*||2/15||*

Pertemuan keduaku dengannya...

__________

Kala itu, hari Selasa sekitar jam setengah enam pagi Tsukishima sudah berangkat sekolah, dengan menggendong tas merah yang biasa ia bawa setiap hari. Berjalan dengan malas, sambil sesekali menguap lalu ia tutup dengan tangan kanannya.

Sebenarnya ia sangat malas berangkat jam segini. Namun, latihan pagi yang diadakan jam enam membuatnya terpaksa mengangkat kaki keluar dari rumahnya.

Di persimpangan jalan dekat rumahnya, mata hazel Tsukishima tak sengaja menatap seorang gadis bersurai (h/c) (h/l) yang terlihat familiar sedang berjongkok, wajahnya terlihat sangat senang ketika melihat kedua kucing, hitam dan putih belang kuning, Tsukishima tak mau megakuinya, namun tingkah kedua kucing itu terlihat sangat, err... Romantis?


“Sedang apa kau?” tanya Tsukishima setibanya ia dibelakang gadis itu. Ia merutuk dalam hati karena mulutnya yang tiba-tiba berbicara diluar kesadarannya.

“Melihat kedua kucing itu. Ugh, imut sekali! Aku jadi ingin memeliharanya!” seru gadis itu -(Name)- dengan antusias, sadar dengan siapa yang menjadi lawan bicaranya, gadis itu pun malu sendiri.

“Maaf,” cicit (Name) pelan.

(Name) berdiri, menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor akibat debu yang menempel, “Karasuno?” gumam Tsukishima pelan, ia bahkan baru sadar kalau (Name) memakai seragam perempuan Karasuno, yang berarti gadis itu satu sekolah dengannya.

“I-iya, a-aku murid baru di Karasuno, kelas 1-5. Etto-...” ucap (Name), namun semakin lama nada suaranya semakin pelan. Ia menunduk malu.

Tsukishima menaikan sebelah alisnya, jika dilihat dengan teliti pasti terlihat dahinya yang sedikit mengerut bingung. “Juga... Kenapa kau berangkat sepagi ini? Ada urusan?”

“Itu... Anu...” (Name) tampak panik sendiri, darah berdesir naik hingga ke pipi, Membuat rona merah terlihat. “Se-sebenarnya aku berangkat pagi karena lupa jalan ke sekolah,” jawaban (Name) membuat Tsukishima otomatis menepuk keningnya.

“Astaga, masih muda tapi sudah pikun.”

“A-aku tidak pikun. So-soalnya kemarin aku diantar ayah, ja-jadi tidak terlalu memperhatikan jalanan. A-aku juga masih baru disini,”

(Name) mendongak, dahinya sedikit mengerut saat melihat wujud Tsukishima, ‘Rasanya aku seperti pernah melihat orang itu tapi dimana?’ pikir (Name) bingung.

(Name) tampak berfikir sejenak sambil menatap Tsukishima dari atas sampai bawah dengan tatapan intens, yang dipandang pun sedikit risih.

1 detik

2 detik

3 detik

“O-OH! KAU ORANG YANG ADA DI TOKO KUE KEMARIN ITU KAN?!”

“Baru sadar rupanya, tadi pikun sekarang telmi. Nanti apalagi.”

(Name) membungkuk 90°, “Te-terima kasih sudah menolongku kemarin. A-akan kuganti uang yang Tsukishima-kun bayar kemarin,”

Tsukishima berdecak kesal, “Ck, Sudah kubilang anggap saja kemarin hari keberuntungan-...”Tsukishima menghentikan perkataannya, entah darimana ide jahil itu muncul. Sedikit menjahilinya tak apa, kan?

Tsukishima kini tersenyum sinis, “Aaahh.. Kemarin kue yang kau beli itu cukup banyak, loh, pastinya mahal. Mungkin uang yang kau beri pun takkan cukup untuk membayarnya.” ucapnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

“E-eh, Be-benarkah?”

Terpancing!

Mudah sekali kau percaya pada si ular itu, (Name). Eh, lebih tepatnya burung gagak sih.

“Tentu saja. Dua kue ukuran sedang yang kau beli itu pastinya mahal, padahal aku ingin membeli kue yang lain tapi aku kasihan melihatmu yang mempermalukan diri sendiri.”

Ngomong-ngomong, Sebenarnya Tsukishima sedikit berbohong mengenai harga kue yang (Name) beli.

“Ka-kalau begitu, A-akan kulakukan apapun untuk membayarnya,” (Name) sangat panik, bahkan ia tak berfikir dua kali saat mengatakannya. Polos sekali kau nak.

“Apapun?” Tsukishima menyeringai penuh kemenangan, dalam otak cerdasnya hanya terpikirkan satu hal, “Kalau begitu, sebagai gantinya kau harus menjadi pacarku.”

“E-eh?” Wajah (Name) memerah bagaikan kepiting rebus, “Ha-haruskah? Padahal kita baru bertemu kemarin?”

“Yasudah, kalau kau menolak, kau harus memba-...”

“Ba-baiklah!” Tsukishima tersenyum puas.

__________

Aku sedikit menjahilinya dan dia terpancing, itu membuatku tertawa. Sekarang dia sudah resmi menjadi pacarku.

~BONUS~

“E-eh? Kucingnya kemana?”

“Di dekat tempat sampah itu. Ck, sudahlah, Mau sampai kapan kau berdiri disitu? Ayo berangkat,”

“Yah, padahal aku masih mau bermain dengan mereka-...”

“Cepat jalan atau kutinggal sekarang.”

“Tu-tunggu aku!”

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top