Penyesalan
Aku terdiam di dalam kamarku sambil menunggu Kise membawa obat luka. Sejak kejadian waktu dia menggendongku, jujur aku beneran canggung banget mau ngomong ama dia. Lagian dia aneh banget sih hari ini. Padahal tadi pagi masih fresh aja tuh.
Krek.
Pintu kamarku dibuka, kudapati Kise membawa kotak P3K di tangannya. Dia pun menghampiriku yang sedang duduk di sisi kasur. Hening. Salah satu dari kami tidak membuka mulut sedikitpun. Dia duduk di lantai kemudian membuka kotak tersebut. Diambilnya kapas dan obat merah kemudian dia meneteskan obat merah tersebut ke kapas. Kemudian dia menepuk pelan kapas tersebut ke luka ku.
Ku lihat wajahnya, dia tetap fokus mengobati luka ku. Tanpa menoleh ke arahku. Tiba-tiba saja kejadian saat dia menggendongku kembali teringat di kepalaku. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, berharap hal itu tidak kembali di perlihatkan di kepalaku.
"[Name]-cchi..?"
Dia menyebut namaku.. Dia memanggilku. Aku pun langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan bertanya.
"Sakit?" Tanya nya. Aku menggeleng. Kemudian dia kembali mengobati lukaku tanpa bertanya hal seperti 'Kalo sakit bilang aja~' atau perihal aku menggelengkan kepala tadi. Ini memang sangat aneh. Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya.
Setelah selesai, aku mendengar dia menutup kotak P3K itu kemudian dia berdiri. Melangkah menuju pintu kamarku. Ya, keluar dari kamarku. Saat aku melihat itu, aku pun langsung berlari ke arahnya. Sayang, kaki ku tersandung sesuatu. Aku menutup mataku. Tinggal menunggu aku jatuh saja. Pasti luka di kakiku akan semakin parah. (Pasrah banget/?)
Perlahan ku buka mataku dan apa yang kulihat.. Wajah Kise berada sangat dekat di depanku! Kulihat raut wajahnya, antara marah , khawatir , semua bercampur menjadi satu. Dia menahan tubuhku dengan kedua tangannya agar aku tidak terjatuh. Untunglah.
"Kalo kena kaki mu lagi gimana?!" Omelnya padaku. Dilihat dari wajahnya, dia benar-benar marah. Dia membantuku berdiri. Setelah itu, tangannya pun menjauh dari tubuhku. Kise masih di depanku. Aku memegang ujung bajunya.
"Maaf.." ujarku lirih.
Pipiku terasa basah. Air mata yang kutahan kini pecah begitu saja. Maaf karena sudah membuatmu khawatir. Maaf karena sudah mengabaikanmu. Maaf karena aku tidak melirik ke arahmu sedikitpun.
Tiba-tiba saja Kise menarikku ke dalam dekapannya. Dia memelukku. Hangat. Itulah yang ku rasakan.
"Kenapa malah nangis sih.." gumamnya. Tentu saja itu terdengar olehku. Aku memang benar-benar merasa bersalah dengannya hari ini. Tapi, aku juga tidak tahu kalau dia bisa berubah menjadi dingin seperti ini dan tentu saja, aku menyesal atas perbuatanku.
Tbc
Kise rada ooc. Dan part ini rada absurd. Percakapannya kurang. Maap :"v aku galau bikin part ini.. sampe judulnya pun gatau berapa kali diubah :"v hiks.. but dont worry, im okay wkwk :v
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top