Akashi Seijuuro
"Hei, kalian tahu tidak? Katanya adiknya Akashi Seijuuro masuk ke sekolah ini lho!"
"Serius? Akashi Seijuuro yang ketua OSIS itu?"
"Iya bener. Katanya sih cewek, cantik lagi."
"Wih seriusan cantik? Mau kugebet ah!~"
Masih banyak lagi suara-suara dari orang-orang yang membicarakanmu, selaku anak baru. Kamu yang sedari tadi dibicarakan hanya diam saja menanggapinya.
"(Name)! Kau dimana?"
Kamu menengok ke sumber suara itu dan mendapati laki-laki yang sangat kamu kenali. Ya, dia kakakmu, Akashi Seijuuro.
"Ano...Seijuuro-niisama. Aku di sini," katamu sambil menghampirinya.
Dia menoleh, "Oh ternyata kau di situ. Ayo ikut aku ke gym! Aku tak mau kau sendirian di sini. Kau belum punya teman kan?"
"Iya aku belum punya teman. Baiklah, aku ikut denganmu ya, Seijuuro-niisama."
"Oke. Ayo kemari." Dia menarik tanganmu dan kamu hanya mengikutinya dari belakang.
Sementara itu, orang-orang yang tadi membicarakanmu saling menatap dengan heran.
"Tunggu sebentar. Tadi itu Akashi kan? Dia berbicara dengan adiknya kah?"
"Kurasa begitu. Tapi...apa kau ingat seperti apa adik Akashi tadi?"
"Entahlah. Aku saja tak sadar ada adiknya Akashi di situ."
Dan mereka kembali membicarakanmu sambil terheran-heran.
Ya, kamu. Akashi (Name) adalah seseorang yang memiliki hawa keberadaan yang tipis. Walaupun tidak melebihi ketipisan hawa Kuroko Tetsuya.
***
Perkenalan di Gym
"Sei-chan! Kau habis darimana?" tanya orang yang memiliki rambut hitam sebahu, yang memiliki tampang ayu tapi isinya macho, Mibuchi Reo.
"Ah...Reo. Aku habis menjemput adikku," jawab Akashi.
"Heee...aku baru tahu kalau Akashi punya adik," kata laki-laki yang memiliki gigi taring bak vampire dengan semangat, Hayama Kotarou.
"Aku juga baru tahu," kata laki-laki berbadan besar, Nebuya Eikichi.
"Aku juga," kata laki-laki berambut abu-abu, Mayuzumi Chihiro.
"Tentu saja kalian tak tahu. Adikku baru saja masuk ke Rakuzan hari ini," kata Akashi.
"Nah, Sei-chan, sekarang di mana adikmu? Kami mau berkenalan dengannya!" kata Mibuchi.
Akashi menghela napas, "Dia ada di sini kok."
"Heee....mana?" Hayama mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Doumo, senpai. Aku ada di sini," katamu.
Seketika mereka semua langsung terkejut melihat kehadiranmu yang tiba-tiba.
"GYAAA! SEJAK KAPAN KAU ADA DI SITU?" Nebuya berteriak paling histeris.
"Aku ada di sini sejak tadi."
"A-astaga. Sei-chan, errr...hawa keberadaan adikmu tipis sekali ya hahaha." Mibuchi tertawa canggung.
"Banyak yang bilang begitu," kata Akashi tenang.
"Ano...bagaimana kalau kita berkenalan?" katamu.
"Ahaha iya itu tujuan kami tadi! Maaf kami lupa hehehe," kata Mibuchi.
"Baiklah. Namaku Akashi (Name). Yoroshiku."
"Aku Mibuchi Reo desu. Panggil aku Reo-nee juga boleh." Reo mengedip-ngedipkan matanya ala-ala banci taman lawang.
"Aku Hayama Kotarou! Senang bertemu denganmu, (Name)!"
"Nebuya Eikichi desu!"
"Hm. Mayuzumi Chihiro."
"Oh, yoroshiku nee senpai-tachi. Kalian akan kupanggil...Mibuchi-senpai, Hayama-senpai, Nebuya-senpai, dan Mayuzumi-senpai saja ya," katamu sambil tersenyum.
'Ka-kawaii! Auranya sangat berbeda dengan Sei-chan/Akashi!' batin mereka semua sambil melirik Akashi.
Akashi yang menyadari kalau dirinya ditatap oleh rekan-rekannya (baca: budak) itu langsung menatap mereka ketus.
"Apa lihat-lihat? Mata kalian minta dicolok gunting, ha?" kata Akashi nge-gas.
"Ti-tidak kok!" kata mereka serempak.
"Sudah perkenalannya bukan? Sekarang, kembali latihan! Jika malas-malasan, kulempar gunting!" titah Akashi mutlak.
"Ha'i!"
***
Gunting?
Siang hari yang cerah di gym. Akashi sedang tidak ada di gym, dan keempat anggota inti tim sedang bersantai-santai dan berbincang.
"Hei kalian," kata Mibuchi.
"Apa?" tanya mereka serempak.
"Menurut kalian, (Name)-chan suka mainin gunting tidak?"
"Ha?" kata Nebuya.
"Begini, Sei-chan kan hobi sekali bermain gunting. Kira-kira (Name)-chan suka bermain gunting tidak kalau menurut kalian?"
"Menurutku tidak," kata Mayuzumi.
"Tentu saja tidak lah! Gadis seimut (Name) tentu saja tidak suka bermain gunting!" timpal Hayama.
"Aku setuju," kata Nebuya.
"Hm...begitu ya. Benar juga," kata Mibuchi sambil menganggukkan kepalanya.
"Doumo, senpai."
Deg!
"Hei, apa kalian tadi dengar ada suara (Name)?" tanya Nebuya.
"Iya aku dengar." Mereka bertiga mengangguk.
Sontak Mibuchi, Hayama, Nebuya, dan Mayuzumi menengok ke sumber suara tersebut dan mendapati kamu yang sedang menatap datar kepada mereka.
"HUWAAAAA (NAME)-CHAN SEJAK KAPAN KAMU ADA DI SITU?!" teriak Mibuchi.
"Aku ada di sini sejak tadi."
"Sejak tadi? Tu-tunggu, jangan bilang...kamu mendengar pembicaraan kami?" kata Hayama gugup.
"Iya aku dengar, Hayama-senpai. Kalian membicarakan aku suka main gunting atau tidak kan?"
"I-iya."
Sedetik kemudian mereka tersadar akan perkataanmu barusan.
"HUWAAAAA (NAME)/-CHAN JANGAN BUNUH KAMI!!!!" teriak mereka semua, termasuk Mayuzumi. Iya, Mayuzumi.
Kamu tertawa kecil, "Kenapa aku harus membunuh kalian? Tenang saja. Aku tidak suka bermain gunting kok."
Mereka menghela napas lega. "Syukurlah."
BRAK!
Seketika pintu gym dibuka. Kamu dan keempat tim inti Rakuzan itu langsung menengok ke pintu itu dan mendapati Akashi yang masuk ke dalam.
"Aaa...Seijuuro-niisama." Kamu tersenyum senang.
"A-Akashi/Sei-chan."
Akashi memandang mereka bingung, "Kenapa menatapku seperti itu?"
"Ti-tidak."
"Orang aneh." Akashi mendengus. "Oh ya, (Name). Ini aku bawakan yang kau minta."
"Sungguh?!" Kamu tersenyum senang.
"Iya." Akashi menyerahkan sebuah kotak berukuran besar. "Jangan sampai tertinggal lagi, aku repot membawanya."
"Hehehe. Arigatou niisama." Kamu menerima kotak itu.
"A-apa yang ada di dalam kotak itu?" tanya Mibuchi penasaran.
"Oh...ini?" Kamu membuka kotak itu, "Ini benda kesayanganku!"
Mereka mengintip ke arah kotak itu dan mereka langsung terkejut karena...
"HUWAAAA (NAME)/-CHAN KENAPA KAMU MEMBAWA KAPAK KE SEKOLAH?!"
Ya. Itu adalah sebuah kapak.
"Heee memang kenapa? Ini benda kesukaanku! Aku sudah bilang kan kalau aku tak suka gunting? Aku lebih suka kapak!" jelasmu senang.
Mereka menatap horor ke arahmu sambil sesekali menelan ludahnya sendiri.
Mereka menatap ke arah Akashi, dan kamu bisa melihat jelas Akashi menatap tajam dan menyeringai ke arah mereka. Kamu tak tahu tatapan Akashi mengisyaratkan dia-lebih-berbahaya-dariku.
Hayama menelan ludahnya gugup, "Anu, (Name), bagaimana kalau kapaknya disimpan saja? Be-berbahaya kalau ada yang terluka nanti."
"Areee? Tenang saja, aku sudah biasa memainkan kapak seperti ini." Kamu tersenyum bangga.
"Lihat! Bahkan jika aku memutar-mutarkannya seperti ini-" kamu memutarkan kapakmu, "akan tetap baik-baik saja!"
"Ehm...ta-tapi... ." Mibuchi sedikit terlihat panik.
"Tenang sa-"
BAKKKK!
"-ja?"
Ternyata tanpa sengaja, kapakmu terlempar dan mengenai...
"HUWAAAAAA KAPAKNYA MENANCAP DI KEPALA HAYAMA!"
...kepala seorang Hayama Kotarou.
"ASTAGA! CEPAT TOLONG DIA!"
"AKASHI! BANTU KAMI!!"
"HUWAAAAA MAAFKAN AKU HAYAMA-SENPAI!"
"U-ugh....ke-kepalaku..."
"CABUT SAJA KAPAKNYA OKE?!"
"IDE BAGUS, MAYUZUMI! CEPAT CABUT!"
"BODOH! JANGAN DICABUT!"
BRASH!
Terlambat...kapak itu sudah terlanjur tercabut dari kepala Hayama.
"UGYAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" Hayama kritis seketika.
"WOY HAYAMA MATI WOY!"
"INI GAK MATI TAU!"
"TELPON AMBULANS CEPAAAATT!!!"
Lalu mereka semua langsung sibuk mengurusi Hayama yang kritis. Mending kalau ngurusinnya serius, lah ini Hayama udah kayak gini aja masih sempet-sempetnya mereka foto-foto buat dipost di Nistagram dengan caption 'Hayama sekarat! Foto-foto dulu~~~'
Poor Hayama memang.
***
Akashi, Hayama, Mayuzumi, Mibuchi, Nebuya, dan kamu sedang berada di gym. Sudah beberapa hari semenjak insiden kapak melayang itu, namun kamu masih merasa bersalah pada Hayama. Kalau kalian bertanya kenapa Hayama masih hidup, itu karena kehendak author.
"Nee...Hayama-senpai," katamu tiba-tiba.
"HUWAAAA (NAME) KAMU MENGAGETKANKU!" serunya.
"Ma-maafkan aku!"
"Tidak apa kok!"
"Maaf juga untuk kejadian tempo hari."
Hayama tersenyum ceria, "Tidak apa-apa kok! Lagipula itu hanya kecelakaan kan?"
Wajahmu kembali cerah, "Arigatou, senpai!"
"Bukan masalah!" Dan kalian langsung mulai mengobrol dengan santai.
Tiba-tiba saja, Mibuchi dan yang lainnya menghampirimu dan Hayama yang asik mengobrol.
"Ada apa?" tanya Hayama.
"Begini, aku ingin bertanya pada (Name)-chan." Mibuchi berkata dengan riang.
"Bertanya tentang apa, senpai?"
"Chi-chan bilang, kau dekat sekali dengan Ko-chan. Lalu...setelah kupikir-pikir, itu benar," kata Mibuchi.
"Lalu?"
"Begini, apakah kau ada perasaan suka pada Ko-chan? Karena sepertinya ada yang sangat penasaran di sini." Mibuchi mencuri pandang ke arah Mayuzumi, dan yang dipandang pun pura-pura tidak lihat.
"Ohh tentu saja aku menyukainya! Dia sangat baik dan asik diajak ngobrol! Aku menyukainya sebagai kakak!" jelasmu riang.
Duk!
Akashi yang sedari tadi mendribble bola basket langsung berhenti. Bola basket itu dibiarkan menggelinding begitu saja.
"Oh begitu..." kata Mibuchi. "Tapi yang kumaksud bukan suka seperti itu." Mibuchi berkata dengan sangat pelan.
Namun, ternyata kau mendengar itu. "Hee? Bukan suka seperti itu yang dimaksud?"
Otakmu menyaring maksud kata-kata yang dikatakan Mibuchi tadi. Kau itu sesungguhnya sangat polos dan kurang paham soal rasa suka pada lawan jenis. Alasannya? Mungkin nama Akashi Seijuuro sudah cukup untuk menjelaskannya.
"Apa yang dimaksud adalah suka dalam artian sebagai laki-laki dan perempuan? Kalau iya, sebenarnya aku sangatttt menyukai Hayama-senpai! Soalnya dia-"
Mibuchi menyadari akan ada bahaya setelah ini, "Ahaaa sudahlah lupakan saja apa yang tadi kukatakan, (Name)-chan!"
"Nee kenapa? Padahal aku mau menjelaskan kenapa aku menyukainya." Katamu sambil cemberut.
"Jelaskan saja, (Name)," titah Akashi yang sedari tadi menguping pembicaraan kalian.
"Baiklah! Hayama-senpai sangat baik dan dia bahkan tak marah padahal aku nyaris menghilangkan nyawanya. Pasti menyenangkan jika berpacaran dengannya! Aku mengharapkan ada orang seperti dia di dalam hidupku, niisama!
"Belum lagi, waktu itu dia bilang aku imut, dan barusan dia berkata kalau aku sangat cantik! Aku selalu dipuji olehnya, makanya aku mau berpacaran dengannya!"
Akashi mematung dan terus-terusan memandang Hayama tajam, sementara Hayama komat-kamit membaca doa untuk keselamatannya.
"Kotarou."
Jiwa absolut seorang Akashi Seijuuro telah muncul. Manik heterochrome nya menatap Hayama dengan tajam.
Aura yang dikeluarkan Akashi membuat Hayama merinding. Lalu, dengan gugup, Hayama menjawab, "A-ada apa, Akashi?"
"Lari keliling lapa-tidak, lari keliling Rakuzan 50 kali!"
"A-apa?! Apa salahku?!"
"Oh kau tak mau? Baiklah, akan kuberi keringanan. Lari keliling KYOTO 1 kali saja. Mengerti?"
"Ta-tapi-"
"Masih terlalu berat? Baiklah, larilah keli-"
"BAIK BAIK AKU AKAN LARI SEKARANG JUGA! AMPUNI AKU!"
Hayama langsung tancap gas keluar sekolah dan mulai berlari mengelilingi Kyoto. Iya, Kyoto. Gila kan?
Hayama/Ko-chan, kami mendoakan keselamatanmu...
End of Akashi's Part
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top