🥀4💦
.
.
.
.
.
Hari ini Yukio benar benar ingin mengajak Rin jalan jalan. Entah apa yang membuat Yukio ingin menghabiskan kegiatan selain mengajari Rin di perpustakaan diatas. Yukio tersenyum senyum mengingat ia akan berjalan jalan bersama rin,sosok manis yang akhir akhir ini mengisi hari harinya. Tapi ia tidak tau apa yang harus ia lakukan untuk menyenangkan Rin, karena selama ini ia tidak pernah jalan jalan kalau tidak diajak oleh keempat temannya itu.
Yukio termangu mangu di hadapan bekal yang bahkan belum ia buka tutupnya itu, setiap hari Yukio selalu membawa bekal yang dimasak oleh kedua orang tuanya, teman temannya saling melihat perilaku Yukio yang aneh, tidak biasa nya ia berpikir sekeras ini.
"Neh Yukio?, Ada apa?" Tanya bon. Ia asyik mengunyah makanan kesukaannya itu. Yukio tersadar, ia mengaruk kepala belakangnya. Mungkin saja ia bisa meminta saran kepada teman temannya ini..
"I-itu, kalau kita mau mengajak orang jalan jalan kemana bagusnya?" Tanya Yukio canggung. Ia tidak pernah seserius ini, bahkan ketika belajar. Ia ingin sekali menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Rin.
"Eh ,kau mau mengajak siapa Yukio?" Tanya shiemi. Ia menatap heran ke arah teman satu nya itu yang tidak pernah memikirkan hal itu..
"Apa pacar ya??"tanya Shima ia langsung menepuk nepuk punggung Yukio dengan semangat. Ia kelihatannya cemburu sekali dengan Yukio yang memang sudah populer...
"Hm, tapi kau tidak tertarik dalam hal itu kan" elak Shura. Yang langsung mendapat anggukan dari ketiga temannya yang lain. Mereka menatap Yukio dengan rasa penasaran.
Yukio mengaruk kepalanya yang tidak gatal. untuk sementara mungkin ia akan membohongi mereka kalau yang ingin ia ajak jalan adalah Rin, nanti Rin malah yang akan terkena masalah.
"Ah iya, teman perempuan ku sih" seru Yukio pelan. Rin memang mirip perempuan kan?
"Woo, cantik gak?" Tanya Shima ia sudah terlihat energik sekali pasalnya ia itu ingin sekali punya teman cewek yang lain yang bisa ia goda. Tetapi sayang tidak ada yang mau dekat dengan si cabul + si berisik ini...
"Tidak, mungkin manis?" Seru Yukio. Ia menarik senyum saat membayangkan wajah Rin. Ia tidak cantik tetapi sangat manis, lelaki termanis yang pernah ia lihat walaupun ia lebih tua dari Yukio. Mereka semua tampak terkejut karena Yukio tidak pernah punya teman cewek selain shiemi dan juga Shura.
Dan lagi Yukio tidak suka berpacaran dan sama sekali tidak tertarik pada wanita lain. Hm siapa orang yang telah membuat Yukio tertarik ya?, Mereka saling menerka sampai Yukio mengulang pertanyaan lagi dengan jengkel.
"Jadi bagaimana sarannya?"
.
.
.
.
.
Dan disinilah ia sekarang. Yukio sedang canggung berada di depan perpustakaan nya. Ia sudah menyuruh teman temannya pergi bahkan mengintip agar mereka benar benar pergi dan tidak mengekori Yukio. Setelah yakin ia segera berbalik dan seketika terkejut saat melihat orang yang ia ingin ajak jalan itu kini tepat di depan wajahnya.
"Ada apa Yukio?" Tanya nya menatap polos. astaga ia lebih manis ketika dilihat lebih dekat. Lihatlah betapa kecilnya wajahnya sesuai dengan rambutnya yang berwarna biru tua dan apalagi kedua mata nya yang besar berwarna biru. Agh manis sekali!!
"Yukio??" Tanya Rin lagi. Ia heran ketika Yukio hanya memandanginya saja, padahal ia sudah memanggilnya cukup keras. Rin mendaratkan kedua tangan nya pada pundak Yukio dan mengoncang nya pelan sembari memanggil namanya lagi. Kali ini Yukio akhir nya mengedipkan matanya berkali kali sebelum akhir nya kembali tersenyum.
"Ah-- eh, maaf Nii-San aku melamun" seru Yukio. Akhirnya ia sadar dari lamunannya. Rin hanya tersenyum dan mengelus kepala Yukio yang jauh lebih tinggi darinya. Ia berjinjit, ia suka mengelus kepala Yukio yang jauh lebih muda darinya.
"Yah sudahlah, oh ya Yukio ayo kita belajar lagi" seru Rin dengan semangat. Yukio menelan ludah, ia menahan tangan Rin yang hendak masuk lagi ke perpustakaan. Rin menoleh dan menatap dengan bingung pada Yukio. Yukio aneh..
"Uhm Nii-San, kau mau jalan jalan sebentar denganku?"
"...eh untuk apa?" Tanya Rin aneh, ia sudah cukup senang Yukio mau meluangkan waktu belajar dengannya. Yukio mengaruk kepalanya lagi, astaga ia malu sekali. Entah kenapa kalau bersama Rin jantungnya jadi sedikit memompa lebih cepat...?
"Yah sekedar refreshing, mau gak Nii-San?" Tanya Yukio lagi berharap. Rin merasa ada sesuatu yang mulai menghangat ketika mendengar kata kata itu. Sudah lama juga ia tidak jalan jalan dengan seseorang..
"Boleh tapi sebentar saja ya", seru Rin menangapi dengan senyum lebarnya. Wajahnya jauh lebih bercahaya dari biasanya. Ia senang sekali dapat berjalan jalan dengan seseorang.., setelah sekian lama hanya sendirian.
.
.
.
.
.
Rin dan Yukio berjalan jalan usai sekolah. Dengan saran dari temannya. Yukio mengajak Rin untuk ke taman. Rin tampak senang sekali, senyumnya lebih tulus dan wajahnya jauh lebih manis saat ia mulai bertingkah seperti anak kecil.
"Nii-San mau eskrim?", Tanya Yukio. Menyodorkan es krim vanila pada Rin. Rin meraih es krim itu dan segera melahap nya dengan cepat. Mereka duduk di atas sebuah taman. Langitnya cerah, karena sekolah pulang jauh lebih cepat hari ini. Ditambah ada sosok Rin yang sedang asyik menikmati es krimnya. Ekornya naik turun mengikuti suasana hatinya sangat lucu dan menggemaskan..
Mereka berjalan jalan sebentar. Masih ada bisikkan lagi tentang Rin yang asyik berjalan jalan terutama ekornya yang kini bergoyang gembira. Itu membuat semua orang menatapnya sinis. Tetapi Yukio tidak peduli, ia senang melihat Rin bahagia dan dapat selalu menunjukkan wajahnya seperti ini.
.
.
.
.
.
Selesai juga perjalanan mereka. Langit sudah mulai berwarna orange. Yukio dan Rin berpisah saat perjalanan pulang. Yukio tersenyum melihat Rin yang sangat senang hari ini. Meskipun hanya berjalan jalan ditaman, ia sudah sebahagia ini.
"Yukio", Rin tiba tiba memeluk Yukio tepat saat ia menyebutkan namanya. Ia memeluk Yukio dengan erat. Di elusnya perlahan dada Yukio dengan lembut mengunakan pipinya. Setelah itu ia menatap Yukio dengan senyuman melingkar diwajahnya.
"Terima kasih, ini menyenangkan, aku akan merindukan nya" seru Rin lagi. Ia melantunkan senyum yang selaras dengan warna langit di sore itu. Rin seperti bunga matahari cantik yang kini bersinar terang di tengah cahaya orange kemerahan sore itu.
Setelah itu ia melepaskan pelukannya dan melambai pada Yukio. Yukio memerah sendiri saat sadar Rin sangat manis tadi.., ia menatap punggung Rin yang perlahan menghilang di jalanan. Wajah Rin tadi sangat manis serasi dengan langit sore berwarna orange dan kemerahan.
Hah sepertinya jalan jalan nya berhasil. Yukio senang dapat menghabiskan banyak waktu dengan Rin. Apalagi melihat sikapnya seperti itu, manis sekali. Ia ingin melakukan nya lagi.., dan ingin melihat wajah penuh senyuman itu lagi.
.
.
.
.
.
Rin diam diam tersenyum, hatinya menghangat ketika mengingat jalan jalan pertama dengan seseorang tadi. Sangat menyenangkan hingga Rin tidak ingin yukio mengakhiri semua ini. Ia hampir saja lupa mungkin saja Yukio akan pergi dari sisinya dan mungkin setelah itu terjadi Rin akan benar benar sendirian..dan..itu akan benar benar membuat Rin merasa sangat terluka.
Tes
Mengingat itu saja membuat hati Rin tercabik cabik. Ia memegang dadanya , tetesan hangat mengalir dari pipinya. Semoga Yukio tidak akan pernah meninggalkan nya seperti yang lain. Ia ingin melakukan hal itu lagi dan lagi ...bersama Yukio tanpa sekalipun ia meninggal kan Rin..,
Yukio jangan pernah kau meninggalkanku..ya?, Aku hanya punya kau -- seru Rin dalam hati. Ia tidak ingin yukio pergi meninggalkannya seperti semua orang. Hanya itu saja , hanya itu saja yang ia inginkan.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top