Perasaan? - Selesai
Tepat jam 7 pagi, aku sudah menggeret koperku menuju lantai bawah. Yap, hari ini aku harus kembali ke rumahku. Biarpun jadwal penerbangan jam 10, aku harus bersiap-siap. Takut macet dijalan.
"[Name]-cchi~"
Aku berhenti dan berbalik, lelaki berambut pirang itu menuruni tangga dan berjalan menghampiriku.
"Apa?"
Kise berhenti tepat di depanku. Ia terdiam sejenak lalu memelukku secara tiba-tiba. Membuatku mengerjap beberapa kali.
"HUEE [NAME]-CCHI NANTI BALIK KAN?!"
"I-Iya nanti aku balik."
Aku menepuk pundaknya cukup keras, dia memelukku terlalu erat. Seakan mengerti kode, dia pun melepaskan pelukannya.
Dia mengusap air mata yang masih tertinggal di sudut matanya, lalu tersenyum.
"Hehe, maaf ya gak bisa antar." Kise mendekatkan bibirnya ke telingaku. "Habisnya Akashicchi gak bolehin sih."
Setelah itu dia kembali berdiri seperti posisi semula. Aku menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Lho kok?" Kise mengendikkan bahu.
"Gatau deh."
Disaat itu juga, Akashi muncul dari arah berlawanan dan berdeham. Membuat Kise bergidik ngeri.
"Udah siap?"
Aku mengangguk mengiyakan-- menjawab pertanyaan Akashi. Dia mengulurkan tangannya -- bermaksud untuk membawa koperku. Namun aku menggeleng dan menolak permintaannya.
Dia menghela napas, lalu berjalan mendahuluiku. Aku melambaikan tangan pada Kise yang di balas dengan riang olehnya, lalu aku mengikuti Akashi di belakang.
Sesampainya di depan kost, aku berhenti. Membuat lelaki itu ikut menghentikkan langkah, lalu berbalik.
"Akashi gak perlu antar aku."
"Kenapa?"
Aku menggeleng. "Pokoknya gak usah. Aku bisa sendiri."
Akashi terdiam. Aku tau, sebenarnya dia itu tidak bisa dibantah. Tapi aku tak mau tau. Dia tidak usah mengantarku. Toh, jika hanya dia saja yang mengantar, bukannya itu tidak adil?
Seperti yang Kise bilang tadi, dia melarang Kise mengantarku kan? Karena dia yang punya kuasa disini-- otakku mengatakan bahwa dia melarang anak kost mengantarku.
"Terserah sih. Tapi.."
Dia menggenggam kedua tanganku, menatapku lekat-lekat. Iya, wajahnya terlihat serius sekarang.
"Tolong jawab pertanyaan ini."
Aku mengangguk pelan, menatapnya ngeri.
"Kau mau jadi pacarku?"
~~
Aku menyandarkan diri di kursi panjang yang berada di ruang tunggu bandara. Capek. Untungnya koper besarku ku letakkan di bagasi, jadi aku tak perlu repot-repot menggeretnya sampai ke dalam pesawat.
Tapi waktu bawa ke sini itu loh.
Berat.
Lain
Lain
Merasa tidak asing dengan suara notifikasi itu, aku pun merogoh handphone ku dari dalam tas lempang yang ku pangku dan menggeser layar handphoneku dan terbukalah aplikasi dengan bunyi 'lain lain' itu.
Kost pelangi ♡ ~('▽^人)
Kise
Group call yukk~
Aku mengernyitkan dahi. Oh, aplikasi ini udah update ya? Aku aja gak tau.
Kise
Group call started 📞
Kulihat siapa saja yang mengikuti group call ini. Yah, lumayan ramai. Join bentar gapapa lah ya?
Aku menekan tombol join yang berada di sana, dan terdapat sebuah kotak-kotak yang menunjukkan siapa saja yang mengikuti group call ini.
Kise : [Name]-cchi ikutaan~
Takao : Mba, uda di bandara?
"Udah kok."
Kagami : HEH! OLEH OLEH JANGAN LUPA.
"Jangan teriak lu. Berisik."
Aomine : RT KAGAMI
"Lu juga jangan teriak, daki."
Aomine : NAMA GUE DAIKI WOI BUKAN DAKI.
Karena kesal, aku langsung menekan tombol merah yang tertera berada di tengah bawah dan sambungan teleponnya pun terputus sepihak oleh ku.
Aku menghela napas lalu menaruh benda elektronik itu kembali ke dalam tas.
"Maaf, Aku gak bisa."
Salahkah aku menolaknya?
"Bagiku.. Kamu hanya sebatas teman masa kecil. Gak lebih."
Tapi jujur-- aku tidak ada perasaan apapun pada Akashi.
Kita memang berteman saat masih kecil. Lalu saat kelas 5 SD aku harus pindah dan menetap di kota lain karena urusan pekerjaan orang tua ku.
Dan sekarang-- aku kembali lagi ke kota ini. Ada kangen-kangennya lah. Sudah berapa lama juga aku tidak menginjakkan kaki ke kota ini? Bahkan aku lupa wajah Akashi yang imut dulu.
Anak-anak yang lain?
Mas Himuro -- Ku akui dia ganteng. Ya, setiap berada di dekatnya memang jantungku bakalan selalu berisik. Tapi.. mungkin itu efek di dekat cowok ganteng.
Kise ? Dia baik karena sudah pernah menolongku dulu. Memang -- Aku pernah menangis di hadapannya. Huh, tolong jangan diingatkan lagi. Tapi aku tidak ada perasaan apapun dengannya. Serius.
Bang Niji.. Yah, sebagai sesepuh di kost ini, kuakui sifatnya dewasa. Biarpun bakal jadi kekanak-kanakan kalau ada angin-anginnya. Tapi tetap, aku hanya menganggapnya sesepuh-- maksudku Kakak laki-laki ku.
Kuroko.. Kita memang satu jurusan, dan juga tak jarang kami mengobrol berdua. Dan yah, aku juga sempat kepincut sama pesonanya waktu dia memuji ku waktu itu (Chapter 17 : "Kamu manis.."). Tapi aku tidak ada perasaan apapun. Sebatas teman saja.
Kagami? Sejak dia memperlakukanku secara ke-tidak-manusia-an seperti waktu itu (Chapter 24 : Ngambek), aku semakin sebal melihatnya. Dan aku benar-benar tidak akan memilihnya menjadi pacarku. Tidak akan pernah.
Aomine.. Kita memang tidak terlalu dekat sih, tapi aku tetap tidak ada perasaan apapun dengannya. Hanya sebatas teman satu kost. Sama seperti Mura dan Midorima.
Kalau Takao-- Jujur, Awal kedatangan dia itu bikin aku gondok sendiri. Masa dia bilang aku mama nya Aomine kecil?! Pasangannya Kagami pula. Tapi.. dia baik. Biarpun sikapnya suka menjahili orang, dia tidak akan melakukan hal yang sama padaku.
Intinya, Mereka semua ku anggap Kakak dan teman satu kost. Tidak lebih.
~~
"Masih ada kesempatan buat nembak dia-nodayo."
"Loh? Jangan bilang kita suka orang yang sama?"
"Aku tidak akan kalah darimu, Muro-chin."
"Aku juga tidak akan kalah darimu, Atsushi."
"SABODO! GUE DULUAN YANG NEMBAK DIA!"
"BERISIK! DIA GA AKAN NERIMA LU JUGA, ALIS CABANG!"
"Anu.. bisakah kalian hentikan ini? Aku juga menyukainya.."
"HAA?!"
"3 bulan itu lama-ssu."
"Memangnya kenapa?"
"Aku mau menyatakan perasaanku padanya."
"Jeh, paling udah move on duluan lu."
"Tapi Abang senang kan, kalo ga ada saingan?"
"YA IYALAH! SIAPA JUGA YANG GA SENANG RIVALNYA NYERAH?!"
"OKE! AKU TIDAK AKAN MOVE ON-SSU!"
Sementara itu..
"Aku menunggumu.. [Name]."
Selesai
FINALLY !!
Selesai lah cerita mereka =)) Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca, vote, dan komenn ٩(๑òωó๑)۶
Terima kasih juga untuk dukungannya terutama yang bela-belain nunggu berbulan-bulan demi update =))
Awalnya mau bikin cliffhanger, tapi gatau deh ini bisa disebut ngegantung atau gak /dilempar sendal/
Untuk sequel.. Aku belum tau sih. Ada rencananya mau bikin. Tapi.. mungkin nanti kupikirkan lagi.
Dan yah, mungkin aku bakal post beberapa fakta tentang fic ini, lalu beberapa extra part / omake hoho =))
Sekian~
See you! (〃▽〃)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top