s i x
✿
"Nah gini dong rukun" Sambil meletakkan nampan bersi cemilan dan minuman nyonya [Surname], tersenyum ramah kepada tiga anak muda di depannya.
Atsumu mengangguk sambil nyengir.
"Ini baru temen yang rukun tan, dikit lagi keluarga harmonis"
"Halu terus" Gumam Osamu pelan sambil icip-icip cemilan yang baru saja di bawakan mamanya [Name].
Atsumu mendelik, apa sih ini warga, sinis mulu deh.
"Hahaha, kalo tante sih oke-oke saja, tapi ga tau deh sama om" Mendengar tuan besar keluarga [Surname] di sebut, Atsumu maupun Osamu auto kicep, duh jangan bawa-bawa bapak rumah tangga dong.
[Name] memutar matanya, heleh, sama papanya saja baru ini dua bocah kalem nan sopan, kalo sama mamanya pecicilan nan sok akrab, kalo sama [Name]?
Goblog nan kampret :')
Eh tapi kadang diam-diam gemesin juga sih mereka.
Kadang ya, kadang, kampretnya lebih mendominasi.
"Eh sudah jam segini, mama ke kantor papa dulu ya, kalian jaga rumah, sama jagain [Name]" Mamanya ngedip lalu pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
Duh dasar mama ;)
Mentang-mentang anak dari mantan terindah.
"Mama kamu sama papa kamu harmonis banget sih, semoga nanti kita bisa begitu juga, amin" Kata Atsumu.
"Semoga [Name] mau sama Miya yang rambut abu-abu, amin" Celetuk Osamu.
Mereka lalu saling menatap, Atsumu memandang remeh Osamu, oh tidak-tidak, Osamu juga melakukan hal yang sama sepertinya.
[Name] lalu menepuk jidat dua manusia kembar itu.
"Tuhan, semoga jodohku adalah seorang Nijimura Shuzo, kalo bukan bang Levi juga boleh, amin"
"OI!"
Atsumu dan Osamu mendelik tak terima, enak aja mereka yang masih daun muda kalah sama om-om.
"Apa sih?" Balas [Name], suka-suka dia dong.
"Jangan sama abang Levi, gak nyelamatin keturunan, mau anakmu cobol?" Osamu menggeleng, ga sanggup membayangkan.
Awas Sam, kalau ketahuan di tebas pala kau.
[Name] membelalakkan matanya lalu menabok bahu Osamu kuat-kuat.
"Heh sembarang! Tinggi badan bisa tergantung usaha juga tau!"
"Tapikan faktor utama yah otang tua" Balas Osamu santai.
"Nanti kasih makanan bergizi biar tinggi!"
"Gak akan, boro-boro kasih makanan bergizi, kamunya saja hobi makan mie" Lagi-lagi Osamu meledek, wah kurang asem emang.
"Tapi--"
"Nah bener kata Samu, suram nanti rumah tangga kalian" Atsumu ikutan nimbrung, membenarkan perkataan saudaranya.
[Name] menghela nafas, semakin di jawab semakin ngelunjak mereka, mending diam saja.
"Iya-iya terserah deh, yang cantik mah diam aja" Kata [Name].
Osamu lalu menarik hidung [Name] gemas, heran deh kok bisa gadis ini segini imutnya?
"Iya cantik, banget"
Mampos.
Ambyar gak tuh.
"Duh mesrah banget, ikutan dong" Setelah menepiskan tangan Osamu, Atsumu kemudian menangkup pipi [Name].
"Dimana sih letak kecantikannya?" Katanya sambil membolak-balik wajah [Name], wah minta di tampol ya.
"Ini sih manis nan gemesin" Lalu Atsumu mengunyel-ngunyel pipi [Name], duh berasa pegang bakpao.
Ayolah kawan-kawan.
Kalian ga lihat itu [Name] udah salting parah? Sampe ga bisa membalas perkataan Miya bersaudara ini.
Emang kadang mereka bikin kesel, tapi kadang juga bikin sayang :'(
[Name] berdehem, duh, malu nih, jangan di giniin dong, jantung ini ga kuat.
"Kalian kenapa? Tumben muji, biasa juga menghina" Sinis [Name].
"Hari ini aja, besok kami hujat lagi" Kata mereka kompak.
Dih.
Ngeselin.
Yah gapapa deh, [Name] udah males marah-marah, udah tobat.
"Yayayaya" Gadis itu menjawab bosan sambil memainkan ponselnya.
"Bosan" Sambungnya.
"Iya, ngapain dong gitu" Atsumu mengangguk setuju.
"Makan" Usul Osamu.
"Makan terus!" Atsumu menjitak kepala Osamu, heran deh, untung ini orang gak gumpal.
[Name] lalu menghentikan jarinya.
Tak
"Nonton film horor aja gimana? Kebetulan tadi pagi sempat aku download, katanya sih seru" Perlu kalian ketahui, [Name] ga takut nonton film horor, tapi takut setelah selesai nontonnya.
Iya.
Jadi parno sendiri.
Ini nih yang bikin males masuk kamar mandi biasanya.
Tapi tetep dia suka, beda aja kalo nonton film horor dengan film romance atau lain-lain.
"Boleh" Osamu setuju, begitu pula dengan Atsumu.
Setelah mengambil laptopnya, [Name] menyambungkan laptopnya dengan televisi, sementara Miya bersaudara ngambil popcorn.
Dan akhirnya mereka duduk bareng di sofa, dengan posisi [Name] di tengah, di apit oleh Miya bersaudara di sisi kanan dan kirinya yang sudah siap dengan selimut besar sebagai tameng dari scen horor yang bikin jantungan maraton.
Cie satu selimut bertiga.
"Mulai ya, kalian kalo nutup selimut pelan-pelan, aku di tengah nih, nanti mukaku ikut ketutupan" Kata [Name] mengingatkan.
"Siap"
-Atsumu
"Oke"
-Osamu
Pip
Film di mulai, baru opening udah gelap-gelapan.
Eh ini juga kok tiba-tiba hujan.
"Aduh hujan, dingin nih" Atsumu kemudian makin dempet ke samping [Name], idih.
"Heh minggir kau--"
"Iya dingin" Eh Osamu ikutan, semakin mendekatkan tubuhnya ke arah [Name] juga.
"Eh seriusan, kalian ini--"
"Who is there?"
Suara orang di dalam mulai menegang, begitu pula dengan backsound film tersebut.
[Name] jadi fokus kembali ke filmnya.
Terlihat wanita di dalam sama mendekati sosok anak kecil yang sedang duduk di ranjang.
Plis.
Udah jelas itu bukan manusia, ngapain nunduk-nunduk kayak orang depresi gitu, di rumah kosong lagi.
"...oh hi kid, what are you doing in here? Are you lost?"
[Name] geleng-geleng, itu anak jelas aneh! Kepalanya berdarah dan dia tidak bergerak sama sekali!
"What's wrong with your head?"
'Kesandung dosa di jalan' Batin [Name].
Backsoundnya semakin berisik, membuat ketegangan semakin terasa, anak di dalam film mulai mendongkak, perlahan, dan---
"Oh my... No, no, no"
Wanita di dalam film itu mulai mundur perlahan saat melihat wajah hancur dan berulat dari anak di depannya, dia berbalik, segera berlari dari sana namun, sebuah tangan kecil yang dingin memegang tengkuknya dan---
"AAAARRGGG!!"
[Name] kaget.
Bukan karna adegan mengerikan di televisi, melainkan karna tangan yang tiba-tiba melingkar di bahu dan perutnya.
Bikin jantungan saja.
"....hah?!"
"Aduh kaget" Kata Atsumu sambil melingkarkan lengannya di perut [Name] sambil menyenderkan kepalanya di bahu [Name].
"Adut takut" Osamu juga sudah melingkarkan tangannya di bahu [Name] dengan kepalanya yang bersentuhan dengan kepala [Name].
Ayo, bayangkan :')
Udah?
Gimana?
Asekkan.
[Name] berusaha untuk menampol ini anak kembar, tapi...
Kampret dia juga ke enakan :'(
'Balas aja [Name], jangan biarkan mereka membuatmu ambyar sendiri' Pikirnya yakin.
"Aduh iya serem" Dia lalu menarik pelan dua bersaudara itu semakin mendekat, hingga mereka berdua tertunduk membuat wajah [Name] semakin tinggal sejengkal dengan mereka.
...hmmmzzz.
DUH.
MENGGODA IMAN.
Mereka berdua terdiam, menatapi [Name] bagaikan Indomie telur di saat hujan.
"Kalian berdua sengajakan? Dah ah jan peluk-peluk, kek teletabis aja" Gadis itu menyingkirkan lengan dua cowok itu darinya.
"Tapi kau juga tadi meluk kami!" Bela Atsumu.
"Ye kan bales kalian" Jawab [Name] santai.
"Oh jadi kalo aku cium kamu bakalan bales juga gitu?" Celetuk Atsumu, yang langsung di tampol sama [Name].
"Amit-amit!" Balas gadis itu cepat.
Sementara Atsumu dan [Name] saling bercekcok ria, Osamu merhatiin sesuatu yang aneh diluar jendela tepat di samping Atsumu.
Apa tuh putih-putih ngelayang?
Pelajaran dari chapter ini adalah:
Saat nonton, pastikan posisimu wenak, karna akan banyak kemungkinan terjadi.
✿
Mau bikin konflik tapi apa daya diri ini terbiasa santuy :'(
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top