Poki game
"Main dengan kita yuk~"
Seringaian lebar muncul di wajah mereka. Bang Niji yang udah sweatdrop di tempat cuma bisa diam tanpa berkutik sedikit pun. Aku memutar bola mata dan memasang wajah malas.
"Berenti woi. Ga lucu" kataku sambil melempar bantal ke mereka.
Kise kena lemparan bantal dariku pun langsung menangkap bantalnya.
"Ihiy bantal [Name]-cchi!" Serunya.
"Heh, ga ada waktu buat ngurusin bantal." Sela Aomine.
"Ho'oh. Kita harus gotong Bang Niji ke kamar" kata Kagami.
"Tung--Woi! Kenapa lu pada mau ngegotong gue ?!" Tanya Bang Niji sambil menunjuk ke mereka.
"Kan kita mau main poki game. Gak asik kalo ga ada bang Niji" kata Kise sambil mengerucutkan bibirnya.
Aku hanya melihat mereka bingung. Entah apa yang mereka bicarakan. Gak ngerti. Aku seperti melihat laki-laki yang sedang membicarakan urusan laki-laki /?.
"W-Woi!"
Tanpa disadari Bang Niji udah diseret oleh mereka berdua--Aomine dan Kagami. Kakinya diseret dan kepalanya nyentuh lantai. (Bang Niji : INI PELECEHAN!)
"[Name]-cchi mau ikut?" Tanya Kise. Aku sweatdrop setelah Kise menanyakan itu padaku.
"Enggak deh" tolakku halus.
"Ayolah~" kata Kise sambil melingkarkan lengannya di bahuku.
Aku memandangnya kesal. Rasanya pengen banget nimpuk muka dia pake doujin AoKi R-18 /?.
Tiba-tiba saja Kise menggendongku ala pengantin itu (lagi) *liat di chapter 3, mengejar pizza* Tentu saja aku kaget. Mau meronta sekalipun, dia tetap tidak mendengarku.
-
Aura hitam mengelilingi ku. Aku masih kesal dengan Kise yang tiba-tiba menggendongku itu. Haha , belum. Dia belum dikasi doujin R-18.
"Nah..Karena udah ngumpul semua, ayo kita mulai!" Kata Kise dengan penuh semangat.
Bang Niji keliatan diam terus daritadi menatap mereka tajam. Dia memberi tatapan 'awas aja lu pada' ke mereka.
"Jadii, siapa yang mau ambil undiannya dulu?" Tanya Kise.
"Lu aja." Kata Aomine.
"Ladies first. [Name] duluan-nanodayo" kata Midorima sambil menaikkan kacamatanya.
Deg.
Kampret! Apaan nih si Midorima?! Mentang-mentang baru ultah kemaren. Seenak jidat dia nyuruh-nyuruh aku cabut undi.
"Yaudah! [Name]-cchi ambil~~" kata Kise sambil menyodorkan toples biskuit k*ng gu*an padaku. Kere banget mereka, ga ada tempat yang bagus kali ya.
Author POV
Kamu pun mengambil kertas dari dalam toples biskuit itu dengan ragu-ragu. Setelah mendapatkan kertas itu pun, kamu membuka kertas itu perlahan--sangat hati-hati--untuk mengintip sedikit siapa yang akan jadi lawan mainmu.
'Semoga aku!' Seru Kise dari dalam hati dengan penuh harap.
'Nama gue dong pliss' kata Kagami dalam hati sambil menatap kertas yang kamu pegang.
'Paling juga yang muncul nama gue' kata Aomine dalam hati dengan pede nya/?.
'Aku gak berharap nama ku disitu. Tidak, sama sekali tidak' kata Midorima dalam hati sambil menaikkan kacamatanya. (Tsun-3-)
Hanya Bang Niji, Murasakibara dan Kuroko yang tidak berharap namanya muncul disitu.
Karena kamu sudah mengetahui siapa lawan main mu, kamu pun langsung membuka kertas itu dengan senang hati.
"Bang Niji" kata mu sambil menunjukkan nama 'Bang Niji' di kertas itu.
"EEEHHH?!" Teriak Kagami, Kise dan Aomine. Sementara itu kacamata Midorima seperempat retak /?.
Bang Niji cengo. Dia menunjuk ke dirinya sambil menatap kamu tidak percaya.
"Gu-Gue?" Tanya Bang Niji.
Kamu mengangguk cepat. Bang Niji bersujud syukur /? karena namanya yang tertera di kertas undianmu.
Jujur saja, kamu gak berminat untuk bermain ini. Takut mereka mengambil first kiss mu /?. Berharap ada keajaiban.
Tiba-tiba saja semuanya jadi gelap. Mati lampu. Ya, ini keajaiban. Kamu pun berusaha untuk kabur. Kamu pun berdiri dari posisi duduk mu dan berjalan secara perlahan agar tidak diketahui mereka. Kamu seperti menginjak sesuatu, namun kamu abaikan.
"Kampret! Hape gue woi!" Kata Kagami. Kamu pun terkejut dan mempercepat langkahmu.
Saat kamu membuka pintu pun, semuanya gelap. Tidak ada penerangan sekalipun.
"Woi! Ambil lilin sana!" Suara Bang Niji membuatmu menghentikkan langkahmu.
"Tuh ada yang ambilin. Ada yang keluar" kata Kise sambil menunjuk pintu kamar dengan dagunya. (Emangnya bisa liat /?)
"Ha?"
Bang Niji melihat ke arah pintu. Namun tidak bisa, terlalu gelap. Kamu pun sudah keluar dan berusaha berjalan tanpa suara menuju kamarmu.
Hahh.. kamu menghela napas lega. Kamu pun sampai di kamarmu, walaupun masih gelap.
Sementara itu~
"Gila lu, bego banget! Ngidupin senter hape aja kaga bisa!" Omel Aomine ke Kagami.
"Hape gue barusan di injek woi! Ini gue uda tekan-tekan tombol senternya kaga nyala-nyala" keluh Kagami.
"Siapa yang nginjek?"
Listrik pun hidup. Akashi pun muncul dari balik pintu.
"Ah, Maaf. Tadi ada masalah sedikit sama gardunya" kata Akashi.
"Oke oke. Sekarang kita mulai aja--Loh?" Kata-kata Kise terpotong saat mencari sosok dirimu.
"[Name]-cchi mana?"
Semua celingukan mencari dirimu. Namun nihil. Akashi yang sudah duduk di lantai pun memandang kalian bingung.
"Ya, kalo tanpa [Name] juga ga papa kan? Kita cabut undi lagi aja." Usul Kagami.
"Yaudah. Bang, cabut" kata Aomine sambil menyodorkan toples biskuit ke Bang Niji.
"Hah? Kok gue?" Tanya Bang Niji.
"Iyalah, tadi terakhir lu yang disebut"
".. kampret"
Tbc
Haii~ Arghh maap banget lho ini baru update, malam pula TwT baru selesai tadi ._. oiya, aku mau kasi note pen--gak, semi-penting. Kalau males bacanya skip aja~
1. Cerita ini bakal update lama. Bisa sebulan lebih. Jadi harap bersabar ._. Apalagi sekarang jadi sibuk banget + lagi stuck berat.
2. Aku berniat buat nambahin karakter lain disini, nanti aku bikin kandidatnya /? Tapi kalian mau ga ditambahin karakternya? Mungkin aku bakal nambahin 1 / 2 karakter. Cowo lho ._.
3. Ini ga terlalu penting , kalian bisa skip ~
FF baru ku, A Letter . Oneshot, reader insert , starring : Bang Niji. Kalau berminat baca ya ^^
Udah, segitu aja dulu. Lain kali -- kalo ada yang semi-penting--aku kasi tau lagi~
Wizardcookie
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top