[9]

"Mami kok belum pulang ya."

Irene pegel banget lihat Jisoo dari tadi mondar-mandir buka tutup pintu. Udah hampir jam tiga dan Tiffany belum pulang. Ponselnya nggak aktif pula, tadi pagi wanita itu nggak kasih info apa-apa kalau mau lembur. Biasanya lembur hal yang jarang bagi Tiffany.

"Udah, lo tidur aja sana. Nanti kalo Mami pulang gue bangunin."

Irene nggak pernah tega lihat adeknya begitu. Dia suruh Wendy buat temenin Jisoo tidur, sementara Irene yang berusaha sembunyiin rasa kalutnya mulai panik.

Seingatnya nggak ada acara penting di agensi Taeyeon. Irene cukup ikuti update jadwal artis dan kegiatan agensi buat tahu aktivitas Tiffany. Tapi dicek sekali lagi pun tetap nggak ada acara besar yang memungkinkan sampe lembur.

Chat-nya ke manusia jamet alias Taeyeon juga nggak dibalas dari berjam-jam lalu. Para Mami yang lain juga ngakunya nggak tau dimana Tiffany, padahal mereka yang selalu tahu kondisi dan keadaan satu sama lain.

Irene nggak cukup berani buat nyetir semalam ini. Tapi rasa khawatirnya ke Tiffany makin besar. Dia nggak mau ganggu tidur temen-temennya dini hari begini. Jadi akhirnya Irene juga milih tidur sebentar, berharap Tiffany ada di kamarnya begitu mereka bangun nanti.

Ranjang itu tetap kosong sewaktu Irene cek pagi harinya. Mobil Tiffany juga nggak ada di garasi. Begitupun di rumah Taeyeon yang kosong. Artinya keduanya sama-sama nggak pulang.

"Kalian berangkat duluan, gue nanti nyusul."

Wendy sama Jisoo kompak noleh ketika Irene lagi-lagi pegang perutnya; mules.

"Kita bisa nunggu kok, biasanya juga gitu kan," ucap Wendy sambil lirik jam, masih ada sedikit waktu. Toh biasanya Irene paling nggak mau ditinggalin.

"Nggak, kayaknya gue bakal lama. Berangkat aja, huss!" Irene bersikeras. "Oh iya, nggak usah khawatir sama Mama. Dia cuma lagi sibuk persiapan kantor, janji pulang kok."

Keduanya diam, sedikit lega dengar ada penjelasan setelah tanda tanya besar semalam. Lalu mereka buru-buru ke depan waktu denger klakson mobil ditekan kencang. Nggak ada feeling aneh sedikitpun tentang Irene yang mendadak nggak masalah ditinggalin. Meski Tiffany yang masih belum pulang tetap jadi beban pikiran.

Faktanya Irene bohong. Dia niat nggak sekolah hari ini demi cari Tiffany. Ketinggalan materi sehari nggak akan kurangi kejeniusan Irene atau jadiin goblok, dan lagi dia males sekolah pula. Wendy sama Jisoo dia paksa sekolah tadi, biar mereka nggak terlalu khawatir dan panik.

Setelah pastiin mobil temen-temennya udah pergi, Irene buru-buru ganti baju dan gas pergi. Kantor agensi Taeyeon tujuan pertamanya, tapi Irene harus nunggu beberapa saat sampe kantor itu ramai.

Ponsel Tiffany maupun Taeyeon masih nggak aktif, pesannya pun nggak dibaca. Tapi Taeyeon sempat online subuh-subuh tadi dilihat dari last seen-nya.

Kantor itu ramai. Pekerja udah pada siap di tempat masing-masing. Irene lihat mobil Tiffany ada di parkiran, yang tentu isinya kosong.

Tanpa mau lama-lama lagi, dia langsung masuk ke gedung raksasa itu. Irene jarang atau malah belum pernah datang ke kantor baru ini. Jadi waktu mau masuk lift, penjaga hadang langkahnya. Dia harus buat janji temu dulu. Karena nggak sabaran denger penjelasan panjang lebar dari mbak resepsionis, Irene langsung sebut nama Tiffany.

"Saya mau ketemu co-founder KT Entertainment, Tiffany Hwang. Kalo bisa sekalian sama si Tante jameㅡmaksudnya Kim Taeyeon."

Si resepsionis masih aja nanya ini itu.

"Tiffany Hwang nggak pulang dari kemarin, saya anaknya makanya cakep."

Mbak resepsionis masih tetep ngotot minta bukti ini itu. Kalau sekarang Irene sama temen-temennya udah pasti sampe di ruangan co-founder. Lagian apa kata-katanya tadi kurang meyakinkan?

Setelah berhasil meyakinkan si resepsionis kalau dia putri Tiffany, akhirnya Irene dapet info kalau dari semalem Mamanya udah tinggalin kantor larut malam, begitu juga Taeyeon. Dan pagi ini keduanya belum datang.

"Tapi Mama saya nggak tampak wujudnya di rumah mbak, rumah Tante jameㅡKim Taeyeonㅡjuga kosong setelah saya cek pagi ini. Nggak ada informasi lagi?"

Resepsionis itu coba cek lagi, tapi hasilnya bener-bener bikin nggak puas banget. Taeyeon dijadwalkan pergi ke luar kota hari ini, tapi bahkan tadi rumahnya kosong. Setau Irene, Taeyeon itu pasti sempet pulang sesibuk apapun.

"Sekretarisnya ada nggak?"

Irene nggak mau nyerah, pokoknya hari ini dia harus temuin keberadaan Tiffany.

Kata resepsionis itu sekretarisnya hari ini nggak masuk karena sakit. Lama-lama Irene stres, kenapa orang-orang penting pada pergi semua.

"Ya udah deh saya minta alamat rumahnya."

Irene kenal sekretaris itu; Sunny, tapi nggak tau alamat rumah atau nomor teleponnya. Dan lagi-lagi resepsionis itu kasih jawaban yang bikin Irene tambah kebakaran. Katanya karena termasuk hal yang privat jadi nggak bisa dikasih tau. Bener sih, Irene nggak bisa marah juga.

TAPI TETAP AJA KESEL!

"Ya udah deh mbak, makasih ya."

•••

"Tante Jess!"

Jessica yang baru turun dari mobilnya dibuat kaget sama kehadiran Irene yang tiba-tiba, teriak pula. Emang lama-lama bocah-bocah ini jadi kayak Krystal semua; durhaka dan minus akhlak.

"Apa? Kamu minat beli Krystal?"

"Enggak gitu ish, aku mau tanya."

Jessica angkat satu alis tanda tunggu pertanyaan Irene.

"Tau Tante Sunny nggak? Sekretaris Tante Taeyeon. Kalian temenan juga kan setau aku. Boleh minta alamat rumahnya?"

"Buat apa?" Jessica sahut agak tergesa. Duh, harusnya dia emang ikut menghindar kayak yang lain. Sekarang dia nggak tau mau mesti jawab apa.

"Mama nggak pulang dari kemarin. Tante Jess mungkin tau juga?"

Rahang Jessica mengeras beberapa saat, tegang. Dia dengus pelan, coba jadi lebih tenang lagi.

"Saya nggak tau. Sini, saya catatin alamat Sunny."

Irene buru-buru cabut lagi begitu dapat alamatnya. Rumahnya ternyata nggak terlalu jauh.

Ponselnya bergetar mulu, chat dari temen-temennya yang khawatir terus masuk. Apa lagi panggilan Jisoo yang nggak berhenti. Satu pesan yang akhirnya Irene tulis buat Jisoo biar adeknya itu diem, semoga yang lain ikutan ngerti.

Jisoo

Gue nyari Mama, nggak usah khawatir.

Rumah Sunny sepi, tapi mobil wanita itu ada di sana. Irene berharap dapat informasi, gimanapun dia harus temuin Mamanya. Pemikiran negatif terus berputar di kepala.

"Tante Sunny!"

Wanita mungil pendek gemes itu kaget begitu buka pintu, sorot wajahnya heran lihat kehadiran anak bosnya di sini tiba-tiba

"Eh, Irene. Ada apa? Masuk yuk."

Irene melangkah lebar-lebar, nggak sabar. Rumah Sunny bener-bener sepi, cuma ada kucing yang mukanya galak.

"Mami saya kemana ya? Dari semalam nggak pulang, Tante jamet juga nggak bisa dihubungi, keduanya nggak bisa dihubungi lebih tepatnya."

Sunny tambah heran lagi dengar serentetan pertanyaan itu.

"Loh, kamu nggak dikasih tau?"


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top