Warning
"Jika kau berani menyentuhnya. Aku tidak segan segan akan mengoyak tubuhmu. Ingat itu, Bright."
----‐----
Semalam, setelah pertemuannya dengan Bright di rumah Win. Joss menjadi lebih pendiam dan memilih sendiri. Tidak ada yang tahu, jika Joss sudah mencintai Win Sejak mereka masih kecil, dan masih bermain bersama di Ventella.
"Akan kuberi kau pelajaran, Bright. Lihat saja, biarkan Win memilih, ingin denganku, atau denganmu."
Joss langsung bergegas pergi, entah apa yang dipikirkanya saat ini. Dia datang menuju fakultas milik Bright. Bahkan auranya kini sudah sangat keruh.
"Dimana, Bright?" Joss bertanya kepada salah satu mahasiswa yang baru saja keluar dari fakultaa yang sama dengan Bright.
"Sepertinya masih di dalam." Sahut mahasiswa perempuan tadi seraya menunjuk ke dalam.
"Terimakasih, kau boleh pergi." Joss berlalu masuk kedalam fakultas.
Benar saja Bright tengah duduk dan mengerjakan tugas bersama Win.
Bright yang memang sudah menyadari akan kehadiran Joss. Tersenyum tipis di balik wajah menunduknya.
"Joss, kau kesini?" Tanya Win kepada Joss yang mendekati meja Bright.
"Memangnya ada yang salah kalo aku kesini?" Jawab Joss sinis.
"Bright, ikut aku."
Joss berlalu setelah mengucapkan beberapa kata.
Bright mengikuti Joss, sedangkan Win masih menatap bingung dua orang yang tengah berjalan di depannya.
"Joss, Bright. Tunggu aku."
Win berteriak setelah Joss dan Bright terlihat berhenti di hutan, lebih tepatnya hutan di bawah bukit.
"Kau kuperingatkan, Bright. Jangan coba-coba mendekati Win. Dia milikku."
Bright masih diam, bahkan saat Joss menarik kerah kemejanya dengan kencang, dia hanya menyeringai, ah lebih tepatnya seringai meremehkan.
"Lalu, bagaimana kalo aku tidak mau berhenti?" Jawab Bright remeh.
"Kau akan hadapi aku di tempat ini!"
"Bagaimana kalo sekarang kita duel?" Jawab Bright enteng.
Sebenarnya dia tidak serius akan ucapannya, dia hanya memancing emosi Joss, dan jika benar Joss menyerangnya. Bukankah menghadapi orang yang terpancing emosi lebih mudah?
Joss semakin mengencangkan tarikannya pada kerah baju Bright.
Baru saja Joss akan membanting Bright. Terdengar suara yang cukup Familiar di telinga mereka.
"Joss, berhenti!!"
Joss dan Bright seketika menoleh ke sumber suara.
"WIN!" Seru Joss dan Bright bersamaan.
"Kubilang lepaskan, Joss." Win berbicara dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.
Win berjalan mendekati Joss dan Bright.
"Sejak kapan kau disini, Win?" Tanya Bright. Sambil membenarkan kerah bajunya.
"Tidak penting aku sudah berapa lama disini. Dan kau, Joss. Kenapa kau seperti itu?"
"Sepertinya Joss menyukaimu, Win." Bright yang menjawab.
"Benarkah itu Joss?"
--------------
"Mew, apakah kau merasakan akhir-akhir ini Bright terlihat lebih 'hidup'?" Tanya Gulf kepada suaminya.
"Kurasa kau benar, Gulf. Bright terlihat lebih semangat akhir-akhir ini."
"Ah, ini dia anaknya pulang."
Terlihat Bright sudah masuk ke ruang keluarga melalui jendela.
Iya, rumah Mew terdiri dari kaca dan jendela yang cukup lebar.
"Kau, Bright. Kemarilah." Teriak Gulf kepada Bright yang baru saja mendudukan dirinya di kursi.
"Ada apa, Mom?"
"Apakah kau tengah berbahagia akhir-akhir ini?"
Tanya Gulf kepada Anaknya.
"A-aah, seperti yang kau lihat, Mom."
"Kalau begitu, undang dia kemari. Mom dan Dad ingin melihat siapa yang sudah membuatmu seperti ini. Benarkan, Dad?" Jawab Gulf.
"Tentu saja, undang dia makan malam besok. Kau harus membawanya kemari."
"Kalian serius?" Tanya Gulf bingung, pasalnya selama ini Mew tidak akan mengijinkan siapapun menapaki rumahnya. Terlebih Mew sengaja membeli rumah di pinggiran hutan yang sepi dari siapapun.
"Tentu saja, Dad ingin melihat 'calon menantu' Dad. Apakah itu salah?"
"Baiklah. Besok akan aku sampaikan. Terimakasih, Dad."
---------
"Win, ayo kita sarapan. Aku lapar." Keluh Tay.
"Baiklah, aku akan menyusulmu. Kau pergi saja dulu." Jawab Win sambil mengejakan tugasnya.
"Baiklah, temui aku di kantin, Win."
"Hm, aku akan menyusulmu."
Tay berlalu meninggalkan Win yang masih berkutat dengan bukunya.
"Win."
Panggil seseorang yang sangat Win kenal.
"Bright?"
"Apakah aku mengganggu waktumu?"
"Tidak, memangnya kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya ingin menyampaikan undangan makan malam di rumahku. Mom dan Dad yang mengundangmu."
"Makan malam?"
"Iya makan malam, apakah kau mau?"
"Em, baiklah. Sepertinya aku luang malam ini. Jemput aku pukul 7."
"Yess, baiklah. Aku pergi. Sampai jumpa nanti malam."
Win hanya tersenyum melihat tingkah Bright. Entahlah, dia juga bingung dengan perasaannya.
Dia menyukai Joss, tapi dia juga menyukai Bright. Apakah Win terlalu serakah? Lalu bagaimana jika memang takdir Win memiliki dua Mate sekaligus, akankah kalian juga membeci Tuhan yang telah memberikan takdir itu kepada Win?
Katakanlah Win terlalu serakah, dia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
Tapi entah mengapa rasa cintanya lebih besar untuk Bright di banding untuk Joss.
Win juga bingung. Haruskah dia mengajak Daddynya pindah lagi (?)
Lalu bagaimana dengan tugas Daddynya.
Win tidak menyesal kemarin mengatakan bahwa dia adalah milik Joss dan Bright. Entahlah dia juga tidak tahu emngapa bisa berkata demikian
"Stop, jika kalian masih terus berkelahi. Aku akan menjauhi kalian berdua. Aiu ini milik kalian berdua, siapa saja boleh bersamaku. Kalian paham?!?!"
"Tidak bisa seperti itu, Win. Kau di takdirkan menjadi Mateku, bahkan aki juga bisa mencium Feromonmu. Kau tahu, aku selalu tidak bisa menahan diriku jika di dekatmu."
Jawab Joss.
"Win, kau hanya miliku, bahkan aku bisa mendengar degup jantungmu dan hatimu yang selalu memanggil namaku. Aku tidak mau jika aku harus membagimu dengan Joss. Aku tidak akan sudi. Kau hanya miliku."
Timpal Bright. Bagaimana bisa Win berkata demi kian padahal sudah jelas Antara Joss dan Bright adalah musuh.
"Kalian tahu, aku sama sama mebutuhkan kalian. Kau, Joss. Aku membutuhkamu untuk menghangatkanku, menjaga dan melindungiku-"
"Tidak bisa, aku juga bisa menjagamu." Potong Bright.
"Kau serius? Bagaimana bisa kau mengahangatkan Win di tempat bersuhu dingin seprrti ini, sedangkan kau saja bersuhu lebih rendah dari suhu manusia biasa." Ejek Joss.
"Hentikan! Siapa yang menyuruh kalian memotong ucapakku?!"
"Sudahlah, lupakan. Aku tidak mau mendengar kalian ribut. Duel saja jika kalian mau." Win berlalu meninggalkan Joss dan Bright.
"Win, biar ku antar pulang." Tawar Joss
"Biar aku saja." Sela Bright.
"Bisakah kalian diam! Aku bisa lulang sendiri. Kalian urus saja urusan kalian yang belum selesai."
Setelah Win pergi, tanpa sepengetahuan Win, Joss dan Bright membuat kesepakatan.
"Baiklah, karena kita memiliki Mate yang sama. Aku akan menerima itu. Dan kau aku peringatkan bahwa Win milik kita berdua. Siapapun yang menyakitinya. Sudah kewajiban kita menjaganya bersama. Dan jika itu kau yang menyakiti Win. Kupastikan dia tidak akan menoleh sedikitpun kepadamu. Dia akan bahagia bersamaku." Joss berkata demikian.
"Dan satu lagi, kau boleh membawa Win pergi setiap malam, sedangkan Siang itu jadwal Win bersamaku."
"Bagaimana jika Win tidak mau dan memilih pergi bersamaku?" Ejek Bright.
"Baiklah, aku ubah kesepakatannya. Setiap hari senin sampai rabu, Win miliku, dan setiap kamis sampai sabtu, dia milikmu. Untuk hari minggu dan malam minggu, Win yang akan memutuskan. Dan jika Win ingin bertukar jadwal, kita harus mengikutinya. Apapun yang terjadi, kau harus menurutinya."
Final Joss, kemudian meninggalkan Bright yang masih setia berdiri di tempatnya.
Terkadang Tuhan memang sekeji itu, memberikan Makhluk pasangan, tetapi harus memilih antara keduanya. Dan selalu berakhir dengan ketamakan yang menginginkan keduanya.
Tapi di balik semua itu, Tuhan tau apa yang terbaik untuk Makhluknya.
-
-
-
Tbc.
Hallo, Jin hadir. Gimana part kali ini? Maap ya kalo gak nyambung.
Jangan lupa Vote dan komenya Sayang.
JinTomang_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top