktu itu ...dan aku tidak melakukan apapun..
Tidak!
Tidak lagi!!
Yukio tidak ingin kehilangan sesuatu yang sekarang benar benar mengisi hatinya. Ia tidak peduli Nii-San adalah seorang anak satan, atau apapun itu. Nii-San adalah Nii-San, Nii-San yang Yukio sayangi dan Nii-San yang mungkin Yukio cintai. Yukio mengangkat badannya dengan paksa. Ia segera meraih dengan sekuat tenaga Rin, ia tidak ingin kehilangan lagi Nii-San yang selama ini ia lupakan. Mulai sekarang ia akan bersama Nii-San...apapun yang terjadi...,
Srek!
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top