Kise Ryouta

Banyak yang bilang, kakak dan adik itu tak selalu sama, baik parasnya ataupun kelakuan dan yang lainnya. Tapi, sesungguhnya kamu dan kakakmu sangatlah mirip, mulai dari paras dan tingkah laku.

Yang membedakanmu dengan kakakmu hanyalah satu, yaitu kakakmu seorang model, sedangkan kamu adalah-

"Ayo ayo dibeli kakak, murah kok~ Kaos ini pernah dipakai model hits Kise Ryouta lho! Kalau beli sekarang, bonus cangcimen!"

-pedagang. Bukan bukan, bukan pedagang cangcimen atau apapun itu. Tapi bukan juga salesman yang door to door begitu. Bisa dibilang, kamu semacam saleswoman level 2.

"Kyaaaa aku mau satu!"

"Ada topi bekas Kise-kun tidak?"

"WAH! YANG INI MASIH WANGI PARFUM KISE-KUN!"

Sebetulnya, kamu tidak hanya menjual barang-barang bekas kakakmu. Kamu juga menjual minuman, makanan, tanaman, pakaian, figurine, merchandise, dan apapun itu kau jual. Bahkan, kamu juga menjual barang rongsokan. Siapa yang membelinya? Ya pokoknya ada lah.

Kamu memulai karirmu sebagai pedagang ini dengan berpegang pada prinsip, 'yang penting bisa jadi duit' ajaran kakak perempuanmu.

"(Name)-chan! Besok, aku mau kamu menjual tanda tangan Kise-kun ya! Jangan lupa tulis namaku juga!" kata seorang pelanggan setiamu.

"Aku juga mau, (Name)-chan!"

Kamu mengangguk, "Beres~ tinggal tunggu besok aja ya! Barang bisa diantar kok!"

"Uwaaaa! Terimakasih (Name)-chan!"

Saat kamu sibuk melayani para pelanggan, tiba-tiba kamu teringat janjimu untuk bertemu dengan Kise di gym. Namun, barang daganganmu masih tersisa dua buah yang belum laku. Dan itu adalah action figure super ori yang mahal.

Sebenarnya, kamu ingin langsung pergi saja ke tempat kakakmu. Tetapi, kamu teringat ajaran kakakmu yaitu 'jangan suka menunda pekerjaan ssu', maka, kamu menunggu daganganmu terjual.

Tiba-tiba saja, kakakmu datang sambil berlari-lari, "(NAME)-CCHI!"

Kamu menoleh ke sumber suara dan mendapati kakakmu yang (menurutmu) berlari dengan sangat dramatis, "Ryouta-nii!"

"Kenapa lama sekali ssu? Bukankah sudah kubilang langsung datangi aku setelah pulang sekolah ssu?" tanya Kise bertubi-tubi.

Kamu mengangguk. "Memang benar, tapi daganganku masih belum laku! Sebentar, ada dua lagi ya."

"Nanti saja dagangnya! Ikut aku ssu!"

"Tidak! Sampai laku semua, aku takkan beranjak dari sini!"

"Ayolah, ssu!"

Kamu menghela napas, "Ya sudah. Tapi sisa daganganku Ryouta-nii yang beli ya."

Kise mengernyit, "Kok aku ssu?"

"Ya...kan kau mau cepat-cepat, dan aku harus menunggu daganganku laku. Jadi kenapa tak kau saja yang beli?" katamu sambil nyengir.

"Hee? Aku kan kakakmu ssu!" protes Kise. "Lagipula, barang itu kau dapat dariku!"

"Di dalam keluarga sekalipun, perdagangan tetap berjalan," katamu. "Bisnis tetap bisnis, oke?"

Asal kalian tahu saja, otak dagangmu itu nomor satu di keluarga Kise. Entah karena faktor apa, kamu senang dengan hal-hal yang berbau uang dan perdagangan.

"Baiklah, tapi bayarnya nanti ya ssu! Uangku tinggal sedikit soalnya," kata Kise.

"Oke. Batal."

"Eh iya iya iya! Sekarang aku bayar ssu!" Kise mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang.

'Selamat tinggal uang jajan sebulan.' batin Kise.

"Hmh, sebenarnya kurang sih. Tapi ya anggap saja ini diskon keluarga." Kamu tersenyum lebar, "Kudiskon saja deh."

"Terimakasih (Name)-cchi! Aku sayang padamu ssu!" kata Kise senang.

"Oh, tapi berhubung besok adalah tanggal gajianmu, diskonnya batal ya," katamu.

"Kok gitu ssu?! Jangan pelit-pelit lah jadi adik!" protes Kise.

"Kekurangannya boleh dicicil sebulan dengan bunga 2,5% perhari ya," katamu. "Ingat, bisnis tetap bisnis!"

"Bagaimana kalau kuajak jalan-jalan ke kafe saja ssu? Nanti kubelikan pancake madu kesukaanmu!" tawar Kise, berusaha meminta keadilan.

Kamu menggeleng, "Sayang sekali, aku tak bisa disogok, Ryouta-nii."

"Ingat mottoku kan? Uang lebih manis dari madu!" katamu meniru slogan karakter SpongeBob kesukaanmu, Mr. Krab.

'Dasar manusia kikir.' batin Kise.

"Baiklah ssu. Ya sudah, sekarang, ayo kita pergi ke gym ssu!" Kise menarik tanganmu.

"Ha'i!~~"

***

Sesampainya di gym, Kise membuka pintu itu dengan semangat. Ehm, daripada disebut membuka, sepertinya lebih cocok disebut membanting.

"HALO SENPAI SSU!" teriak Kise dengan suara seperti katak terlindas.

Kasamatsu langsung berteriak, "Hoi Kise!! Darimana saja kau?! Beraninya kau bolos latihan!"

"Araa...gomen Kasamatsu-senpai! Aku habis menjemput adikku ssu!" kata Kise tanpa rasa bersalah.

"Adik?"

Kise tersenyum lebar. "Iya! Adik perempuanku!"

"Wah perempuan, ya? Cantik tidak?" kata Moriyama.

"Silakan lihat sendiri ssu!" Kise mendorongmu masuk ke dalam gym, tepat di depan mereka semua yang sedang berkumpul di tengah lapangan.

"Uhmm...halo," katamu canggung.

Moriyama melihatmu dari atas ke bawah, "Wuih cantik!"

"Waaa!! Dia sangat mi(r)ip dengan Kise! Aku jadi be(r)semangat!!" kata Hayakawa.

"Iya dia mirip dengan Kise," kata Kobori.

Sementara Kasamatsu hanya diam karena terlalu gugup padamu yang notabenenya seorang perempuan.

"Nee (Name)-cchi, kenalkan dirimu pada mereka ssu!" kata Kise.

"Baiklah!" Kamu mengangguk. "Yosh! Welcome to (Name)-chan Shop! Kami menyediakan barang-barang apapun, silakan lihat katalog kami! Lalu, hubungi kami jika-"

"HUWAAA (NAME)-CCHI! Bukan perkenalan tokomu! Kenalkan dirimu saja ssu!" kata Kise.

"He? Oh iya aku lupa, maafkan aku tehee," katamu.

"Iya tidak apa-apa ssu. Sekarang, perkenalan yang benar ya (Name)-cchi!" jawab Kise.

"Ehem. Perkenalkan, namaku Kise (Name)! Keahlianku adalah berjualan! Hobiku menghitung uang! Aku berasal dari SMP Teiko, dan aku mantan bendahara OSIS! Oh ya, aku juga pedagang lho, mungkin jika ada yang diinginkan, bisa hubungi aku! Yoroshiku~" katamu semangat. Hitung-hitung sekalian promosi lapak.

Semua orang yang mendengar perkenalanmu langsung speechless. Tampaknya mereka terkejut karena perkenalanmu yang terbilang absurd.

"Hei, kalian ini. Tidak baik mengacangi seorang gadis, apalagi yang cantik seperti dia," kata Moriyama (sok) bijak.

"Itu benar, senpai," katamu menyetujui.

"Namaku Moriyama Yoshitaka. Panggil aku sayang saja ya," kata Moriyama sambil merapikan rambutnya.

"Namaku Hayakawa Mitsuhi(r)o!"

"Kobori Kouji desu."

Kamu menunggu Kasamatsu memperkenalkan diri, namun, Kasamatsu masih diam saja. Sepertinya sifat canggungnnya sedang kumat.

"Ehm...kalau senpai yang ini namanya siapa?" Kamu menatap Kasamatsu.

Wajah Kasamatsu memerah karena kamu menatapnya. Karenanya, Kasamatsu langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Eh...anu, na-na-namaku..." kata Kasamatsu gugup.

"Ya?"

"A-aku...Ka-Kasamatsu Yukio. Uhm, se-senang berkenalan de-denganmu!" kata Kasamatsu dengan nada kaku seperti robot.

Kamu tertawa kecil karena perkenalan Kasamatsu yang menurutmu sangat kaku. Jujur, itu membuat Kasamatsu malu.

Dengan santainya kamu mendekati Kasamatsu dan menggeplak kepalanya, "Aduh, santai aja senpai! Jangan terlalu kaku, anggap saja aku seperti Ryouta-nii!"

"Ta-ta-ta...tapi-"

Kamu langsung merangkul Kasamatsu, "Sudah, biasa saja!"

Selamat kepada kalian karena berhasil membuat Kasamatsu nyaris terkena serangan jantung dan membuat dia nyaris pingsan.

"E-eh, aku...ADA URUSAN LAIN! SAMPAI JUMPA!" Seketika Kasamatsu langsung melepas rangkulanmu dan berlari ke luar dari gym.

Kamu bengong melihat kelakuan kakak kelasmu itu, "Etto...dia kenapa?"

"(Name)-cchi, Kasamatsu-senpai memang seperti itu kalau berbicara dengan perempuan ssu," kata Kise.

"Kenapa bisa begitu?" tanyamu.

"Gomen ssu, aku juga tidak tahu," jawab Kise.

"Ah, kalau itu biar aku saja yang menjawab!" kata Moriyama.

"Jadi, kenapa dia bisa seperti itu?" tanyamu.

"Waktu itu, Kasamatsu naksir sama seorang perempuan. Dia dan perempuan yang disukainya itu sudah sangat dekat. Namun, saat Kasamatsu menembaknya, perempuan itu menolak," jelas Moriyama.

"Hanya karena itu saja, ssu?" kata Kise.

Moriyama menggeleng, "Ada kelanjutannya. Ternyata perempuan yang disukai Kasamatsu itu laki-laki!"

"Hah?! Serius?!"

"Betul. Namanya Pico." Moriyama menunjukkan sebuah foto.

"ASTAGA MATAKU TERNODAI!" teriakmu.

"MY EYES SSU!" teriak Kise.

Dan Hayakawa dan Kobori yang kebetulan lihat juga langsung ikutan teriak-teriak.

"UWAHHH T(R)AP! AKU JADI TIDAK BE(R)SEMANGAT!!" teriak Hayakawa.

"AKU BUTUH DUKUN UNTUK MENYUCIKAN MATAKU ARGH!!" seru Kobori.

"Nah, sejak saat itulah Kasamatsu trauma pada perempuan. Dia takut terjebak trap lagi," jelas Moriyama.

"Hiks, tapi aku kan perempuan asli, original. Tanpa palsu-palsu, made in Japan asli 100%! Sudah terjamin di akte kelahiran dan kartu keluarga!" katamu.

"Tetap saja Kasamatsu sudah trauma mendalam akibat insiden itu," kata Moriyama.

"Baiklah, kalau begitu aku besok akan membelikan dia buku cara menghilangkan rasa takut karena trauma," katamu sambil mencatat di buku kecilmu.

"Yang bayar siapa ssu?" tanya Kise.

"Ya tentu saja niisan!" jawabmu enteng.

"Kok aku ssu?" tanya Kise tak terima.

"Kan dia senpaimu! Anggap saja ini hadiah untuk Kasamatsu-senpai, kau pernah bilang ingin balas budi padanya kan?" tanyamu.

"Ehm...ya sudah deh ssu. Berapa harganya?" tanya Kise.

"Hm sebentar." Kamu membuka kalkulator di ponselmu, "Buku 'Mengatasi Trauma' 1300 yen, 'Cara Akrab dengan Perempuan' 2100 yen, 'Kumpulan Gombalan Supaya Akrab dengan Perempuan' edisi 1 dan 2 seharga 2000 yen perbukunya, 'Trap Itu Godaan & Cara Mengatasinya' 3000 yen. Jadi totalnya 10.400 yen!"

"Kenapa banyak sekali ssu?! Katamu hanya cara mengatasi trauma?" kata Kise.

"Oh, itu sekalian sama pelengkapnya supaya cepat sembuh," dustamu. Padahal aslinya untuk mengurangi stok yang belum laku.

"Tapi...itu terlalu banyak ssu!" kata Kise.

"He? Itu sudah murah. Berhubung kita saudara, kena pajak keluarga ya. Totalnya jadi 11.000 yen!" katamu dengan senyuman evil.

'Adiknya Kise kalau lagi dagang bisa jadi seperti ini ya.' Batin tim basket Kaijo.

"Hidoi yo, (Name)-cchi," kata Kise sambil manyun.

"Sudahlah tak apa, anggap saja berbaik hati sama adik sendiri," katamu enteng.

"Hiks, yaudah ssu," kata Kise dengan berat hati.

"Yatta! Arigatou ne, Ryouta-nii! Aku sayang padamu~" Kamu langsung memeluk Kise dan mencium pipinya.

"Sudah ya, aku akan menyiapkan barangnya dulu~ jaa Ryouta-nii!" Kamu melambai ke semuanya dan segera keluar dari gym.

"Dasar anak itu." Kise tersenyum melihat tingkah lakumu.

***

Besoknya, kamu datang ke gym dan membawa setumpuk buku ditanganmu. Karena kedua tanganmu membawa buku tersebut, dengan (tidak) sopannya kamu menendang pintu gym.

"Onii-san~ aku bawa bukunya!" katamu riang.

"He, (Name)-cchi? Cepat sekali adanya. Kupikir seminggu baru ready stock," kata Kise.

"Ohoo, tidak akan selama itu. Lapakku itu yang tercepat dibanding lapak orang lain. Hari ini pesan, besok langsung siap," katamu bangga.

"Nah, ini bukunya. Tadinya aku ingin membungkusnya dengan kertas kado dan diberi pita merah muda yang imut, tapi kuperkirakan kau tak mau membayar lebih kan," katamu. "Bisa-bisa aku rugi 200 yen."

'Dasar pelit ssu!' Batin Kise.

"Kasamatsu-senpai! Aku punya hadiah untukmu~" Kamu melangkah ke arah Kasamatsu.

"E-eh?" kata Kasamatsu.

"Ini untukmu! Satu paket buku cara mengatasi traumamu! Tolong diterima ya~ tenang saja, ini gratis kok~" katamu sambil menyerahkan setumpuk buku itu.

'Tentu saja gratis ssu, kan aku yang membayarnya.' Batin Kise.

"Ehm...Te-te-terimakasih," kata Kasamatsu sambil mengambil buku itu. "A-aku taruh bukunya di lo-loker dulu ya."

Secepat kilat Kasamatsu berlari ke ruang loker. Sesungguhnya dia bersyukur karena berhasil lolos darimu.

"Walah, dia kabur," katamu sambil facepalm.

Kamu akhirnya melangkah kembali menuju kakakmu. "Nee, Ryouta-nii."

"Ada apa, ssu?" tanya Kise.

"Uhm...ada yang ingin kubicarakan," katamu sambil memasang wajah imut.

Wajah Kise memerah melihat wajah (sok) imutmu, "A-apa, (Name)-cchi ssu?"

"Ehm...etto...sebenarnya..."

"Ya?"

"Hari ini cicilan pertamamu. Jangan lupa bayar. Kalau telat sedikit saja, bunga naik 10x lipat ya."

"Mengerti kan, Ryouta-nii?" katamu sambil tersenyum 'manis'.

Kise mengangguk horor, "E-eh iya aku ingat kok ssu. Nanti di rumah aku bayar ssu."

"Nah, bagus," katamu senang. "Aku pergi dulu ya. Jangan lupa bayar cicilanmu di rumah."

Dan kamu langsung keluar dari gym dengan perasaan berbunga-bunga. Iyalah, habis dapat uang gitu. Siapa sih yang tak suka sama uang?

'Aku menyesal menyuruhnya menonton film tentang perdagangan.' Batin Kise.

***

Besoknya, di gym. Sejujurnya kamu masih ingin berdagang, tapi sayangnya kakak sialanmu kemarin kabur dan tak membayar cicilan. Maka, kamu langsung mencarinya di gym.

Kamu membanting pintu gym dengan kasar, hingga beberapa pasang mata langsung menatapmu.

"Wah wah, ada urusan apa kemari, (Name)-chan?" tanya Moriyama.

"Ada urusan sama Ryouta-nii," jawabmu singkat.

Matamu mencari-cari sosok berambut kuning itu. Dan kamu menemukan dia sedang meringkuk di pojokan dengan tubuh gemetaran.

Dengan cepat, kamu menghampirinya dan segera menarik bajunya seperti seorang preman.

'Adiknya punya mental preman yang terpendam ternyata.' Batin Moriyama.

Sambil memasang wajah bak ibu kos penagih uang sewa, kamu menatap tajam kakakmu, "Kemarin kemana hah? Kenapa kabur? Kapan bayar cicilan hah?"

Kise menatapmu takut-takut, "E-etto (Name)-cchi...a-aku-"

"Tak usah pakai alasan! Sini bayar! Sama cicilan hari ini sekalian!" selamu galak.

"Ta-tapi-"

"BAYAR!"

"Eh iya iya ssu! Se-sebentar huwaaa!! Ampuni aku ssu!" Kise mengambil dompetnya dan menyerahkan uang padamu.

'Selamat tinggal, uangcchi. Aku mencintai kalian ssu. Semoga aku bisa bertemu kalian lagi, uangcchi. Huwaaaaaa!!!' Batin Kise.

Kamu menerima uang itu, "Satu, dua, tiga, empat...sip uangnya pas!"

"Nah kalau begini kan enak, makanya lain kali bayarnya tak usah ditunda-tunda ya. Jangan lupa besok cicilan ketiga, ini kuitansinya." Kamu menyerahkan dua lembar kuitansi.

"Hiks, i-iya ssu." Kise langsung pundung di pojokan karena uangnya terkuras begitu cepat.

Tiba-tiba, Kasamatsu menghampirimu. Tumben-tumbennya dia yang menghampiri, biasanya kalau disamperin saja bisa serangan jantung.

"Ehm, (Name)-san, terimakasih atas buku yang kau berikan kemarin. Itu sangat bermanfaat untukku," kata Kasamatsu to the point.

'Wah, ngomongnya udah gak pake gugup-gugupan lagi! Ini keajaiban!' Batin tim basket Kaijo yang sedari tadi memperhatikan.

"Oh, syukurlah kalah begitu! Aku turut senang, Kasamatsu-senpai!" katamu riang.

"Jangan lupa buka Tokop*dia dan cari lapakku, kasih bintang 5 dan beri ulasan yang bagus ya hehe," katamu.

"Nanti ya (Name)-san. Sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu," kata Kasamatsu serius.

"Ehh? Apa?" tanyamu.

"Kau seorang pedagang kan?" tanya Kasamatsu.

"Iya. Aku menjual banyak hal! Apa ada yang dicari, senpai?" tanyamu.

"Ehem, kalau begitu..." Kasamatsu menggantungkan kalimatnya.

"Apa?"

"....maukah kau menjual cintamu padaku?"

Prak!

Mendengar pernyataan Kasamatsu, hati Kise remuk dan terpotek seketika. Dia langsung memperhatikanmu dam Kasamatsu.

Berkebalikan denganmu, wajahmu seketika langsung memerah mendengar pernyataan frontal dari Kasamatsu.

"Ahaha bercandanya lucu deh," katamu canggung.

"Aku serius kok," kata Kasamatsu, "Apa wajahku terlihat tak serius di matamu?"

"Ehm...aku..."

"(NAME)-CCHI HIDOI SSU! TEGANYA KAMU MENGKHIANATI KAKAKMU HUWAAAAAA!!" Kise langsung lari ke luar gym karena merasa potek.

"Ehh? Nii-san!" teriakmu.

***

Malamnya di rumah. Kamu dan Kise sedang makan malam berdua. Kemana dua kakak perempuanmu dan orang tuamu? Mereka sedang mengikuti pesta yang diadakan temannya, dan Kise memaksamu untuk tidak ikut.

"Erm, (Name)-cchi, maaf tadi siang aku meninggalkanmu sendirian di gym ssu," kata Kise sambil menunduk.

"Ahaha, tidak apa kok, Ryouta-nii," jawabmu.

"Ngomong-ngomong...pernyataan Kasamatsu-senpai tadi siang bagaimana ssu?"

"Bagaimana apanya?"

Kise menggaruk kepalanya, "Hmm...itu lho ssu. Apa kau menerimanya?"

"Oh itu ya. Awalnya aku ragu...tapi akhirnya aku menerimanya!" katamu senang.

"Hah?! Kau menerimanya ssu?!" kata Kise tak percaya.

"Iya! Aku rasa dia baik, eh, agak galak juga sih. Walau aku terkejut karena sangat tiba-tiba, tapi aku senang juga!" katamu semangat. "Terus ya, tadi sepulang dari gym dia membelikanku es krim! Lalu blablabla-"

Kamu terus-terusan membicarakan soal Kasamatsu dengan semangat. Kise tersenyum mendengarnya. Tapi, jika kamu memperhatikannya lagi, bisa terlihat ada aura hitam di belakang tubuh Kise. Sayangnya kamu tak menyadarinya dan masih asik menceritakan Kasamatsu.

***

Pip!

"Moshi-moshi, Akashi-cchi. Maaf mengganggumu malam-malam ssu."

"Ehem, begini ssu. Ada yang ingin kutanyakan, Akashi-cchi."

"Jika ada orang yang mengusik kebahagiaan kita, sebaiknya apa yang harus kita lakukan ssu?"

"He? Bunuh saja orangnya?"

"Begitukah? Kalau begitu, maukah kau membantuku ssu?"

"Baiklah. Hari Minggu jam 8 kita bertemu ya, Akashi-cchi."

"Oke. Terimakasih ssu!"

Pip!

'Selamat tinggal Kasamatsu-senpai!' Kise langsung tersenyum horor.

End of Kise's Part

Note :
Harusnya ini buat Kise yang ulang tahun kemarin. Tapi saya baru ada ide sekarang dan ya...hasilnya garing begini. Maaf kalau chapter kali ini kurang memuaskan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top