5. WANNA CONFESS?
Halo guisss, aku kembali hehehehe. Aku usahain kencengin update yaa, tolong vomment dong.
Btw, masih ada pembaca jalur tiktok gak di sini?
Apa yang buat kalian masih baca cerita ini?
Tekan angka "6" apabila Anda pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan
HAPPY READING❤️
"Kalo gue naksir Kak Julio, lo gapapa, 'kan?"
Pertanyaan Nila membuat Cia terdiam sejenak. "Lo naksir dia dari kapan?" Akhirnya pertanyaan itu dilontarkan dari bibir sang perempuan.
"Pas lo naksir dia, hehehe. Maaf, ya ...," ujar Nila cengengesan.
Cia menatap heran cewek itu. Responnya mana cuma cengengesan. "Wah, gila lo, La!"
Nila sudah takut dimarahi oleh Cia, soalnya dia tahu kalau cewek itu menikah dengan Neron karena perjodohan, bukan cinta. Siapa tahu Cia masih berharap pada Julio. "Please, jangan marahin gue. Yang namanya perasaan gak bisa dikendalikan."
Cia berdecak sebal. "Oh, kalo gue punya pacar, lo naksir sama pacar gue, lo mau pake alasan itu juga?"
"Yang penting gak nikung," jawabnya dengan tampang tak berdosa.
"Iya, sih ... tapi, kan, gak etis, Nila Bolot."
"Iya juga, ya," tutur Nila sembari menggaruk rambut seperti monyet. "Ya udah, deh, gue gak jadi naksir Kak Julio."
Cia mengerut kening. "Emang bisa langsung move on gitu?"
Nila menggeleng. "Enggak ...."
Cia berdecak malas. "Makanya, jangan nyari crush yang sama!"
"Gue juga gak mau suka sama Kak Julio, tapi dia ganteng dan pekerja keras, makanya gue suka." Nila tersenyum ketika terbayang wajah tampan Julio.
Ketika mereka asyik berbincang, Julio tiba-tiba datang membawa pesanan Cia tadi. Ia menaruh cheesecake rasa original dan milkshake cokelat. "Siapa, nih, yang pekerja keras?" tanya Julio sembari tersenyum.
Nila langsung makan spaghetti carbonara yang ia pesan tadi hingga tandas supaya tidak kelihatan gugup di depan Julio. Cowok itu sempat melirik ke arah Nila, namun ia kembali menatap Cia.
Cia berdecak kesal. "Nguping aja lo."
Julio tertawa kecil. "Pesanannya udah lengkap, ya. Selamat menikmati, Cia."
"Makasih, Kak," ujar Cia pada Julio.
Julio mengangguk. "Gue balik dulu, ya."
Cia mengacungkan ibu jari. "Oke."
Cowok itu melangkah ke dekat dapur guna mengambil pesanan untuk pelanggan lain.
Nila menaruh sendok dan garpu di atas piring, menatap punggung Julio yang kian menjauh. Ia melirik Cia. "Aduh, Cia. Gue deg-degan, jantung gue rasanya mau copot!" Ia berseru sembari mengguncangkan tangan kanan Cia.
Cia berdecak malas, menatap sinis cowok itu. "Copotin aja. Gue masih kesel lo malah naksir Kak Julio."
"Jugaan lo udah ada Neron. Udah tajir, ganteng, terkenal pula," balas Nila.
Cia menyendok sesuap cheesecake ke mulutnya. "Inget, gue sama dia cuma dijodohin, kita nggak saling cinta," peringat Cia.
"Gue gak percaya. Selama dua bulan serumah, gak mungkin kalian gak ada rasa sedikitpun," tutur Nila.
"Enggak, La," jawab Cia sambil menggeleng. "Gue curhat dikit boleh, ya?"
"Curhat aja." Nila mempersilakan gadis itu.
"Dia akhir-akhir ini sering ngasarin gue, mulai dikatain cewek perusak keluarga orang, gak ijinin gue pergi ke sini kalo bukan dia yang nganter, mana pake didorong ke sofa." Terlihat dari ekspresi Cia kalau dia sebenarnya masih kesal terhadap Neron. Ia menceritakan kronologi debatnya dengan cowok itu menggebu-gebu dan mengandung emosi yang ia lampiaskan saat ini.
"L-lo gak buat anak di sana, 'kan?" tanya Nila dengan hati-hati.
Nila memang kampret. Sahabatnya lagi sedih bukannya menghibur, malah menanyakan hal privasi.
Cia menggebrak pelan meja makan. Ia mendelik kesal. "Gila lo! Ya enggak, lah, Anjrit!"
"Siapa tau, kan, pas marah langsung khilaf buat anak." Nila cengengesan.
Decakan kesal meluncur dari bibir Cia. "Imajinasi lo terlalu liar, kebanyakan baca wattpad 1821, sih."
"Lo juga, Nyet. Gak ngaca," balas Nila tak terima.
"Ya emang." Cewek itu mengaku.
"Btw, rekomendasi cerita 1821, dong, kalo perlu yang ada gif-nya biar makin menghayati," ujar Nila.
Cia menatap aneh cewek itu. "Sekalian aja nonton bokep, Anying! Gue emang suka baca gituan, tapi gak isi gif, merinding, anjir. Pantesan cerita kayak gitu kebanyakan di-report orang di wattpad, cuma modal uh ah udah dapet banyak views. Kasian author yang bener-bener niat nulis kalah sama orang gitu."
"Bener juga, sih."
Getaran ponsel terdengar dari dekat piring makanan Cia. Tangannya langsung terulur mengambil benda pipih berlogo apel. Ketika ia melihat layar ponsel, ternyata Neron yang mengirim pesan di Whatsapp.
Neron:
Cia, gue udah duduk meja kanan lo sama temen se-club gue, Nagara. Nanti si Steven nyusul, soalnya dia lagi latihan sama club-nya. Lo lamain aja nongkrong, gue tau cewek pasti bakal ngerumpi lama-lama🤣
Tumben pengertian?
Biasanya gue dimaki terus.
Siapa suruh lo nyebelin? :(
Gue bahkan gak tau apa kesalahan
gue sampai lo bisa marah terus sama gue.
Lo harusnya peka. Biasanya cewek
lebih peka dari cowok, tapi ini malah
gue yang lebih peka.
Kalo lo peka, harusnya lo gak
marah-marah terus sama gue.
Gue sebenernya sakit hati sama semua
hujatan lo, kecuali pas kita saling ejek. Jujur aja, kadang gue nahan nangis, terutama tadi pagi biar lo gak dimarahin sama Papa.
Jangan nyari perkara.
Jangan mengalihkan pembicaraan.
Diem lo, jangan bahas itu.
Gue bahas ini biar lo sadar
kalo perbuatan lo salah.
Read.
Cia menaruh ponselnya di atas meja. Wajah dari cewek itu seketika masam. "Nyebelin, anjing."
Di sisi lain, Neron melihat ekspresi sebal istrinya. Ia paham ini semua salahnya, namun egonya terlalu besar untuk mengakui kesalahannya.
"Lo kenapa?" tanya Nila terlihat khawatir.
"Sebel sama Neron, anjrit."
"Emang dia ngomong apa ke lo?" Nila takut kalau mereka bertengkar terus, nanti bisa cerai. Bukannya ia takut Cia bisa merebut Julio darinya, melainkan ia khawatir cewek itu kenapa-napa.
Cia membuka pin ponsel. Setelah terbuka, ia memberi benda pipih tersebut pada Nila. "Lo lihat aja, La."
Nila mengambil ponsel itu dari tangan Cia. Kedua retina membaca seksama percakapan pasutri muda tersebut. Ia mulai kesal tatkala melihat kalimat menyebalkan yang dilontarkan oleh Neron. Ia sepertinya paham bahwa selama ini cowok itu cemburu, namun tak mau mengaku.
Nila mengembalikan ponsel Cia. "Gue paham kenapa Neron sering marah-marah sama lo. Dia cemburu kalo lo deket-deket sama cowok lain."
"Gak mungkin karena cemburu, sih, sebenernya karena gue istri dia, makanya dia nggak suka gue deket sama cowok lain. Ya kali nanti di media diberitain; 'Istri dari bintang lapangan hijau ini berselingkuh dengan teman satu kompleknya.', kan, gak lucu image dia jadi tercoreng gara-gara gue, anjir."
"Peka dikit, Cia. Dia sayang sama lo, cuma caranya salah," komentar Nila.
"Ah, seriusan?" Cia jadi bertanya, sedikit demi sedikit ia mulai percaya akan ucapan Nila.
"Iya, Cia."
"Hm, gue harus gimana, ya? Jujur, gue belum sayang sama Neron, tapi udah mulai terbiasa satu kamar sama dia." Cia bimbang.
Pernikahan berlandaskan perjodohan membuat ia kebingungan menghadapi masalah percintaan yang rumit. Cia dulu pernah menjalin hubungan dengan lelaki pada masa SMA, itu pun hanya sekali. Waktu itu ia hanya cinta monyet, tak pernah menjalin hubungan serius seperti sekarang.
"Lo coba deep talk berdua sama dia, dia juga harus mau dengerin keluhan lo, begitu juga sebaliknya. Kalian harus saling memahami, apalagi udah nikah," nasihat Nila.
Cia menghela napas. Kalau mengingat perilaku Neron, ia rasanya kesal. Dia masih terima kalau dia dicampakkan oleh Neron karena ia salah. Akan tetapi, di sini ia tak bersalah sama sekali.
"Gue apresiasi nasehat lo, makasih banyak udah perhatian sama gue, tapi dia nggak pernah mau dengerin gue, La. Padahal, gue udah berusaha gak emosi, walaupun akhirnya kebablasan."
"Kayaknya Neron harus diyakinin sama temennya juga, mungkin pikirannya bakal lebih terbuka," tutur Nila.
Cia mengangguk pasrah. Ia tak mau masalah ini berlarut-larut. "Semoga Neron curhat ke temennya biar temennya bisa ngasih nasehat."
"Amin."
Di lain tempat, Steven akhirnya sudah datang dari latihan di club bola. Bahkan, ia ke sini menggunakan baju kaos dan celana latihan sepak bola, soalnya dia mendadak diajak oleh Neron.
Tangan kanan Steven mengepal, lalu menabrakkan tangannya ke tangan Neron dan Nagara. "Long time no see, Bro!" serunya, lalu duduk di samping Steven.
"Makanya, gabung, dong, di club gue biar bisa sering ketemu," sahut Nagara.
"Belum ada tawaran dari sana," ungkap Steven terkekeh kecil.
"Lo masih terikat kontrak, kan, sama Red White United?" tanya Neron.
Fyi, Red White United adalah club bola yang menduduki puncak klasemen sementara di Liga 1 Indonesia, sedangkan club Neron dan Nagara ada di peringkat lima.
"Masih, lah, sampe setahun ke depan," jawab Steven. Kedua netra cowok itu menelisik wajah Neron. Tampaknya, ada yang ganjal. "Btw, muka lo kecut banget, Ron. Lo kenapa?" tanyanya.
"Gue lagi berantem sama cewek gue," ucap Neron dengan wajah lesu.
"Kenapa, nih? Biasanya kalo gak gara-gara cemburu, ya gara-gara beda pendapat."
"Gara-gara gue cemburu. Gue ngaku gue salah karena udah bentak dia, bahkan sampe ngatain dia perusak keluarga. Padahal, dia udah berusaha jadi istri yang baik. Walaupun dia nggak cinta, dia tetep masakkin gue, nyuci baju gue, sama nyiapin sepatu kalo gue mau berangkat latihan."
"Lo harusnya bisa turunin ego, dong, Bro. Lo udah nyadar salah, tapi gak minta maaf." Kini Nagara menyahut. Ia kesal dengan penuturan Neron.
"Gue setuju sama Nagara. Bukannya gue mau mojokkin lo, gue takut cewek lo bakal minta cerai karena gak kuat sama tingkah lo," nasihat Steven.
"Gue pengen minta maaf, tapi gue malu," jawab Neron.
Nagara berdecak malas. "Malu atau gengsi?"
"Keduanya. Malu karena gue salah, gengsi karena gak mau kelihatan salah."
Steven memukul bahu Neron. "Tolol!" umpatnya. "Pokoknya habis ini lo kudu minta maaf sama cewek lo, treat dia sebaik mungkin biar dia nyaman."
"Gue harus banget ngelakuin itu?" Terbesit nada keraguan di ucapan Neron.
"Harus, Anjing!" seru keduanya serempak.
Julio melihat Neron dan teman-teman dari dekat dapur. Oleh karena itu, ia membawa menu, pulpen dan catatan kecil yang tersampir di kantong celana ke meja mereka.
"Halo, Bro. Mau pesen apa?" tanya Julio.
"Gara-gara lo, cewek gue marah sama gue!" marah Neron.
"Neron, jangan norak," peringat Steven.
Mendengar hal itu, Julio tersenyum miring. "Oh, cewek lo naksir sama gue? Udah gue duga, sih. Wajar dia naksir sama gue, soalnya gue gak pernah ngejek dia," ujarnya. "Habis ini gue mau nembak cewek lo."
——————————————
Spam "Neron" kalo mau aku next
Spam "Cia" kalo mau aku next
Spam nama artis kesukaan kalian di sini
Lebih baik Cia cerai apa bertahan?
Jangan lupa follow:
@cinderianaxx
@ay.riana
@neronbramasta
@helciapeony
500 komen aku update❤️
Tbc❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top