s e v e n

Pagi hari, Miya bersaudara sudah siap ke sekolah, rambut udah rapi, seragam udah wangi, tas udah di jinjing, sepatu udah mengkilap.


Tinggal satu yang kurang.


Gangguin [Name].

"[Name] kamu itu sebenarnya nyiram bunga bukan sih?" Atsumu tiba-tiba nongol dari pagar rumahnya, buset, dia manjat?

Itu pagar tinggi loh, pembatas supaya kenistaan mereka ga nular.

Yah tapi main bareng terus :v

"Yah bunga lah, kurang jelas memang?" Gadis itu memutar matanya, ada-ada saja ini manusia.

"Abis kamu nyiram bunga tapi yang tumbuh kok benih cinta?" Atsumu lalu ngedip-ngedip manjah.

"...." [Name] menatap cowok itu dengan pandangan apa sih ga jelas.









"Oke cukup, bahuku pegal"


"Eh, Samu janga--"


Set

BRUK!


"HEH ONTA! SAKIT TAU, KEPALAKU KENA POT BUNGA!"

"Bukan bunga, itu benih cinta"

"APA SIH?!"

"Duh suara dari belahan dunia mana sih ini"


"SAAAAMUUUU!!"

Sementara itu [Name] menaikan satu alisnya sambil menatap tembok yang menghalangi penglihatannya.

"Mereka ngapain sih?"

Lalu dengan isengnya, [Name] malah ngangkat selangnya tinggi, lalu menekan sedikit ujung selang hingga airnya melintas melewati atas pagar dan...

Byur~


"[NAME] KAMI UDAH PAKEK SERAGAM!!"
Teriak mereka bersamaan.

"Eh kenapa ma? Oh iya [Name] kesana" Gadis itu pura-pura tak mendengar teriakkan dari sebelah, lalu berjalan menuju rumahnya, namum setelah sampai depan pintu rumahnya, tangan [Name] di tarik dengan cepat hingga kembali ke halaman.

Dan terlihat Osamu dan Atsumu yang sudah basah kuyup memandangnya jengkel, [Name] ngedip-ngedip sambil berusaha melepas tangannya dari genggaman Osamu.

"[Name], kami mau sekolah loh" Kata Atsumu, cowok itu tersenyum, senyum tipis mematikan.

"Em, i-iya, sekolah saja sana" Cicit [Name], perasaannya gak enak nih.

"Tapi baju kami basah, bagaimana mau ke sekolah?" Osamu tetap mencekal pergelangan tangan [Name] kuat, waduh.

"Eh itu, kan bisa ganti, masa seragam kalian cuma sa--"

"Angkat"

Setelah Atsumu mengucapkan itu, Osamu menarik [Name] dan mengangkat cewek itu dengan mudahnya.

"Mau ngapain?! Turunin gak?!" Karena [Name] memberontak, akhirnya Atsumu ikut menahan gadis itu, mereka berdua mengangkat [Name], membawanya ke...

Kolam?

Mata [Name] melotot, oh jangan, ini masih pagi, air kolam akan sangat dingin, di tambah...

"AMPUN PLIS, AKU TIDAK BISA BERENANG TAU!!"

Namun seakan-akan tuli, kedua orang ini malah mengayun-ayunkan [Name] sambil berhitung bersama.

"Satu"

"KALIAN ASTAGA, AKU MINTA MAAF TADI ISENG DIKIT"


"Dua"

"JANGAN DONG AH, ITU AIRNYA DINGIN PARAH LOH"


"Tiga!"

"EH KAMPRET AKU GAK BISA BERE--"


Whuss

BYUUURR!!


[Name] pun di lempar dengan tidak berkemanusiaannya.

Gadis itu berusaha naik ke permukaan sebelum napasnya habis, tangannya menggapai-gapai ke atas namun apa daya dia gak bisa berenang.

Byurr!

Atsumu ikutan nyebur, setter tampan itu langsung memeluk pinggang [Name] dan membawanya ke permukaan air, tanpa sadar [Name] kini mengalungkan lengannya di leher Atsumu sambil menarik napasnya.

"BEGO! KALO AKU MATI BAGAIMANA?!" [Name] ngegas, cewek itu menatap geram ke arah cowok yang sedang menggendongnya di tengah kolam ini.

"Gak akan, buktinya sekarang kau baik-baik saja tuh" Balas Atsumu santai.

"Aarrgg, kau!" Mau banget dia hajar ini cowok, sayangnya kalo misalnya Atsumu malahan melepasnya, nanti tenggelam dong dianya.

Atsumu tertawa, bahagia banget kayaknya.

Sementara Osamu menatap dari tepian kolam.

Mau sih ikutan.

Ena tuh peluk-pekukan di tengah kolam.

Tapi emang dingin parah kolamnya.

Doi ga jadi nyebur meski bajunya udah terlanjur basah.

"Samu sini! Enak saja kau di situ" Panggil Atsumu, namun Osamu menggeleng.

"Gak" Balasnya singkat.

Atsumu lalu mendekat, sok-sok mau naik ke atas padahal...

Grep!

"Tsumu janga--"

Byuurrr~

Dan ujung-ujungnya semua masuk kolam.

"...dingin" Gumam Osamu sambil memegang bahunya.

[Name] menggeleng heran.


"Kalian berdua gimana sih? Kalian makin basah tau! Memang kalian tidak ingin ke sekolah hah?" Curiga, ini emang alasan saja mereka, biar sekalian gak usah sekolah.


"Udah santai saja, seragam kami masih ada" Ucap Atsumu, yang langsung [Name] pelototin.


"TERUS INI MAKSUDNYA KALIAN CEBURIN AKU KE KOLAM APA KALO TINGGAL GANTI BAJU HAH?!"

Emosi.

Duh [Name] kesel bet.

Pingin gigit orang rasanya.

"Mau saja, kan kau duluan yang mengerjai kami" Balas Osamu.

"Tapi aku nyiram kalian pakek air selang loh, gak seberapa dengan nyeburin orang yang gak tau berenang ke kolam pagi-pagi begini!" Kan, mulai menggigil nih.

"Iya maaf, kami terbawa suasana" Kata Atsumu sambil mengangkat tubuh [Name] agar gadis itu bisa naik ke tepian kolam.

"Tapi gak gini juga, lagi pula kalian akan terlambat loh" Gadis itu melirik jam tangan anti airnya.

Sontak Atsumu dan Osamu membelakkan matanya kaget, astaga mereka lupa waktu.

"OH IYA ASTAGA, SAMU CEPET BALIK KITA GANTI BAJU" Segera dua pemuda itu keluar dari kolam dan berlari ke rumah mereka, keasikan sih.

"RASAIN TUH, MAMPUS DI TUTUPIN PAGAR" Teriak [Name] sambil menertawakan kembar dodol itu.












"Ckckck, kamu ngapain berenang pagi-pagi hah?"









Oh tidak, keciduk ayahanda kan :'(

"Apa maksud kalian nyeburin anak saya ke kolam tadi pagi? Kalo dia kelelep gimana?"

Sambil melipat tangannya di dada, tuan besar [Surname] menatap tajam kearah dua bersaudara yang sedang kicep di ini.

"Ayo ngomong! Giamana sih kalian jadi laki? Cih"

Atsumu menyenggol lengan Osamu, sambil melirik-melirik papanya [Name].

Osamu balik nyenggol sambil geleng-geleng, enak aja dia di suruh ngomong.

"Salahmu, kan yang punya ide ceburin [Name] ke kolam" Bisik Osamu pelan.

"Tapi kau juga melakukannya, bahkan ide untuk mengerjainya balik kan kamu" Balas Atsumu, mereka berdua lalu berdebat sambil bisik-bisik.

"Heh apa itu bisik-bisik?! Kalian ngatain saya?!" Papanya [Name] membentak Miya bersaudara ini, dasar ya anak muda.

"Eh tidak om, bukan gitu" Atsumu menggeleng, duh bahaya.

Kalo di ibaratkan, tatapannya tuan [Surname] ini bisa-bisa sampai menerbangkan jiwa orang yang dia tatap.

Mau deketin anaknya?

Taklukan dulu hati bapaknya bro.

Apa lagi ini papanya [Name] agak gimana gitu sama dua kembar ini, jadi keingat muka mantan pacar istrinya dulu waktu kuliah.

Kampret, jadi ingat waktu istrinya itu pacaran dengan si Miya itu terus dianya di anggap kakak doang, ujung-ujungnya pasti di jadiin tempat curhat, kesel banget lihat mamanya [Name] zaman kuliah yang pekanya melebihi Nozaki dari anime yang biasa dia dan anaknya nonton.

Peka banget sampe minta di tampol.

"Udah sana kalian pulang saja!" Usir tuan rumah.

"Hahh... jangan gitu lah pa, awalnya juga kan [Name] yang diluan" Bela anak gadisnya sambil menggenggam tangan papanya dengan tatapan memelas.

"Terus mereka membalas gitu? Cih gak gentel"

Atsumu mau banget ngumpat, tapi gak berani, bahkan dalam hati aja dia mikir-mikir kalo mau ngupatin calon mertua.

Asek.

"Mamaaa! Lihat papa nih!" Teriak [Name] saat melihat mamanya turun dari atas tangga.

"Kenapa?" Tanya mamanya, datang-datang udah di sambut aura gak enak nih.

"Papa marahin Atsumu sama Osamu ma" [Name] mengadu ke mamanya, sambil menunjuk-nunjuk papanya.

"Loh kamu kok bawa-bawa mama?" Papanya gak terima.

"Ini dasar orang tua, kaku banget hidupnya kayak kanebo kering" Nyonya [Surname] geleng-geleng melihat kelakuan suaminya yang protektif kelewatan sama anaknya.

Papa [Name] lalu manyun.

"Idih manyun-manyun ga jelas lagi" Istrinya kemudian mengelus kuat wajah suaminya gemes.

"Mama!"

"Iya mama cantik, makasih, udah jangan kamu ganggu anak muda" Lalu tangan tuan besar [Surname] di tarik oleh istrinya.

"Eh mau kemana ma?!"

"Belanja"

"Tidaakkkk!!!"

Bukan masalah duitnya kekuras, tapi lamanya loh, tapi ini mamanya [Name] kalo belanja ga akan pulang sampai di usir :'(

Setelah kedua orang dewasa itu meninggalkan ketiga anak muda di ruang tamu, terdengar helaan nafas legah.


"HAHHH ADUH, AKU HAMPIR GAK NAPAS" Teriak Atsumu, namun masih mengontrol suaranya biar gak kedengaran sama orang tua [Name].

"Papamu kok kayak gak suka banget sama kami?" Tanya Osamu.

[Name] tertawa canggung.

"Kalian ga tau?"

"Apanya?" Jawab Osamu.

[Name] lalu tersenyum sambil menggaruk pipinya.

"Kalian kan anak mantannya mamaku"

"...hah?"







Pelajaran dari chapter ini adalah:

Jangan pesimis kalo doi kamu sudah punya pacar, siapa tau kamu yang bakalan jadi masa depannya ;)






Nata rasa ini fanfic absurd parah astaga.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top