🥀11💦
.
.
.
.
.
Yukio akhirnya sampai ke perpustakaan itu lagi. Kali ini ia akan membawa Rin menuju kelasnya. Untungnya teman temannya mengerti dan kini juga ikut bersamanya. Yukio meneguk ludahnya, ia cukup gugup ketika harus melihat Rin lagi. Ciuman itu membuat Yukio menjadi memerah. Sungguh, ia jadi ingin melakukan nya lagi dan lagi bersama Rin.
"Nii-San", seru Yukio membuka pintu perlahan. Disana terdapat Rin yang sedang asyik melihat ke arah jendela membelakangi Yukio. Yukio mendekat, teman temannya bersembunyi di balik pintu melihat apa yang terjadi.
"Nii-San, aku datang untuk membawamu pergi Nii-San" seru Yukio lagi. Kali ini Yukio seketika berhenti melangkah saat Rin menolehkan kepalanya, Yukio membulatkan matanya saat melihat wajah Rin yang sayu dengan kedua bola mata birunya yang menatap kosong ke arah Yukio. Tidak ada lagi kucing manis yang selalu bersamanya, hanya ada Rin disana. Rin membalikkan tubuhnya perlahan, menyandarkan diri di dinding dekat jendela dan membiarkan angin sepoi Sepoi mengerakkan rambutnya Perlahan.
"Nii-San?", Rin menatap lagi sosok adik kecil nya itu. Keputusan nya sudah bulat, ini adalah pertemuan terakhir nya dengan Yukio. Seharusnya ia sudah tau sejak awal,ia tidak boleh bersama Yukio, dan mungkin saja sejak awal ia tidak boleh bersama kuro. Yukio akan berakhir sama seperti kuro. Rin tidak mau kehilangan siapa siapa lagi, ia tidak masalah kehilangan perasaan nya atau seumur hidup ia akan habiskan seorang diri. Ia akan melindungi Yukio, dengan cara menjauhinya .
Rin menatap Yukio,ia berjalan pelan dengan wajah kosong datar. Yukio terdiam, ia tidak pernah melihat Rin sekosong ini sebelumnya. Rin mendekat ke arah Yukio. Ketika tepat di depannya. Ia menaikkan kakinya , ia mengarahkan tangan kanannya pada yukio dan perlahan mengelus nya, Ini akan sangat ia rindukan..
"Yukio.. semoga kau bahagia, Nii-San sudah senang kalau kau bisa hidup dengan tenang Yukio", seru Rin. Ia menatap nanar ke arah wajah Yukio yang tampak tidak percaya. Yukio sudah besar , sudah sangat besar sehingga mungkin saja suatu hari nanti ia tidak akan bisa melindungi Yukio. Kali ini saja, sebagai kakaknya ia akan melindungi Yukio. Melindungi adik kecilnya ini.
"Yukio.. Nii-San akan selalu melindungi mu, kali ini Nii-San akan melindungi mu..,"
"Nii-San?", Rin perlahan mengembangkan senyumnya. Senyum terakhir tanda perpisahan. Ia mengelus kepala Yukio terakhir kali dan perlahan mengangkatnya, Yukio, apapun yang terjadi aku akan melindungi mu. Sedewasa apapun dirimu, aku tetaplah Nii-San, dan aku akan selalu melindungi adik kecil ku bagaimana pun caranya, walaupun diriku tersiksa sekalipun..
"Nii-San, a- apa yang kau katakan?, Kita akan selalu bersama Nii-San..., Aku sudah bilang begitu kan!!" Seru Yukio. Perlahan air mata menetes dari pelupuk matanya. Rin mengarahkan tangannya menghapus tetesan air mata itu, sama seperti dulu. Rin menatap Yukio sekali lagi,kali ini ia hanya tersenyum lagi. Berusaha setulus mungkin dan perlahan beranjak pergi. Yukio mengusap air matanya, Nii-San benar, ia dan Yukio tidak akan bisa bersama.
Tapi!!
Srek!!
.
.
.
.
.
Yukio menarik Rin lagi, kali ini ia menjatuhkan Rin ke lantai. Yukio menindihnya. Rin menatap dengan tatapan nanar, sangat kosong. Tidak bisa ia tidak bisa membiarkan Nii-San seperti ini lagi. Nii-San sudah terlalu lama menderita. Kali ini kali ini ia yang akan melindungi Nii-San..!!
"Nii-san, aku aku yang akan melindungi mu!!, Kau tidak perlu khawatir. Aku aku pasti akan membuat Nii-San kembali tersenyum lagi"
Rin hanya terkekeh pelan. Ia menatap ke arah samping. Rambut biru tuanya perlahan memudar karena cahaya matahari yang sangat terik siang itu. Yukio , kau sangat keras kepala. Apa ia tidak tau masalah apa yang akan dia hadapi jika terus bersama dengannya?!
"Yukio..kau tidak perlu melakukan itu, aku..aku tidak perlu siapapun..."
Yukio menatap sendu ke arah kakaknya. Hanya karena ekor ini , Nii-San menjadi benar benar seorang diri. Lihatlah betapa menyedihkan nya Rin sekarang ini. Ia benar benar kesepian..!!, Rin selalu saja seperti ini sejak dulu. Melakukan segalanya sendirian hanya untuk membuat orang lain bahagia..
"Nii-San...kau selalu seperti ini, kenapa kenapa kau selalu melakukan semuanya sendiri, aku aku juga ada Nii-San..aku aku akan membantumu"
Kenapa kau senekat ini Yukio. Aku tidak tau lagi harus bagaimana untuk memberitahu mu, bagaimana harus kuberitahu kalau semua yang kulakukan ini adalah untuk kebaikan mu!!, Rin menghela nafas. Ia meraih kedua pipi Yukio dan mencengkram nya kasar. Kali ini Rin mengunakan kata kata keras , dan Yukio terdiam menatap rin yang tidak pernah marah sebelumnya.
"Yukio!, Tau apa kau tentang masalahku!!, Sudah biarkan aku sendiri!!, Kau akan terkena masalah denganku!!, Berapa kali harus ku katakan. Aku ini anak satan Yukio!!, Anak terkutuk yang tidak seharusnya bahagia!!"
Menyedihkan, mengatakan semua ini sangat menyedihkan Yukio. Kenapa kau tidak juga mengerti. Ada alasan kenapa aku harus mengatakan ini. Ini semua untukmu. Untuk kebahagiaan mu, kenapa kau tidak mengerti. Yukio tersenyum lembut, ia ikut memegang kedua tangan Rin , Rin tersentak. Tetesan hangat sedari tadi menghiasi kedua pipinya. Ia benar benar tidak tahan lagi,kenapa Yukio tidak mau mengerti, kenapa ia harus mengalami semua ini.
Rasanya begitu sesak hingga membuat Rin sama sekali tidak bisa menahan nya. Yukio tersenyum ia mengecup dahi Rin , Rin menyipitkan matanya dan air matanya mengalir deras. Ia adalah Nii-San, tidak seharusnya ia menangis di hadapan Yukio.
"Nii-San.., tidak masalah kali ini kau mengalah Nii-San.., aku tidak akan berhenti sebelum aku bisa membuatmu bahagia Nii-San.., berhentilah melakukan semuanya sendiri", bisik Yukio pada telinga Rin. Setelah itu Yukio memeluk Rin dengan hangat. Rin tidak tahan lagi, Yukio keras kepala sekali!, Rasa hangat dan juga kepedihan yang sudah di tahan bertahun tahun oleh Rin pecah sudah. Hanya karena Yukio, Yukio benar benar ingin bersamanya. Itu membuat Rin tidak bisa menolaknya lagi, terima kasih Yukio.., aku senang saat kau tidak merelakan aku pergi. Hanya kau satu satunya yang datang ke dalam hati ku yang paling dalam. Menarikku keluar dari sana, untuk.... bersamamu..
"Yukio..kau bodoh...kau bodoh", seru Rin. Ia memeluk Yukio. Melingkarkan kedua tangannya meremas punggung Yukio. Tidak pernah ada seorangpun yang melakukan ini padanya. Tidak ada seorangpun yang sekeras kepala ini padanya. Pada seseorang yang tidak seharusnya pernah bahagia. kali ini ia yang harus kalah dari Yukio. Membiarkan Yukio masuk ke dalam kehidupannya..
"Nii-San.., aku sudah mendapatkan mu, dan aku tidak akan melepaskan mu....", seru Yukio. Tersenyum menatap Rin yang sedang menangis sesenggukan di bawahnya. Rin menarik senyuman nya, senyuman pertama yang ia perlihatkan. Rin mengira seumur hidup ia tidak akan bisa tersenyum lagi. Ia tidak akan merasakan lagi sesuatu atau apapun yang akan membuatnya tersenyum...,
Tetapi kali ini Yukio membuatnya tersenyum, dia adalah adik kecil nya yang bodoh. Mungkin karena itu tidak masalah. Sekali ini saja, sekali ini saja gantian Yukio yang mendapatkan nya, biarkan adik kecilnya ini yang menang. Dan membiarkan perasaan ini tumbuh dengan sendirinya..., Kali ini saja kukatakan padamu Yukio..., perasaan sejak pertama kau bertemu denganku hingga sekarang...., Aku tidak akan menyembunyikan nya lagi..
"Yukio..,aku mencintaimu"
"Aku juga Nii-San..", akhir nya Yukio bisa mendapatkan Nii-San. Nii-San yang selalu sendirian, tidak mengharapkan siapapun di sisinya. Sekarang ia yang akan bersama Nii-San, aku tidak akan membiarkan Nii-San seorang diri lagi. Seseorang yang sangat manis, seseorang yang mengisi kekosongan di hatinya ini.
Aku sudah menemukan nya dan tidak akan melepaskannya..
.
.
.
.
.
Part besok adalah part terakhir dari cerita saya kali ini. :v. Kalau boleh ingat ini adalah cerita shortstory. Nah, begini saya mau minta vote sebanyak 30 baru part terakhir nya up. Maaf jika terlalu banyak, tapi ini janji yaa.
Jika sudah 30, saya akan up cerita terakhir dan penutupan cerita ini. Thanks para reader (・∀・).
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top