Pregnant
Kehamilan Win tentu kehamilan yang luar biasa. Dimana kehamilan pertama anatara anak manusia dengan Vampir. Entahlah hal itu akan menjadi kabar bahagia atau kabar duka. Sebab kehamilan yang selalu di nantikan oleh anak manusia itu adalah hal yang sangat berbahaya bagi kalangan Vampir. Sebab belum pernah terjadi sebelumnya dan mungkin mustahil terjadi.
Kabar duka sekaligus bahagia itu telah sampai pada keluarga besar Bright. Dengan raut sedih dan bahagia karena akan lahir anak turunnya, tetapi juga duka karena kehamilan itu tentu sangat berbahaya. Sejak awal bertemu dengan Win, Bright tidak bisa menahan diri dengan aroma darah manis yang sangat menggoda. Sebab itulah Bright kerap kali menjauhkan diri dari Win. Sepanjang perjalanan menuju kediaman orang tua Bright, dia melamun memikirkan bagaimana keadaan Win jika harus mempertahankan kehamilannya, tetapi dia juga tidak rela melihat Win harus merasakan sakit jika dia berkeras kepala mempertahankan kehamilannya.
Entahlah, semua begitu rancu dan berputar si kepala Bright. Dia tidak tahu harus bagai mana dan melakukan apa. Sejak Mew dan Gulf mengetahui kehamilan Win, Kedua orang tuanya menyuruhnya untuk datang kerumah mereka.
Semoga saja tidak apa, semoga saja bisa selamat keduanya, semoga saja Win mampu bertahan dengan kesakitan yang menderanya. Hanya semoga yang terus Bright ucapkan sepanjang jalan. Tanpa menunggu lama, keduanya telah sampai pada rumah Orang Tua Bright. Di sana sudah terduduk di kursi kebesarannya Mew yang terlihat begitu gusar, cemas, khawatir menjadi satu, dan Gulf yang mengusap bahunya mencoba menenangkan suaminya. Di sisi kanan terdapat saudara Bright yang lain yang tak kalah khawatir nya.
"Dad, aku datang." Kata pertama yang Bright ucapakan setelah mengumpulkan keberanian menyapa Orang Tuanya. Dirinya gemetar dan lemas bukan main ketika sorot tajam ayahnya menatap tepat di netranya. Juga semua anggota keluarga menatap ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Duduk, Bright Win." Bright dan Win mendudukan bokongnya di sebelah kiri Mew. Menunggu dan menerkan apa saja yang kira-kira akan terlontar dari mulut Mew.
"Win, selamat atas kehamilanmu. Kami sangat berbahagia." Kata pertama setalah denring jarum berdetak hingga ke menit 15 lamanya. Bright sedikit lega, tetapi juga gelisah menunggu kata apa yang akan terucap kemudia.
"Bright... Dad sudah pernah memperingatkanmu, bukan? Dad pernah memberitahumu tentant bahaya apa yang mengancam Win ketika dia mengandung benihmu?" Win terdiam, sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan kali ini. Dia hanya bisa diam menyimak. Tangannya berkeringat dingin karena kegugupannya, di pelipisnyapun turut menampilkan satu bulir keringat. Tangannya dengan erat meremas jemari suaminya yang mencoba menenangkan dirinya.
"Iya, Dad. Bright mengaku bersalah." Hanya itu yang mampu Bright ucapkan. Lidahnya kelu dan terasa pahit. Dengan susah payah dia menelan salivanya menunggu respon Mew.
"Bright, bukan Dad tidak senang dengan Kehamilan Win. Dad hanya khawatir dengan keadaan Win. Bukankah di dunia Ini ada Teknologi yang bernama 'Kondom' kenapa kamu begitu bernafsu sehingga lupa menggunakan barang tersebut. Dad sungguh tidak menyalahkan Hormon pengantin baru, tapi dad tidak habis fikir kenapa secepat ini. Oh ayolah, Dad sebentar lagi akan menjadi Grandpa."
Euphoria yang sempat tegang kini kembali mencair setelah mendengar tutur kata yang terucap dari pria paruh baya di sebrang sana. Semua yang terdapat di ruang keluarga mengambil nafas dengan lega setelah ketegangan yang mereka bayangkan ternyata tidak terjadi.
"Win, apakah Dad sudah terlihat tua sehingga kalian dengan cepat memberi Dad Cucu?" Mew bergantian bertanya kepada Win. Oh lihatlah wajah yang tua tetapi tetap elok di pandang itu kini menatap Win dengan tatapan yang berkaca-kaca seperti anak kecil yang kehilangan mainannya. Dirinya masih belum bisa menerima akan menjadi Kakek secepat ini.
"Dad... maafkan Win." Win mencicit dengan lirih. Malu sekaligus bingung harus bereaksi seperti apa.
"Tidak perlu meminta maaf, Win. Ayah kalian saja yang terlalu lebay. Padahal Jantung papi hampir merosot tadi. Dasar tua." Gulf yang menjawab kali ini. Dengan dengusan sebal dia memukul main-main bahu Mew.
"Dad tidak menyalahkanmu, Win. Hanya saja-"
"Sudahlah, lebih baik kita makan saja. Kasihan Win, pasti lelah harus mengandung anak Bright. Apalagi pasti Win mengalami morning Sickness." Potong Gulf dengan cepat.
Lalu mereka semua berlalu menuju ruang Makan untuk sekedar menemani Win menyantap makan malam yang sudah di siapkan Gulf.
Hari semakin malam, Win dan Bright pun diminta tetap tinggal di rumah Orang Tua Bright. Mereka khawatir akan terjadi sesuatu jika memaksa menerobos hujan yang sedang turun dengan lebatnya. Bright dan Win pun menurut. Keduanya tengah berbaring di atas Ranjang kamar Bright. Tidak ada percakapan yang terjadi. Hanya ada Anak Manusia san Vampir yang tengah saling memeluk berbagi hangat.
Di sisi lain, Mew dan Gulf masih belum meninggalkan ruang Kerja Mew. Mereka masih sibuk berkutat dengan berkas-berkas yang entah apa. Tetapi suara lembut Gulf menyapu gendang telinga Mew yang tengah sibuk itu.
"Mew... apakah tidak akan terjadi sesuatu kepada Win. Aku sangat khawatir padanya."
Mew beralih menatap Gulf. Atensinya yang tadi hanya terfokus kepada tulisan abstrak kini sepenuhnya menghadap Gulf.
"Aku sebenarnya sama khawatirnya denganmu, sayang. Tapi aku tidak mungkin menampakannya di depan Win, aku tidak mau dia merasa anaknya tidak di inginkan. Meskipun itu berbahaya untuk dirinya, aku yakin dengan sungguh bahwa Win akan mempertahankan anak yang di kandungnya." Mew menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Gulf yang terduduk di Sofa tidak kalah lelahnya hari ini. Entah bagaimana bisa energinya seperti terkuras habis setelah mendengar kabar Kehamilan Win.
Mew memijit pelipisnya dengan saty tangannya. Dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Karena satu Hal yang pasti, Win pasti akan mengalami kejadian yang di takutkannya dan Gulf. Semiga saja, menantu dan cucunya bisa selamat. Dan jika harus memilih, tentu Mew dan Gulf akan memilih Win.
*
*
*
Hari terus berganti, pun dengan kehamilan win yang semakin membesar setiap harinya. Mungkin jika kehamilan biasa memerlukan waktu 9 bulan 10 hari untuk janin siap di lahirkan, kehamilan Win yang kini menginjak 3 bulan itu tampak seperti kehamilan 6 bulan. Menurut Mew kehamilan silang ini hanya memerlukn waktu 5-6 bulan untuk lahir.
Dirinya sudah tidak lagi mengalami morning sickness, tetapi nafsu makannya terus menurun. Dirinya hanya meminum 2-3 kantong darah setiap harinya. Bayinya semakin membesar, perutnya terasa sakit ketika sang bayi lapar. Tidak ada asupan makanan lain selain buah dan darah. Dirinya semakin kurus.
Entahlah, tetapi dirinya merasa senang bisa bertahan sejauh ini dengan bayinya. Meskipun dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi ketika waktunya tiba.
Win tengah terduduk di sofa sembari memakan Apel yang di siapkan oleh Bright. Menatap keluar jendela. Ada setitik kerinduan akan dunia luar. Setelah mengandung, Win hanya di rumah sang Mertua, hampir tidak pernah keluar ataupun mengunjungi rumah miliknya dan Bright.
Win yang tengah asik dengan lamunannya tiba-tiba merasakan sakit yang teramat di perutnya. Bright yang tengah membaca buku terkejut bukan main saat piring yang di gunakannya untuk menaruh potongan apel yang dia siapkan untuk Win terjatuh begitu nyaring. Dirinya mendapati Win meringkuk di lantai sembari memegangi perutnya. Suaminya mengerang kesakitan.
Dengan panik Bright berteriak memanggil siapapaun yang berada di rumah. Sembari menepuk pipi Win untuk terus berada dalam kesadarannya.
Win hanya bisa berkedip dengan pelan. Cengkraman pada perutnya melemah. Dirinya masuh bisa melihat Bright walau buram. Samar-samar dirinya juga mendengar Bright terus memanggil namanya sebelum semuanya berubah gelap dan Hening.
-
-
-
-
To be continue
Hai, aku balik lagi! Masih adakah yang mengingat aku?
Maaf ya aku lama baru apdet. Ada sedikit masalah di RL aku. Semoga kalian masih ibgat dengan alur ceritanya, ya!
Sampai jumpa di bab selanjutnya
Salam hangat Baginda Jin Tomang_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top