Prolog
Pertarungan sengit dari ... entahlah itu apa namanya. Pokoknya salah satunya seperti seorang kesatria baja hitam dan satunya lagi seorang pemuda atau biasa disebut "king of harem" dari teyvat berambut pirang mulai bertarung sengit untuk memenangkan pertarungan.
Adegan Dainsleif yang mencekik kesatria baja hitam lalu diselamatkan oleh Lumine, adik dari "king of harem" sendiri sudah terpampang jelas layaknya layar kaca yang diputar ulang jika kita bermaksud menontonnya dari jauh.
Terlihat juga adegan dimana Lumine dan Aether saling tatap untuk melakukan reuni dan diakhiri ditinggal pergi lagi dengan adiknya dan partnernya sendiri membuat sang tokoh utama dalam game sedih tak tertolong. Mau nangis tapi kasian kalau Paimon yang liat. Pasti heboh urusannya.
"Yah, mudahan juga aku bisa begini sama kakak," ujar seseorang dari seberang sana setelah menonton adegan tersebut dari layar ponselnya sambil menyeruput capuccino miliknya di cafe.
Setelah menyeruput habis capuccino miliknya, seorang gadis berambut hitam legam terurai itu pun berjalan ke kasir, meninggalkan beberapa lembar uang untuk membayar, dan pergi meninggalkan cafe.
Disepanjang perjalanan, gadis tadi hanya bisa menscroll sesuatu dari layar ponsel. Karena memakai paket data, sekarang ini gadis tersebut tidak melanjutkan bermainnya dan lebih memilih scroll IG atau YT.
Sebentar lagi hari dimana ia akan menjadi murid baru di sekolah barunya. Mengingatnya saja membuat jantungnya doki-doki tak karuan.
Suasana disana juga sudah hampir malam. Dengan tergesa-gesa gadis itu melajukan kecepatan berjalannya untuk bisa sampai tepat waktu di rumah. Tapi tak ia sangka, dewi Fortuna sedang tertidur rupanya. Ia tak sengaja berpapasan dengan preman, tak sengaja menyenggol, dan membuat beberapa preman itu mengalihkan perhatiannya padanya.
Ya, tokoh utama kita kali ini diganggu sama para preman.
Itu sih untuk pikiran sang tokoh utama saja, beda cerita kalau dari pikiran sang preman sendiri.
"Cantik~? Mau main sama om nggak~?"
Tuh kan. Baru juga dibilangin, si om udah gerak cepat aja mau embat si tokoh utama.
Tentu saja karena si tokoh utama kita ini punya harga diri, dia menolak ajakan tersebut. Kalau masih maksa? Ya tinggal tendang 'anu' nya kok repot?
Tapi sebelum sang tokoh utama bertindak lebih jauh, para preman itu malah terjatuh duluan karena terhantam sesuatu dari belakangnya.
Si tokoh utama kita syok melihatnya. Dia masih bertanya-tanya dalam benaknya, bagaimana bisa mereka terjatuh sedangkan aku belum melakukan apapun?
Setelah diperhatikan lebih jauh, rupanya memang benar ada yang menubruk mereka semua. Yang menubruk seseorang(?) berambut pirang panjang terkepang berbaju ... coklat atau hitam mungkin?
Tunggu, siapa dia sebenarnya?
"Lihat, Tabibito! Disana ada orang!"
'Hah? Itu bukannya suara Paimon?'
Makin dilihat lebih jauh malah makin mencurigakan dan makin bikin syok. Sebenarnya dia nggak mau lihat, tapi apa boleh buat jika Author sudah berkehendak?
"Kau benar, Paimon. Disana ada orang."
'Tunggu, ini aku nggak lagi mokad kan?'
"Hai! Maaf karena sudah mengganggumu. Namaku Aether, siapa namamu?"
"A-a-a-aku [Name]."
"Senang berkenalan denganmu, [Name]. Bolehkah aku bertanya dimana kita sekarang?"
'LOH?! INI BUKAN MIMPI KAN?! KOK BISA DIA ADA DISINI?!'
.
To be continue ....
Ciee buat buk baru~ *terslap para reader*
497 word
Resaseki12
Jum'at, 21 Januari 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top