Hill
_
_
_
"Win, aku harap setelah ini, kau masih mau berteman dengan Joss, dan aku harap kau tidak membencinya karena dia 'berbeda' denganmu."
Luke membuka acara malam ini, acara yang pertama kali di hadiri oleh orang 'asing' selain anggota dan keluarganya.
Tapi mungkin ini saatnya Win tau siapa Joss, dan Joss sudah siap menampilkan jati dirinya di hadapan orang yang 'spesial'
"Joss, sebenarnya kamu itu spesial. Kamu berbeda dengan yang lain. Dalam tubuhmu mengalir darah dari kakek mu, yaitu darah seorang 'pemburu dan penjaga'."
Joss dengan khidmat mendengatkan setiap kata yang terlontar dari mulut Luke-Ayahnya.
Win kagum dengan sosok Luke. Bagaimana dia begitu terlihat begitu berwibawa disini, dan terlihat aura kepemimpinannya.
Luke menerangkan secara rinci sisilah keluarganya. Dan sebab keluarganya memiliki perjanjanjian dan dendam kepada 'Volturi'
"Jadi, dulu salah satu keluarga tuan Mew, lebih tepatnya ayah dari uan Mew sedang 'berburu' dan tanpa sengaja membunuh kakek dari Joss. Orang yang di tuakan di golongan 'kami' Itulah mengapa keluarga 'kita' dendam dengannya."
"Jadi bagaimana, Win. Masih mau berada di sisi Joss?" Tanya Luke.
Sebenarnya ketika Joss mengetahui bahwa dirinya spesial dia depresi dan tidak bisa menerima kenyataan.
Itu artinya dia harus jauh dari Win, tapi ternyata Win tidak sejahat itu dan berpikiran sempit.
Ya, sebenarnya ketika pertemuan Joss dan Wim di kampus juga bukan karena Kebetulan, melainkan karena Joss bisa mencium Aroma Win yang memiliki Feromon Kayu manis dan Coklat.
Dan tepat malam bulan baru sebelum tahun ini berakhir, Joss, Jimmy, Tommy, Boss, mendapatkan Tato penandanya di lengan kiri.
Dan tepat malam bulan baru ini, Ohm lah yang mendapatkan tato barunya sebagai anggota.
---------
"Morning, Dad. Apakah tidurmu nyenyak malam ini?"
Win menyapa ayahnya yang sudah siap dengan seragam kerjanya.
Dia menghampiri ayahnya yang tengah mengoles selai di atas roti tawar, selanjutnya Max memberikan roti tawar dengan selai kacang kepada Win.
"Nyenyak sekali, Win. Bagaimana kemarin, apakah semenyenangkan bersama Joss, hingga kau lupa mengabari Daddymu?" Tanya Max dengan raut muka yang di buat buat sedih.
"Ah, maafkan aku, Dad. Tapi bagaimana Daddy tahu kalo aku semalam bersama Joss?"
Win menginap di tempat Joss, dan kembali setelah Win dan Joss menikmati pantai, yang artinya Lusa setelah Win bermain dan mendapatkan banyak hal meneyenangjan bersama Joss.
"Paman Luke memberi tahu Daddy semalam. Dan kau sudah tau siapa Joss? Kemarin Daddy bertemu dengan paman Luke, kami berniat mempertemukanmu hari ini, hanya saja Dad ada tugas. Dan kamu harus kuliah, kita tunggu sampai hari minggu. Joss akan berkunjung dengan paman Luke."
"Baik, Dad." Sahut Win sambil menikmati sarapan paginya.
"Oh iya dad, kalau boleh tahu kemana kau akan bertugas hari ini, pagi tadi aku tidak sengaja mendengarmu bercakap di telephon."
"Ah itu, panggilan dari Kapten Gun, dia memberi tahu dad bahwa ada pembunuhan di wilayah distrik barat. Dan sepertinya kasusnya berbeda kali ini."
"Maksud Daddy?"
"Korban mengalami luka gigitan yang cukup serius, tapi yaa belum bisa di pastikan jenis hewan apa yang menggigitnya. Dan Kapten Gun bilang dia sudah menghubungi Dokter Mew untuk pemeriksaan lebih lanjut."
Win, yang mendengar kata 'Mew' langsung menatap Ayahnya intens.
"Dad, bolehkah aku ikut denganmu ke distrik barat? Aku juga penasaran."
"Apakah kau tidak ada kelas, Win?"
"Ada tapi..."
"Ah, baiklah. Bersiaplah, kita akan segeta berangkat."
Final Max kemudian, dan bergegas menuju lokasi.
-------
"Bagaimana hasilnya dok?"
"Ah, begini Inspektur, sepertinya ini perlu penyelidikan lebih lanjut. Dan untuk lukanya, itu seperti gigitan hewan buas, seperti gigi tajam."
"Tapi aku tidak yakin dok, dilihat dari bekas gigitanya, sepertinya mirip dengan gigita manusia. Atau semacam 'Vampir'."
Max memberikan tanda kutip ketika mengucapkan kata vampir.
Mew cukup terkejut dengan apa yang di katakan oleh Max.
"Ah, sepertinya makhluk seperti itu sudah tidak ada di jaman sekarang, inspektur. Itu hanya mitologi kuno yng tidak bisa di percayai kebenarannya."
"Ah, lupakan. Maaf mengganggu waktumu untuk bualan ku ini Dokter. Terimakasih."
Max mengakhiri percakapan mereka dan mengantar Mew sampai ke depan ruang yang di sediakan khusus untuk meletakan 'Mayat'. Ah bukan ruang otopsi, sebut saja bangsal khusus.
"Kalau begitu, saya permisi dulu, Inspektur." Mew berlalu setelah mengucapan salam.
Sedangkan Win, sedari tadi memperhatikan pria dengan ekspresi dingin di sebelah Mew.
'Apakah dia Gulf, ibu dari bright?"
"Win, apakah kau baik?"
"Ah, Dad. Kau mengagetkanku. Aku baik, dad. Siapa tadi, Dad?"
"Maksudmu yang bersama dokter Mew? Tentu saja istrinya."
"Maksudmu, dia Gulf Kanawut, Dad?" Tanya Win dengan alis di naikan.
"Ya, benar. Mereka keluarga Jongcheveevat. Dan sepertinya kedua putranya bersekolah di sekolah yang sama denganmu."
Win hanya ber oh ria.
Kini dia sudah bertemu dengan Mew, dan Win masih teringat ucapan Bright pada malam Bulan Baru.
'Pujaanku'
"Win, kau baik?"
"Ah. Aku baik, Dad."
"Mari, Dad antar kamu kembali ke kampus."
---------
Sepanjang perjalanan ke kampus, Win terus memikirkan Joss, dan Bright.
"Kita sudah sampai, Win."
"Terimakasih, Dad. Aku pergi."
Win melambai kepada Max.
-------
Hari ini kelas Ilmu Pengetahuan. seperti biasa semua mahasiswa akan masuk ke Kelas Ilmu pengetahuan.
"Baiklah, untuk hari ini kita akan berlajar tentang struktur dalam danun dan tumbuhan."
"Dan Tuan Metawin, kau bisa duduk dengan Tuan Jongchevevat disana."
Ucap dosen kepada Win yang baru saja memasuki kelas.
'Hampir saja, aku telat '
Win pun menuruti perintah dosen, dia berjalan menuju meja yang sudah di tempati Bright.
"O-oh, hai. Bolehkah aku duduk disini...?"
Sepertinya Win sengaja berpura pura tidak tahu nama Bright.
"Oh, hai. Kau boleh duduk disini. Namaku Vachirawit, Bright Vachirawit. Kau bisa memanggilku Bright jika kau mau."
"Tentu saja, Bright. Aku Metawin, Win Metawin. Kau bisa memanggilku Win."
"Ah. Baiklah, Win. Kau bisa duduk disini. Dan bisa kita mulai?" Tanya Bright sambil melirik ke arah Mikroskopnya.
"Tentu, kau bisa memulainya terlebih dahulu."
Dan kelas pun di mulai, setiap meja di beri satu Mikroskop untuk melihat dan menganalisis jenis sel yang terdapat pada tumbuhan yang mereka teliti.
Tak terasa kelas selesai.
"Ah, Win. Apakah kau... mau berjalan-jalan denganku?"
"Jalan-jalan?"
"Iya, jalan-jalan. Aku bisa membawamu kepegunungan di dekat kampus jika kau mau."
-------
Dan disinilah mereka sekarang, di bawah kaki bukit yang terletak sekitar Seratus meter dari kampus.
"Kau yakin kita akan sampai di puncak sebelum kuliah selesai?" Tanya Win bingung.
Bukit ini cukup tinggi, akan memakan waktu sekitar 4 samapai 5 jam untuk mencapai puncak, dan sekarang Bright mengajaknya menaiki bukit ini, sedangkan masih ada beberapa kelas lagi? Ah sepertinya Bright memang gila.
"Kau meragukanku?"
"A-ah, tidak. Hanya saja-"
"Kalau begitu, naiklah kepunggungku, Win."
"Kau yakin akan menggendongku menaiki bukit ini, Bright?"
"Ayolah." Dengan ragu-ragu Win menuruti perintah Bright
Dingin, itulah hal pertama yang Win rasakan saat menyentih kulit Bright.
"Sebelum itu, tutup matamu, Win. Dan bukalah ketika aku menyuruhmu membukanya."
Win pun memejamkan matanya.
-------
"Kau melihat Bright, Mike?" Tanya Totap.
"Aku melihatnya membawa pemuda itu ke bukit, mungkin sedang berjalan jalan agar saling mengenal. Bright tertarik dengan-"
"Metawin, Win Metawin namanya." Potong Saint cepat.
"Ah, iya. Kurasa kakakmu jatuh cinta kepada Win."
Saint memang memiliki kemampuan membaca pikiran dan melihat masa depan.
'Tidak perlu susah-susah pergi keperamal untuk melihat masa depanmu. Cukup datangi saja Saint jika berani.'Mike_
---------
"Buka matamu, Win. Ini menyenangkan." Bright sedikit berteriak.
Dan benar saja, ini sangat menyenangkan menurut Win.
Dia sekarang sedang di Bawa lari oleh Bright dengan kecepatan yang entah berara meter perjam. Satu yang Win tahu, ini menyenangkan.
-
-
--
Tbc
Vote dan komenhya jangan lupa sayang. Satu Vote dan komentar dari kalian, sangat membantu menaikan Mood menulis author. Panggil aku Jin_
Gudnight, and enjoy it!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top