Anak kecil - part 2
ARGHH KAGAMI GILA!
Masa aku disuruh jaga anak yang katanya Aomine ini?! Dia ribet bangett sumpah.
Lari-larian kemana-mana, bongkar-bongkar lemari orang, dan parahnya dia malah nanya majalah mai-chan ke orang yang salah--sama Akashi. Duh, untung itu laki tau kalo Aomine nyusut sementara. Dasar. Badan doang kecil, otak masih mesum.
Ini bapaknya kemana lagi?! Dasar ga bertanggung jawab! Awas aja kalo ketemu.
"Kakak! Kejar aku kalo bisa!" Seru Aomine kecil sambil menjulurkan lidahnya itu. Perempatan muncul di dahiku.
"Eh bocah! Kalo dapat awas aja ntar!" Balasku.
Aomine kecil pun berlari sekuat tenaga. Sementara aku terus mengejarnya dari belakang. Dia melewati pagar.. tidak! Itu kan langsung ke jalan raya. Aku pun mempercepat langkah kakiku.
Tiba-tiba saja..
Bruk!
Aku menabrak seseorang.
"Duh duh.. kalau jalan hati-hati dong~"
Aku membuka mataku perlahan dan melihat wajah seseorang di depanku. Dia tersenyum lebar ke arahku.
"Yo!"
Wajahku memanas. Dia yang duduk di depanku dengan kedua tangan yang berada di sampingnya sedangkan aku sedang berlutut /? di depannya dan wajah kami pun tinggal beberapa senti saja.
"Kak, Ngapain disitu?"
Aku dan lelaki itu menoleh. Aomine yang sedang memakan eskrim vanilla itu memandang kami bingung. Aku pun melihat ke laki-laki di depanku.
"Ah! Maaf!" Kataku sambil bergerak mundur.
"Gapapa" kata nya sambil berdiri dan menepuk-nepuk celananya. "Bisa berdiri gak?" Tanya nya sambil mengulurkan tangannya.
Aku mendongakkan wajahku dan memandangnya bingung. Dia malah menyunggingkan senyuman padaku.
Pipiku merona seketika. Aku pun meraih tangannya itu dan berdiri.
"Kak, Main lagi yuk!" Ajak Aomine kecil sambil menarik ujung bajuku.
Aku melihatnya sebentar dan seketika itu juga aura hitam muncul di sekitarku.
Lelaki di depanku terkejut.
"Gak ada main-mainan! Cepet, kamu harus bobo siang!" Kataku sambil menarik tangan Aomine kecil.
"Ga mau!" Katanya sambil menepis tanganku lalu berpangku tangan dan membuang muka.
Perempatan kembali muncul di dahiku. Aku mengepalkan tanganku.
"A-o-mi-ne.." panggilku sambil mengeja namanya.
"Anu.. mbak"
Aku menoleh ke arah lelaki itu.
"Ya?" Tanyaku sambil menyunggingkan senyuman ke arahnya.
"Kalo boleh tau, anak ini siapa nya mbak ya?"
Aku bingung harus jawab apa. Masa aku bilang temen sekamar? Ga mungkin. Bocah segede ini dibilang temen sekamar? Ada yang percaya ga?
"Keponakan?" Tebaknya.
"Bukan" jawabku.
"Sepupu?"
Aku menggeleng. Dia lalu melirik ke Aomine kecil dan kembali melihatku.
"A..nak?"
Jderr..
Seperti ada gunung berapi yang meletus dan terbelah. Masa Aomine dibilang anakku?!
"Mama!"
Tiba-tiba saja Aomine memeluk kakiku dan memanggilku 'Mama'. Hah?!
Lelaki itu memandang ke arahku dan wajahnya seperti mau diberi penjelasan atas apa yang dilihatnya.
"Heh! Gue bukan mama lu woi!" Kataku sambil menggoyangkan kakiku agar pelukannya lepas.
Namun dia mendongakkan wajahnya dan mulai menangis.
"Eh?! Ja-Jangan nangis dong" kataku sambil mengelus kepala Aomine.
"Anaknya kan ya mbak?" Tanya lelaki itu.
Aku melihat ke lelaki itu dan tersenyum horror.
"Kalau dibilang anak juga bukan sih mas.."
Lelaki itu pun terlihat ketakutan saat aku tersenyum ke arahnya. Aku pun menggendong Aomine kecil yang daritadi nangis buaya.
'Aomine kampret.. gue dikerjain' batinku.
"Oh, ngomong-ngomong Mas orang baru?" Tanyaku.
"I-Iya.. daritadi aku disini ya mau nanya kamarku dimana"
Mukutku berbentuk huruf 'O' sambil mengangguk.
"Namanya siapa ya, kalo boleh tau?"
"Kazunari Takao. Itu namaku"
"Hmm.. " aku berpikir sejenak "oh! Satu kamar sama si wortel"
"Wortel?" Dia memandangku bingung.
"Eh.. bu-bukan apa-apa. Yaudah, biar ku antar"
Dia pun mengangguk. Aku pun berjalan masuk ke dalam kost dan diikuti olehnya. Sementara Aomine kecil sibuk sama mainannya. Entah apa itu. Yang jelas kelihatan kayak mobil-mobilan.
-
Wah.. kebetulan ketemu Kagami nih.
"Kagami! Neh" kataku sambil memberikan Aomine kecil yang tadi ku gendong.
"Hah? Kok dikasi ke gue?" Tanya Kagami.
"Iya lah. Gue udah seharian ini ngurus dia. Gantian dong!"
"Kalian suami istri ya?" Tanya Takao yang ada di belakang kami.
"Bukan!" Jawab kami serempak.
Dia terkekeh. "Kalian cocok"
"Gak!/Jelas-jelas enggak!" Kata kami serempak lagi.
"Iya-iya"
Dia pun melambaikan tangannya dan segera masuk ke dalam kamarnya.
"Oh.. kayaknya bentar lagi dia berubah" kataku.
"Hah?" Kagami menatapku bingung.
"Iyalah! Aomine kan ga sengaja berubah jadi kecil gara-gara ngeledekkin anak kecil"
"Lah? Kok bisa?"
"Gatau deh.. yang pasti, besok dia udah normal kayak biasa"
"Gitu ya.."
"Udah yaa! Urus tuh sampai dia berubah!" Kataku sambil lari menjauh dari mereka.
Kagami menghela napas.
"Dasar.."
Tbc
Selamat lebaran bagi yang merayakan!! Dapat thr banyak ga? Author mah dikit.. udah tua sih :"v
Teruss chapter ini ngawurnya kebangetan T_T maap maap.. entah kenapa ide Aomine jadi kecil itu muncul..
Chapter ini dipanjangin dikit, biar langsung selesai permasalahannya :v makanya banyak ngawurnya + gaje.
Takaonya juga OOC kan ya T_T
Aku juga mau ngubah sedikit cerita ini. Mungkin ada beberapa chapter yang diubah. Tapi ga berubah total kok ~
Nah, berhubung bentar lagi sekolah kan ya.. sesuai dengan A/n sebelumnya, ceritanya bakal update lama. Apalagi pas udah sekolah. Wah, udah sibuk tuh.
Daan.. ini terakhir.
THANKS BUAT 11K VIEWERNYA :"
Padahal sehari sebelum 11k , viewernya cuma 10.1k. Besoknya jadi 11k. Duh, thanks banget loh. Jadi ga tega mau setop-in pengerjaan ff ini :"
Wizardcookie
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top