Ruang Ketiga

Prompt : Terjebak bersama MC favorit.

────⋆⋅☆⋅⋆──

Gelap dan lembap. Meski mataku belum sepenuhnya terbuka, aku sudah yakin tubuhku kini berada di tempat yang dipenuhi kegelapan. Telapak tanganku meraba permukaan yang lembab, seperti dinding batu yang dibasahi air hujan. Berat, kepalaku tidak bisa digerakkan, sekujur tubuh kaku. Seolah-olah aku baru saja dibius oleh seseorang.

Ah, lagi-lagi aku terjebak ya?

Ruang Ketiga, begitulah aku menyebutnya. Tempat antara ada dan tiada yang hanya bisa kujamah melalui mimpi. Jika Ruang Pertama adalah di mana mimpi diatur sepenuhnya oleh alam bawah sadar, dan Ruang Kedua adalah dunia lain yang berhasil diciptakan melalui visualisasi imajinasi, maka ruang kosong di antaranya adalah Ruang Ketiga. Hal seperti ini bukanlah hal baru bagiku yang seorang Lucid Dreamer. Terdampar dalam ruangan kosong karena salah mem-visualisasikan skenario.

Walaupun jujur, terbangun dalam ruangan kosong tanpa bisa melakukan apapun agak sedikit menyeramkan. Bukan, maksudku, sangat menyeramkan. Butuh waktu bagiku untuk kembali, aku harus benar-benar tertidur lagi di Ruang Ketiga untuk bangun di dunia nyata.

"Hei ...."

Kudengar suara wanita menyapa. Nyaris tidak kupercayai pendengaranku karena mustahil ada manusia lain di ruang kosong ini.

Aku berusaha sekuat tenaga mengerjap-erjapkan mata. Perlahan, secercah cahaya mulai masuk memenuhi pengelihatanku. Ruangan tanpa ujung yang diisi kekosongan warna putih sejauh mata memandang menyapaku. Di sanalah wanita itu berdiri, mengenakan gaun terusan berwarna putih era victoria, surai sehitam arang, dan netra hijaunya yang seakan-akan selalu menyimpan kepedihan.

Tunggu, aku seperti pernah melihatnya ....

Oh! Ya, benar. Dia tokoh utama dalam manhwa yang baru-baru ini kubaca sampai mataku bengkak karena menangis. Tapi apa yang dia lakukan di sini?

"E ... ris ... Miseri ... an?" lirihku terbata-bata. Tenggorokanku yang kering membuat suara yang keluar menjadi serak.

Tidak, dia bukan tokoh Eris Miserian yang 'asli' yang ada dalam manhwanya. Eris Miserian dalam komik aslinya adalah seorang antagonis, tapi seorang wanita korea tidak sengaja berpindah jiwa ke dalam tubuh Eris Miserian. Di dalam manhwa, tidak satupun ada bagian yang menyebutkan nama asli wanita yang merasuki Eris Miserian. Jadi  aku memutuskan untuk memanggilnya Eris Miserian saja.

Wanita itu menatapku lekat-lekat dengan mata hijaunya. "Kau ... kenal aku?"

Aku lagi-lagi berusaha sekuat tenaga menarik tubuh dari atas lantai yang—meski terlihat kering—terasa lembab. Eris Miserian mengulurkan tangannya padaku, memberi bantuan sehingga aku lebih mudah mengubah posisi menjadi duduk bersila.

Eris duduk di sebelahku. Melihatnya dalam wujud nyata membuatku yakin seratus persen ini masih berada di Ruang Ketiga. Orang yang ada dalam komik tidak mungkin hidup menjadi manusia biasa, kan?

"Tentu saja." Aku memijat pelipisku yang terasa sakit. "Kau adalah tokoh utama dalam manhwa Kill The Villainess yang kubaca sebelum tidur."

"Karena terlalu emosional, karakter fiksi sampai muncul di mimpiku," tambahku dalam hati.

Eris Miserian menoleh dengan terkejut. "Aku? Tokoh dalam cerita?" Dia kemudian tertawa. "Kau melawak, ya?"

Aku tersenyum tipis. "Begitulah kenyataannya. Melihat pakaianmu, pastilah ini waktunya ketika kau meminta bantuan Anahkin menghancurkan tubuhmu agar kau bisa kembali ke dunia nyata, kan?"

Wanita bersurai hitam itu membulatkan mata, semakin terkejut. "Bagaimana kau bisa ...."

"Sudah kukatakan, aku membaca ceritamu."

Eris Miserian melingkarkan lengan di lutut lalu membenamkan kepalanya di sana. "Tidak kusangka kehidupanku ternyata ditulis dalam bentuk komik. Lucu sekali ... bahkan aku bertemu salah satu pembacanya di saat-saat terjebak di dunia pararel seperti ini."

Kutolehkan kepala dengan ekspresi penasaran tercetak jelas. "Dunia pararel?"

"Ya, mungkin akan sedikit rumit jika dijelaskan. Dunia ini adalah celah di antara dunia novel dan dunia asli. Karena tubuhku masuk ke dalam dunia novel, aku bersikeras ingin kembali ke dunia asli. Sekarang Medea pasti tengah meringkus hama-hama pengganggu yang mengacaukan proses pembakaran jenazahku," tuturnya panjang lebar. "Dalam artian lain, aku yang juga tercatat dalam manhwa yang kau katakan, terjebak dalam dunia pararel. Karena tubuhku di dunia novel telah mati dan jiwaku sedang dalam masa transit ke dunia asliku. Dan, yah ... aku terdampar di dunia pararel ini untuk sementara sampai masa transit selesai. Aku justru sangat penasaran kenapa dirimu juga bisa ada di tempat seperti ini."

"Tapi menurutku ini mimpi, dan aku sedang tidur beberapa saat yang lalu sebelum sampai ke sini," selaku seraya melihat ke depan, menatap warna putih tanpa ujung. "Aku selalu menyebutnya ruang ketiga. Ruang antara mimpi dan kenyataan. Aku selalu terdampar di sini ketika tidak berhasil memvisualisasikan satu skenario."

Wanita yang menjadi Eris Miserian tertawa. "Ya mungkin saja ini adalah mimpi. Aku pun berharap begitu. Ingin sekali rasanya cepat kembali ke dunia nyata." Dia terdiam selama beberapa saat, matanya  seolah-olah tengah menerawang sesuatu. "Bisakah aku bertemu Anahkin lagi?"

Aku tersenyum lalu menepuk bahunya. "Bisa. Percaya padaku. Aku sudah membaca kisahmu secara keseluruhan."

Mata Eris berbinar-binar. "Benarkah? Lalu apa yang terjadi padaku setelah kembali ke Korea?"

"Kau akan ...."

Mendadak saja wajah Eris seolah-olah berputar. Beberapa detik kemudian aku baru menyadari bahwa kepalaku terasa pusing. Tubuhku terasa melayang tanpa gravitasi. Saat itu kudengar Eris meneriakkan sesuatu. Sebelum akhirnya kesadaranku direnggut sepenuhnya oleh kegelapan.

Aku terbangun.

Kali ini benar-benar di kamarku. Napasku masih terengah-engah, pikiranku melayang ke kejadian yang baru saja kualami. Sangat tidak nyata, sebenarnya. Satu-satunya kesimpulan yang dapat kutarik berdasarkan nalar adalah mungkin terlalu emosional-lah yang membawaku bertemu dengan Eris di mimpi.

Aku tersenyum. Bertemu dengannya merupakan pengalaman yang menyenangkan bagiku. Sejujurnya aku bahkan sedikit menyesali bahwa itu hanyalah mimpi. Aku harap Eris Miserian yang asli ataupun wanita yang merasuki dirinya dapat hidup bahagia. Walaupun aku telah usai membaca kisahnya.

Omong-omong, apa yang terjadi padanya sekarang, ya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top