Joss
Jika kalian berpikir bahwa Joss adalah pihak yang paling tersakiti disini, kalian salah.
Tidak hanya Joss yang tersakiti. Metawinpun sama halnya dengan Joss. Dimana dia membutuhkan Matenya.
Dan bukan keputusan yang mudah ketika Metawin memutuskan untuk menikah Dengan Bright.
Dengan gamblangnya pula Joss pernah mengakui perasaanya kepada Metawin.
Menunjukan afeksi kecil kepada Metawin, memanjakannya, bahkan Joss menjaganya dulu sewaktu Metawin di tinggal oleh Bright.
"Joss, Anakku. Kau tak apa, nak?" tanya Luke beberapa saat sebelum mereka memulai makan malam.
Joss sedari tadi hanya diam teremnung menatap nanar sajian Daging panggang di depannya tanpa rasa minat.
"Aku tak apa, Ayah." Jawabnya bohong.
"Kalau begitu, mari lanjutkan makan. Tidak baik mengabaikan makanan dan termenung di meja makan."
Joss hanya mengangguk lemah, memotong daging di piringnya yanpa minat, dan hanya memainkan potongan dagingnya dengan garpu tanpa ada niat memasukannya kedalam mulut.
"Joss. Ayah tahu, kau kehilangan, kau di tinggalkan. Ayah tahu itu tidak mudah dan menyakitkan. Tapi kau juga harus belajar Arti mengikhlaskan. Bukankah kemarin kau menyetujui ketika Bright meminta Metawin kepadamu sebelum pengikatan Janji Suci?" Luke mengambil segelas minuman di samping kananya. Menengguk beberapa tegukan sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kau tahu, nak. Terkadang takdir memang sebercanda itu. Tapi Ayah yakin. Didepan sana, sudah menanti kebahagianmu. Hanya tentang waktu, dan kesabaran. Makanlah, tidak usah terlalu di pikirkan. Ayah tau kau anak Ayah yang hebat."
Luke memakan beberapa potong daging yang terdapat di piringnya, lalu beranjak dari meja makan setelah selesai dengan makannya.
Luke herhenti di anak tangga ke tiga sebelum benar benar meninggalkan Joss di meja makan sendirian.
"Pikirkan baik-baik apa yang ayah katakan, Nak. Kau harus berbahagia. Bright juga masih mengijinkanmu menemui Metawin, bukan?"
Yah, sebegitu mengenaskannya kah dirinya, sampai Ayahnya saja menyuruhnya makan dan mencari kebahagiaan.
Memang tidak seharusnya dia dan Metawin kembali di pertemukan setelah lama saling hilang kabar.
Harusnya memang sedari awal dia tidak mengharapkan Metawin terlalu besar.
Dan masih banyak kata Harusnya yang berputar di kepala Joss saat ini.
Joss juga sama seperti Win. Dia hanya manusia biasa, yang membedakan hanyalah dia memiliki separu Jiwa Werewolf dalam tubuhnya. Namun Hatinya tetap sama, memiliki perasaan, ingin di cinta, ingin ketenangan, juga ingin merasakan kebahagiaan.
"Huuhhh, tapi sepertinya memang kebahagiaan sedang tidak berpihak kepadaku." Joss terkekeh kecil, kekehan hambar yang menandakan kemirisan dan kemalangan nasib percintaannya,"apakah aku masih berhak untuk berbahagia? Atau malah aku memang di takdirkan sebagai pemeran cerita sedih pada bagian cerita alur cerita? Kenapa skenario bagianku harus setragis ini dan harus semenyakitkan ini? Atau memang Goddess tidak mengijinkanky untuk bahagia? yaa sepertinya memang bagianku adalah bagian menulis cerita sedih."
Mengusap sudut matanya yang tanpa sadar mengembun.
"Tidak seharusnya bukan, aku terlalu larut dalam kesedihan, dan tidak seharusnya juga bukan, aku menangisi orang yang tengah berbahagia?" lagi, dirinya terkekeh samar, menertawakan kisahnya yang menyedihkan.
Didirnya bangkit, beranjak meninggalkan makanan yang Luke masak untuk dirinya, tidak menyentuh seujung kukupun makanannya. Bahkan sendok yang di tata oleh Luke, tidak berpindah sedikitpun dari tempatnya.
Memang, tidak ada yang bisa di salahkan di dalam situasi ini. Luke pun paham, bahkan terlampau paham dengan Cinta antara anak Adam, Vampir, juga dengan Werewolf ini, karena memang sudah pasti akan terjadi.
Luke juga tidak akan meminta pertanggung jawaban Win atas sakit yang di terima putra semata Wayangnya. Juga Luke tidak akan meminta Bright meninggalkan Win hanya agar Joss bisa Bersama dengan Win.
Karena Luke tahu, Cinta tidak akan pernah salah ketika menemukan jalan. Dan cinta tidak akan pernah salah saat sudah saling menemukan.
Tidak ada yang bisa Luke perbuat selain memantau Joss yang akhir-akhir ini lebih sering mengurung diri di kamar, sesekali menyeka air mata di ujung pelupuk matanya.
Sebenarnya, dirinya tak kuasa melihat anak kesayangannya seperti itu. Tapi apa yang harus Luke lakukan? Jawabannya Tidak ada. Karena Luke yakin, besok, atau lusa Joss akan kembali seperti semula. Menemukan kebahagiaannya, menemukan Cintanya, dan kembali menemukan Jiwanya.
_
_
_
To be continue
Aku berharap kalian semua sehat dan berbahagia selalu, dan aku juga berharap kalian tidak memikirkan hal yang tidak perlu
Jin Tomangie_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top