23. BIKINI

Guis, tangan kiriku sakit banget sampe beberapa kali aku olesin balsem dan minyak, makanya agak telat updatenya hehehe. Maklum, remaja jompo😖

Udah pada makan belum?

Ada yang masih jomblo di sini?

Hobi kamu apa?

Happy reading❤️

"Ya, begitulah netijen +62, suka ngurus orang, tapi diri sendiri belum tentu bener," ujarnya. "Kita pesen ayam aja, yuk."

Ketika Valerie hendak berjalan ke atas tempat tidur Cia, kakinya tiba-tiba kram, membuat cewek itu seketika terduduk. "Ah!" erangnya.

Lantas, Cia langsung menghampiri Valerie dengan wajah panik. "Lo kenapa, Valerie?"

Sambil memegang kaki menahan rasa sakit dan ngilu, Valerie berkata, "Kaki gue kram."

"Karena hamil ini mah." Cia berjongkok di depan Valerie, menaruh tangan cewek itu di bahunya. Perlahan, ia berdiri, menahan beban cewek itu di pundaknya. Jujur saja, Cia merasa badan Valerie semakin berat. Namun, ia kasihan melihat sang puan kesakitan. "Yuk pelan-pelan ke atas tempat tidur dulu, habis ini gue pijetin."

Valerie peka bahwa Cia kelelahan menahan beban tubuhnya yang kian melonjak. Selama ini image mandiri dan tak mau merepotkan orang lain melekat di cewek itu, namun kali ini ia butuh bantuan dan terpaksa merepotkan orang lain. "Sorry ngerepotin."

Cia mendudukkan dirinya dan Valerie di atas ranjang, menaruh dengan hati-hati tubuh cewek itu. "Gapapa, Valerie." Cia bangkit dari kasur. "Sebentar, gue ngambil minyak dulu di koper."

Valerie mengangguk. "Iya."

Cia mengambil koper yang ia taruh di dekat almari, membukanya guna mencari minyak eucalyptus di dalam tas kecil khusus obat-obatan. Akhirnya, ia mendapat benda penyelamat tersebut, membawanya ke tempat Valerie rebahan.

Cia duduk di dekat kedua kaki Valerie. "Lurusin kaki lo," titahnya.

"Gue pesenin, ya, Cia." Syukur tadi Valerie kesakitan sembari membawa ponsel. Jadi, ia tak perlu repot-repot minta tolong pada Cia untuk mengambilkannya benda pipih berlogo apel.

"Bisa main hape di saat kaki lo kram?" Cia terlihat khawatir akan kondisi Valerie. Ia kini mulai memijat kaki cewek itu berdasarkan tutorial yang ia pernah lihat di tiktok.

"Bisa," jawab Valerie.

"Okelah. Gue samain aja makanannya sama lo," balas Cia membalurkan minyak di kaki sebelah kiri Valerie.

"Sip," sahut Valerie.

Jemarinya bergerak membuka layar ponsel dengan sidik jari yang ia tempelkan di tombol tengah ponsel. Di daftar aplikasi ada Bagong—aplikasi order makanan, ojek motor dan mobil. Ia mencari dagang ayam betutu terenak dekat sini, lalu memesan dua nasi, satu ekor ayam betutu, dan dua es teh manis. Ia sudah membayarnya lewat uang elektronik.

Sembari memijat Valerie, Cia bertanya, "Sakit nggak?"

"Enggak, malah enak." Valerie nyengir.

"Dasar." Cia tertawa. "Udah mulai enakan?" tanyanya.

"Udah, Cia," jawab Valerie. "Nggak usah pijetin lagi, gue nggak enak sama lo." Terlihat cewek itu memang tak enak hati karena terus merepotkan Cia akhir-akhir ini.

"Jangan bohong," tegas Cia.

Valerie menghela napas, lalu ia embuskan. "Beneran udah mendingan."

Cia mengangguk. "Iya, sama-sama."

Cewek itu bangkit dari ranjang guna ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Ia menatap kaca di dekat wastafel, lalu membasuh tangan hingga bersih. Cia kembali ke atas tempat tidur, lalu rebahan di samping Valerie.

"Nanti gue minta tolong sama penjaga aja buat bawain ayamnya ke sini biar lo gak keluar kamar," tutur Valerie.

"Biar gue aja yang bilang ke satpam," tawar Cia.

"Oke."

Cia mengambil gagang telepon di atas nakas, menekan tombol di sana sembari melihat nomor yang tertempel di meja. Setelah tersambung, ia berkata pada satpam itu, "Halo, Pak."

"Iya, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Nanti ada driver yang bawa makanan. Bisa minta tolong bawain ke kamar saya? Makanannya udah saya bayar, kok," ujar Cia.

"Boleh, Mbak. Nanti saya antar ke sana."

"Baik, Pak. Terima kasih," kata Cia.

"Sama-sama, Mbak."

Sambungan telepon terputus. Oleh karena itu, Cia menaruh telepon kamar di tempatnya. Ia menengok ke arah Valerie. "Udah beres."

Valerie tepuk tangan karena saking girangnya. "Asik! Seneng, deh, bisa makan ayam betutu langsung di Bali. Gue pengin banget makan ini dari kemarin."

Cia tersenyum senang melihat Valerie sudah tak kesakitan seperti tadi. "Syukur kita nyampe siang di sini, ya, jadi bisa pesen ayam betutu."

Valerie mengangguk gembira. "Iya," selorohnya. "Cia, boleh nggak nanti kita jalan-jalan ke pantai, habis itu makan di restoran seafood?"

"Ayo! Gue juga pengen jalan-jalan," balas Cia penuh antusias. "Btw, nanti gue mau renang. Lo mau ikut nggak?" tawar Cia pada Valerie.

"Mau, dong. Kebetulan gue bawa bikini, tapi masih di villa gue."

"Nanti gue anter lo ambil ke sana," ungkap Cia.

"Oke, Cia!"

Derap langkah terdengar dari depan kamar mereka, membuat Valerie memantau aplikasinya. Benar saja, di sana tertera bahwa makanan sudah diambil, ia tinggal menberi nilai kepada sang driver.

"Wah, kayaknya makanannya udah nyampe," ujar Valerie.

"Asik! Biar gue aja yang buka kalo gitu." Cia seketika bangkit dari tempat tidur, merapikan sedikit rambutnya agar tidak seperti kuntilanak. Ia membuka pintu kamar, menyambut satpam yang membawakannya makanan.

"Permisi, Mbak. Ini makanannya," ujar satpam itu sambil menyodorkan makanan beserta dua es teh.

Cia tersenyum ramah, mengambil makanan dan minuman tersebut dari sang satpam. "Terima kasih banyak, ya, Pak."

"Sama-sama, Mbak. Kalau begitu saya balik dulu."

"Sebentar, Pak," cegah Cia.

Satpam itu mengerut kening. "Kenapa, Mbak?"

"Bapak di sini sampai malam?" tanya Cia.

Ia mengangguk. "Iya, Mbak."

"Nanti saya beliin makan mau nggak?" Cia menawarkan.

Wajah satpam itu seketika cerah seolah setelah perawatan wajah di Korea. "Beneran, ini?"

"Beneran, Pak. Saya mau keluar nanti malam. Bapak bisa makan seafood?"

Satpam itu mengangguk senang. "Bisa, Mbak."

"Oke, nanti saya beliin, ya," balas Cia.

"Terima kasih banyak. Kalau begitu saya balik dulu."

"Siap, Pak!" seru Cia.

Mereka membubarkan diri ke tempat masing-masing. Cia menutup pintu kamar, membawa makanan yang menyebarkan aroma ke seluruh penjuru kamar, apalagi di sini ada AC, membuat aromanya semakin menguar. Ia menaruh makanan itu di atas nakas.

"Makasih, Cia," ujar Valerie tersenyum tulus.

Cia menengok ke arah Valerie. "Sama-sama."

Suara notifikasi chat terdengar jelas dari ponsel Cia, menyebabkan wanita itu mengambil benda pipih di sakunya. Ia menatap notifications bar, terlihat pesan dari Nila. Ia pun membuka pesan dari Nila.

Nila: Nyet, lo udah sampe di Bali?

Cia: Cie, nanya-nanya. Kangen, ye?😝

Nila: Pede bener nih bocah sinting. Lo gimana di sana?

Cia: So far seneng, sih.

Nila: Lo sama siapa di sana? Udah makan belum?

Cia: Sama Valerie. Kayaknya lo tau, deh, selebgram itu

Nila: HAH? SELEBGRAM YANG GAYANYA SEKSI DAN KECE ITU? ANJIR, GUE JADI PENGEN NIKAH SAMA NERON, BIAR KENAL SAMA ORANG TERKENAL😝🌚👍😩🥵😡🥵😝😝😝🤣🌚😖😍😍😂

Cia: Si prik mulai kumat🤨

Nila: KALO GUE JADI LO DIKELILINGI ORANG TERKENAL, RAHIM GUE BISA TREMOR KARENA GUGUP ANJROT CROT CROT!!!!!!😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Cia: Nanti gue kenalin lo sama Valerie biar rahim lo makin tremor anjrot crot crot🤣

Nila: LEBIH BAIK QITA TYDACK SALING KENAL, BESTAI. LO MAU BUAT GUE MATI QUTU SAMPE HARUS BELI OBAT QUTU BIAR NGGAK MATI QUTU? JANGAN TEGAAAA KAU DENGANKU RHOMA!!!!😭😖😩😓

Cia: Ya Tuhan, mimpi apa gue bisa temenan sama lo, mana sahabatan lagi. Padahal, first impression gue ke lo jelek, begitu juga sebaliknya🤣

Nila: YHA!😡😖

Cia: Lo jangan lupa minum obat anti prik ye

Nila: OBAT ANTI PRIK GUE CUMA JULIO SYNK😘

Cia: Iyeee tau yang udah punya pacar

Nila: HATI-HATI YA DI SANA, GUE MAU KETEMU SAMA JULIO DULU. BYE!😘

***

Para pemain bola Nabiru FC sekarang tengah berbaris di lapangan. Coach club kini sedang memberikan instruksi setelah latihan tadi.

"Baik, sekian latihan hari ini, semoga besok kita bisa mendapatkan hasil yang memuaskan," ujar coach Nabiru FC—Fandi.

"Tumpuk tangan dulu, Bro!" seru sang kapten club—Levi.

Mereka saling menumpuk tangan guna menjaga kekompakan tim. Selain itu, hal ini dilakukan untuk menjaga kedekatan satu sama lain.

"Nabiru FC, hu ha!" sorak semuanya serempak sembari mengayunkan tangan ke udara.

"Ingat jaga pola makan!" peringat Fandi.

"Siap, Coach!"

Mereka membubarkan diri ke kamar masing-masing. Kini Neron dan Nagara berjalan beriringan. Semua pemain tahu bahwa mereka memang dekat layaknya Upin dan Ipin versi tidak botak dan tidak ada jambul seperti ekor tikus.

"Bro, istri kita gimana, ya, di villa?" Nagara membuka pembicaraan.

"Jiah, lo khawatir sama Valerie?" Neron menaikkan kedua alis seraya tersenyum penuh arti.

"Gue takut bayi gue kenapa-napa. Kalo dia nggak ngandung bayi gue, ngapain juga khawatir sama dia?" Tampaknya pria itu masih gengsi mengakui perasaannya. Entah dia tak sadar bahwa dirinya ada perasaan dengan Valerie atau bagaimana, Neron juga tak mengerti.

"Iyain aja, gue pura-pura percaya," cibir Neron.

Langkah kaki mereka sudah dekat menuju kamar hotel. Mereka masih asyik mengobrol, tepatnya membicarakan istri mereka.

"Yeu, emang bener," elak Nagara.

Neron membuka pintu hotel dengan kartu hotel, menempelkannya di dekat pintu. "Udahlah, nggak usah diperpanjang. Gue mau video call sama Cia, pasti ada Valerie di sana."

Ia masuk ke dalam, disusul oleh Nagara di belakangnya. Cowok itu menutup pintu, lalu duduk di atas ranjang sembari melepas ikatan tali sepatu. Tak lupa ia membuka baju, sehingga terpampang perut berbentuk cokelat batangan.

"Gue ikut," ujar Nagara.

"Katanya nggak kepo sama Valerie?"

"Cuma pengen nyapa anak gue," kilah Nagara.

Neron memutar malas bola matanya. "Ya, ya, ya."

Suara notifikasi chat terdengar dari ponsel Nagara. Oleh karena itu, ia mengambilnya di atas nakas. Terlihat pesan dari Valerie. Dikarenakan rasa penasaran, ia membuka isi chat tersebut.

Entah apa yang ia lihat, ia tiba-tiba terkejut. "Buset, anjrit."

Neron seketika menengok ke arah Nagara. "Lo kenapa?"

"Lo gak boleh lihat!" Nagara buru-buru menutup ponselnya.

Neron mengerut heran. "Dih, kenapa, dah?"

Nagara menggeleng panik. "Bukan apa-apa."

"Ya udah." Neron juga tak terlalu penasaran apa yang membuat Nagara panik. "Lo jadi ikut nggak video call?" tanyanya.

"Nggak jadi, nanti aja gue telpon Valerie," balas Nagara.

"Oke. Gue telponan dulu sama Cia."

"Iya," jawab cowok itu.

Neron menjauh sedikit dari Nagara ke dekat pintu. Jari jemarinya mencari kontak Cia di Whatsapp, menekan simbol video untuk meneleponnya secara video call.

Akhirnya, sambungan telepon tersambung. Wajah Cia terpampang di layar ponsel membuat Neron tersenyum senang. Ia sangat rindu dengan istrinya. Padahal, baru berpisah beberapa jam. "Halo, Cia Sayang. Neron kangen banget sama Cia."

Cia menatap gemas cowok itu, tapi dia juga senang dirindukan oleh sang suami. "Aduh, baru pisah bentar udah kangen."

Neron memajukan mulut, kedua netranya berbinar menatap Cia. "Habisnya kamu ngangenin, rasanya hampa kalo nggak ada kamu."

"Bisa aja." Cia terkekeh. "Kamu gimana tadi latihannya?"

"Lancar, kok. Doain aja semoga besok aku menang."

"Semoga, ya. Btw, kamu udah makan belum?"

"Nanti malam aku makan bareng tim," jawab Neron.

"Oh, iya. Besok aku ke stadion sama Valerie, tiketnya udah ada, 'kan?" tanya Cia.

Neron menjentikkan jari. "Udah, tenang aja, aku pesenin di deretan VIP."

"Mantap memang suamiku yang tajir dan tampan ini." Cia tersenyum bangga.

"Dih, tumben amat puji aku? Kesambet kuyang Neptunus, ya?"

Cia mengerut kening. "Mana ada kuyang di Neptunus?"

"Ada, kamu," ejek Neron pada Cia.

"Gaje, deh." Cia menggeleng heran. "Ya udah, aku renang dulu, ya. Sampai ketemu besok, I love you, Neron!"

"Have fun, ya, Sayang. I love you too, Cia!"

Neron sebenarnya tak rela harus berpisah dengan Cia. Namun, demi kemenangan tim dan cuan, ia harus tak bertemu dengan cewek itu selama beberapa hari.

"Have fun, ya, Sayang. I love you, Neron!" Nagara mengejek Neron dengan wajah menyebalkan.

Neron be like: Iri bilang, Bos!

Neron menatap sinis cowok itu. "Dih! Apaan, sih, lo? Stress."

Nagara berlari memeluk Neron, memasang wajah sok imut dan manja layaknya cewek imut. "Mau, dong, disayang Neron."

Neron menatap jijik Nagara, mendorong cowok itu agar menjauh darinya. "Diem lo, nanti kita dikira nge-gay!"

Nagara mencolek dagu Neron, mengedipkan mata sebelah kiri dengan tatapan genit. "Tenang aja, di sini cuma ada kita, nggak bakal ada yang ciduk perselingkuhan kita."

"Aneh lo, ye."

***

Satu ekor ayam betutu, dua porsi nasi, serta es teh tandas oleh kedua cewek itu. Bahkan, mereka sampai memegang perut karena saking kenyangnya.

Valerie bersendawa. "Gila, kenyang banget, Cia."

"Gue juga kenyang, kayak orang rakus kita habisin satu ekor ayam berdua," ujar Cia.

"Lo sanggup nggak makan malam pake banyak seafood?" Valerie tak mau nantinya Cia terpaksa mengantarkannya ke restoran seafood.

Cia mengangguk yakin. "Sanggup. Toh, dari tadi gue nggak dapet ngemil."

Valerie tersenyum. "Baguslah, nanti kita ke sana."

"Siap." Cia mengacungkan jari jempol.

"Cia, lo bawa bikini, 'kan?" tanya Valerie.

"Bawa, sih, tapi seumur hidup gue belum pernah renang pake bikini," jawab Cia.

"Coba pake, Cia. Beuh, dijamin lo kelihatan seksi, percaya sama gue. Sekalian kirim ke Neron biar dia nggak bisa tidur tenang."

Cia tertawa membayangkan ekspresi Neron ketika melihat dirinya menggunakan bikini. "Gila! Ide lo bagus juga."

"Sana pake, gih. Pap ke Neron."

"Oke." Cia berjalan ke koper guna mengambil bikini yang baru ia beli lewat keranjang oren, membawanya ke kamar mandi guna berganti baju. Setelah selesai ganti baju, ia keluar dengan memakai bikini.

Valerie menatap kagum cewek itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Memang cewek yang tak pernah tampil seksi sebelumnya kalau sekalinya tampil seksi membuat siapapun terpana, aura liarnya seketika keluar. "Damn! Mantep banget body lo, Cia."

"Makasih."

"Buruan pap ke Neron."

"Siap," balas Cia. Cewek itu mengambil ponsel di atas nakas, lalu memberikannya pada Valerie. "Tolong fotoin gue full body, dong."

"Wih, mantap. Oke!" Valerie mengambil ponsel Cia, memotret cewek itu beberapa kali. "Udah."

"Thanks," kata Cia. Ia mengirim foto tersebut pada Neron lewat aplikasi Whatsapp.

Cia: Sayang, kalo aku pake pakaian gini ke mall cocok nggak?

Neron: FUCK, AKU KE VILLA SEKARANG!

——-

Semoga ga mabok baca segini panjangnya wkkwkwkw

Seperti biasa sayanggg

Spam "Cia" for next chapter

Spam "Neron" for next chapter

Spam "Nana Cantik" for next chapter

800 komen aku update (serius aku tunggu segitu, kalo blm nyampe aku ga update heheh)

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top