Joss Wayar
-
-
-
Pagi ini, dengan langkah santai pemuda Metawin berjalan keluar. Disana sudah menunggu sang ayah-Maxim Metawin, lengkap dengan seragam interpolnya.
"Sudah siap sayang?" Max mengusap sayang surai lembut putra semata wayangnya.
Entahlah, dia dan istrinya memilih berpisah setelah Win berusia 17 tahun, persis setelah Win menyelesaikan High Sechoolnya.
Dia dan istri berpisah secara baik-baik dan memilih menjalani hidup secara terpisah, namun Max dan Tullsitiwat bertekad untuk memberikan kasih sayang mereka kepada Win. Bahkan libur semester pun mereka merencanakan libur bersama.
"Siap Dad, mari berangkat."
Mereka masuk kedalam mobil, tidak ada percakapan selama perjalanan hanya ada alunan lagu dari radio dalam mobil sebagai pemecah keheningan. Selebihnya Max hanya bertanya tentang bagaimana sekolah baru Win.
--------
"Hati-hati di jalan Dad. Tidak usah menjemputku, nanti aku pulang bersama temanku."
"Baiklah, jadilah anak yang baik, boy. Daddy berangkat."
-------
Baru saja hendak masuk kedalam kelas, Win sudah di suguhkan dengan pemandangan dimana Joss tengah berkelahi dengan Seseorang.
Pemuda Metawin bergegas menerobos kerumunan dan menghentikan Joss.
"Joss, berhenti." Win berusaha memanggil Joss, namun sepertinya usahanya sia-sia.
"Joss, kubilang berhenti." Seketika atensi pemuda Wayar beralih kepada Win.
Setelah berhasil mengalihkan atensi Joss, Win menatap Joss sebentar lalu pergi meninggalkanya.
Joss yang mengerti akan sirat kekecewaan Win, langsung mengejar dan mengikutinya.
"Win."
"Win!"
Joss yang merasa di abaikan langsung menarik tangan Win.
"Kau kenapa?"
"Kau tanya aku kenapa?"
"Harusnya aku yang bertanya, kau kenapa?"
"Aku, e-em. Maafkan aku, Win."
Win berlalu meninggalkan Joss, tanpa sepatah katapun Joss menarik lengan Win untuk mengikutnya, Win hanya diam. Terlebih moodnya sedang buruk hari ini.
Sepanjang perjalanan, Win hanya diam. Joss pun demikian, hanya ada alunan musik dari radio di mobil Joss.
"Turunlah, kita sudah sampai."
Win turun, dia terperangah dengan keadaan di sekitar, terlebih Win di bawa menuju tengah hutan di puncak tebing, dengan sisi yang berhadapan langsung dengan pantai, indah dan sangan menenangkan.
"Apakah kau baik, Win?"
"Ah aku baik, Joss."
Joss mengaguk dan menggandeng tangan Win. Mereka mendekati sekumpulan pria pria tampan dengan tato di lengan kirinya.
Dan ada satu orang yang Win kenal.
"Paman Luke!"
"Auu, Win. Kaukah ini, putra inspektur Maxim?"
"Dad, apa maksudmu?" Tanya Joss bingung.
"Kau melupakannya Joss? Dia Win, putra inspektur Maxim, anak kecil yang dulu sering kau goda. Temanmu saat kita masih di Venttela jika kau lupa."
"Benarkah, Dad? Anak kecil yang selalu cerewet itu? Yang selalu meminta gendong kepadaku dan merengek meminta gula gula kepadaku?"
Luke hanya tertawa, begitupun Joss. Dan Win, sepertinya dia memingat sebagian tentang Joss.
"Ahh, baiklah, mari kita duduk."
Mereka mengobrolkan apa saja termasuk masa kecil Win dan Joss.
Tak terasa, malampun tiba, malam yang di sebut New Moon, atau bulan baru. Karena pada malam ini bulan akan terlihat sangat besar dengan cahaya ke kuninganya.
Dan malam bulan baru, biasanya adalah malam dimana Luke, sebagai "ketua" akan bercerita tetang riwayat keluarganya. Dari silsilah "Tetua"nya hingga sampai kepada dirinya.
Biasanya akan berlaku jika ada "anggota" baru yang masih dalam pelatihan "berburu"
"Joss, apa kau yakin anak ini akan tetap disini selagi ayahmu menerangkan riwayat tentang "kita"?" Tanya pemuda bertubuh tinggi, dia adalah Jimmy.
"Tidak apa, Jim. Aku sudah bertanya pada Dad tadi, dan Daddy mengijinkan."
"Baiklah, kukira kau belum bertanya kepada "Tetua"." Timpal Jimmy.
Tepat pukul 11 malam acara dimulai. Sebenarnya tidak terlihat seperti acara sakral, bahkan lebih terlihat seperti acara kemping pada kebanyakan.
Jimmy, Tommy, Ohm, Boss, dan Luke duduk melingkar di kayu pinus yang sengaja di letakan mengelilingi tungku perapian. Win dan Joss duduk berdampingan, lebih tepatnya di sisi kiri Luke. Biasanya tempat ini di gunakan Joss dan teman-temannya ketika sedang "latihan". Di tengahnya terdapat api unggun menyala.
Dan tepat saat bulan baru muncul Luke, selaku Tetua mulai menceritakan babad riwayat keluarganya.
----------
Bright, pemuda itu kini tengah duduk bersama kelima sahabatnya, termasuk Saint-adiknya.
"Bright, apa kau baik?" Tanya Mike yang sedaritadi memperhatikan gerak gerik Bright.
Bagaimana tidak, sedari tadi dia hanya diam dan menatap lurus keluar jendela. Iya sekarang mereka sedang berada di rumahnya.
"Aku baik, Mike. Hanya saja, sepertinya disini yang tidak baik." Sahut Bright dengan memegang dada kirinya.
"Apa karena kau 'haus?'"
"Sepertinya tidak, aku baru saja 'minum' sore tadi."
"Lalu?"
"Tidak apa, sepertinya akan menyenangkan jika kita 'berburu' di malam ini."
"Tepat! Mari kita 'berburu' seprtinya cahaya bulan sedang berpihak kepada kita." Saint menimpali obrolan Mike dan Bright.
"Malam ini malam bulan baru jika kau lupa." Toptap menjawab ucapan Saint.
"Benarkah? Ah sepertinya kita akan bertemu dengan Zee dan kawan kawannya. Akan sangat menyenangkan jika iya."
"Saint, aku paham apa yang kau pikirikan. Jangan coba coba berbuat ulah." Timpal Bright cepat.
Mereka pun berangkat 'berburu'
------
Dari kejauhan, samar sama Bright mendengar suara, iya suara yang memenuhi kepala Bright sejak pertemuan pertamanya.
'Suara anak itu'
Batin Bright.
Bright berhenti, dia lebih memilih mencari sumber suara yang begitu jelas terdengar di telinganya.
Dan benar saja, pemuda yang dia tolong kemarin, kini tengah tertawa dengan pria yang kemarin juga beraamanya.
Disisi lain, Jimmy mengendus bau yang tidak bisa di abaikan. Ya dia mencium keberadaan makhluk 'Volturi' di dekatnya.
"Joss, kurasa ada kaum 'dingin' di dekat sini."
Joss pun berdiri, dengan cepat dia berubah.
Brukk.
"Kau sudah melewati batas Bright."
Josss dengan cepat menubruk Bright dan mencekik lehernya. Posisi mereka sekarang adalah Joss di atas Bright dengan mencekik kuat leher Bright. Sedangkan Bright, tampak biasa saja tanpa merasa kesakitan.
"Aku? Melebihi batas? Benarkah itu?"
Bright menyeringai di balik senyumnya.
"Joss, lepaskan Bright. Biarkan dia kembali ke wilayahnya." Seru Luke
Sedangkan Win, kini dia bingung. Bagaimana bisa Joss, Luke dan Bright saling mengenal. Dan Joss kenapa bisa secepat itu menangkap dan membanting Bright dalam sekejap.
Joss menurut, perlahan dia melepaskan cekikan lehernya pada Bright.
"Maafkan aku, Tuan Luke. Aku hanya berkunjung karena aku merasakan bahwa 'pujaanku' berada disini. Aku pamit, dan maaf sudah mengganggu acara kalian."
Sebelum Bright berlalu dia menatap Win dan memberikan senyumannya.
Win, yang merasa di tatap masih mempertahankan wajah terkejutnya. Bagaimana tidak, Bright berlalu di depannya ketika dia baru mengerjapkan mata.
Win menatap sekitar dengan bingung, Joss yang tahu kebingungan Win mencoba menjelaskan.
"Dia bukan Manusia, Win."
'Jadi benar yang di katanan Tay kemarin'
---------
"Kau darimana, Bright? Semalam kenapa tidak ikut 'berburu'
"Ah, aku kembali ke rumah, Mike."
"Aku mencium Feromon disini, jadi jangam coba membohongiku." Timpal Saint.
Bright hanya diam berlalu.
----------
"Joss, aku tidak menyangka bahwa disekitar sini ada pantai yang begitu menyenangkan. Aku menyukainya."
Win berseru dari tempatnya, Joss yang sedang duduk menikmati Coktailnya hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.
Setelah Win bosan bermain dengan pasir dan ombak, Win kembali mendekati Joss.
"Mau jalan-jalan?"
"Mau, ayo kita jalan-jalan."
Mereka berdua berjalan jalan menyusuri sepanjang garis pantai. Menceritakan babad dan riwayat keluarga hingga bercerita awal benteng keluarga Joss dan Bright.
---
----
-----
Tbc.
Allo eperibadi, maap baru update.
Vote dan komennya jangan lupa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top