Kebenaran Itu Membingungkan
Lagu: Who Are You oleh SVRCINA
Ree sedikit melongo mendengar pertanyaan Andromeda. Ia berkedip sekali. "Kau... datang ke sini untuk menemui Anielle?"
"Tentu," katanya. Perempuan itu membunyikan baku-baku jarinya, seakan bersiap untuk menghajar Anielle.
Ree berkedip kembali. "Kau tahu di aitu Dewi Cinta?"
"Siapa lagi yang begitu bodohnya melakukan semua ini bila bukan Dewi Cinta?" tanya Andromeda, "Ah, tapi kurasa jabatannya itu sudah diambil darinya karena permainan yang ia mainkan."
Ree mengerutkan keningnya. "Aku tidak mengerti." Kesatria di sampingnya sudah membuka mata dan kini juga melongo melihat perempuan yang begitu cantik jelita. Terutama karena iris matanya merah.
"De–Dewi Cinta?" kesatria itu bertanya, "Memangnya kita memiliki Dewi Cinta di kontinen ini?"
Melihat ekspresi sang kesatria, Andromeda mengangguk. "Yap. Jabatannya sudah dicopot sepetinya," katanya, "Tapi sebelumnya dia adalah salah satu dewi yang begitu dipuja di kontinen ini. Kurasa Kara sudah mencabut jati diri Anielle dari semua kenangan manusia di kontinen ini."
"Hah?" Ree tidak mengerti sama sekali. "Uh... Anielle ada di... bangunan." Jarinya menunjuk pada bangunan di mana ia baru saja keluar.
Belum sempat Ree menghentikan Andromeda, perempuan aneh itu sudah melebur menjadi bayangan. Kolam hitam di bawah kaki Ree menebal lalu dengan cepat mereka bergerak menuju bangunan yang Ree tunjuk.
"Hei, tunggu!" serunya pada bayangan yang bergerak cepat.
Ree ikut berlari memasuki bangunan itu kembali. Matanya berpusat pada kolam bayangan yang melesat di atas lantai, terkadang menyelusup di antara bayangan pilar-pilar bangunan. Sialnya, kaki manusia Ree tidak dapat menandingi kecepatan para bayangan. Ia bahkan tidak menyadari dirinya sudah ngos-ngosan begitu hebatnya. Paru-paru Ree terasa terbakar dan meski ototnya seakan berteriak meminta berhenti, adrenalin dalam dirinya masih kian berpacu. Adrenalin itu sama sekali tidak membiarkannya berhenti atau bahkan memelankan diri.
Begitu ia sampai kembali di ruangan tempat meja bundar itu berada, pintu ruangan itu sudah terbuka sedemikian lebar.
Ree akhirnya berhenti, melihat situasi.
Waktu seakan berjalan begitu lambat. Ree mengambil langkah-langkah yang gugup menuju pintu ruangan itu. Suara yang ricuh bergema, mencapai telinganya. Ia mendengar seruan para pria dan teriakan para perempuan.
Ruangan itu penuh dengan para pemagis yang handal. Bahkan ada Kairav yang merupakan seorang Basma. Namun, kegelapan adalah kekuatan yang licin. Mereka tidak begitu memiliki bentuk dan tidak seperti kekuatan elemen yang memiliki sebuah rasa tertentu ketika Ree menyerapnya.
Memasuki ruangan, Ree melihat semua orang masih berdiri mengelilingi meja bundar yang sama. Namun di atas meja yang seharusnya kosong, Ree melihat Andromeda diselimuti oleh sulur-sulur bayangan. Kegelapan menyelimuti tubuh Andromeda dan bergerak seperti kepanjangan anggota tubuhnya.
Mungkin hanya Ree yang dapat mendengar, tetapi setiap sulur-sulur bayangan itu seakan mendesis pada setiap orang di ruangan. Raja Anatol dan Dao sudah melangkah mundur, hingga punggung mereka menyentuh tembok di kedua sisi ruangan. Mei bersembunyi di balik tubuh Dao, bergemetar melihat Andromeda yang terlihat seperti perempuan gila.
Adipati Galih dan Dale sudah mengambil posisi protektif terhadap Penyihir Putih. Mata mereka menatap Andromeda tajam.
Sementara Kairav, Kinara, dan Mercurio juga mengambil posisi siap-siap. Magis mereka siap diluncurkan dalam hitungan detik.
"Siapa dirimu?" tanya Adipati Galih dengan suara nyalang. Berusaha mengintimidasi dari awal pembicaraan.
Sayangnya, hal itu justru membuat Andromeda tersenyum lebar. Ia meninggikan dagunya, menatap rendah si Adipati. Memang gila. Perempuan itu menatap seakan Adipati adalah seorang bocah yang merengek meminta mainan.
"Aku adalah Permaisuri Aluthia. Namaku Andromeda." Suaranya menggema di satu ruangan.
"Aluthia?" tanya Kairav, "Tidak ada negeri itu di kontinen ini."
"Karena aku bukanlah berasal dari kontinen ini," jawab Andromeda, "Aku berasal dari kontinen lain. Kami menyebut kontinen kami, Gaea."
Keheningan tiba-tiba merasuki satu ruangan. Udara di sekitar menjadi semakin mencekam. Semua orang di ruangan seakan membeku dengan tatapan kebingungan.
"Apa kau baru saja bilang kau berasal dari kontinen lain?" tanya Raja Anatol.
Ree ingin tertawa. Betapa kebetulan ini semua! Mereka baru saja mempelajari bahwa selama ini mereka tidak pernah berhubungan dengan kontinen lain. Dan kini seorang dari kontinen bernama Gaea muncul begitu saja. Dan orang itu adalah Naga Hitam.
Wow.
"Tidak mungkin," kata Ree dengan mendengus.
Satu ruangan kini menatapnya. Andromeda pun memutar badannya perlahan, mata merahnya menatap Ree meminta penjelasan.
"Kau adalah Naga Hitam," lanjut Ree, "Naga itu sudah dikenal lama sekali. Bahkan sudah ada ketika Turnamen Mentari pertama kali diadakan."
Andromeda menaikkan satu alisnya, seakan menantang Ree untuk melanjutkan perkataannya.
"Apa penduduk Aluthia adalah makhluk abadi? Ataukah hanya dirimu yang abadi?" tanya Ree, "Atau kau akan bilang para penduduk kontinen lain hidup lebih lama daripada kita?"
Senyuman Andromeda semakin mengembang, sementara Ree semakin merasa bingung. Begitu banyak pertanyaan berkelibat di benaknya.
"Tidak," jawab Andromeda dengan mulus, "Kami hidup sama lamanya dengan kalian. Kecuali beberapa tahun ini di mana kalian seperti hidup jauh lebih cepat dari kami."
"Hah?" Ree merasa pusing sekarang.
"Apa maksudmu?" tanya Kairav dengan kegeraman.
Ketika Andromeda melihat Kairav, ia tersenyum semakin lebar. "Kau, adalah manusia abadi yang terkenal itu, bukan?" Lanjut Andromeda, "Kau dan aku berasal dari kontinen yang sama, kau tahu?"
Kairav mematung. Ree melihatnya berkedip tetapi Kairav jelas juga bingung.
Di lain waktu, Ree ingin tertawa lepas karena Andromeda telah membuat dirinya merasa seperti orang yang tidak bisa menulis dan tiba-tiba diharuskan membuat sebuah cerita ribuan lembar banyaknya. Tidak pernah, sepanjang hidup Ree, ia merasa begitu tersesat dalam pikirannya.
Ketika Kairav tidak menjawab, Andromeda kembali menjelaskan, "Dan sama sepertimu, diriku di kontinen ini tidak menua secepat kalian. Itulah kenapa diriku sebagai Naga Hitam dapat mencapai ratusan tahun."
"K–kau adalah Naga Hitam?" tanya Dao dengan gagap.
"Oh, ayolah," kata Andromeda, "Kupikir kita sudah melewati fase perkenalan. Lebih cepat berpikir, pria tua. Sekarang kita sedang membahas mengenai manusia abadi dan kontinen lain."
"Tunggu," Ree harus memotong pembicaraan. Suatu pemikiran baru saja datang di benaknya. "Jadi, manusia abadi... Tunggu. Tunggu. Ini masuk akal." Ia melihat Kairav yang masih menatapnya bingung. "Alasan kau dapat hidup panjang adalah karena kau bukanlah manusia kontinen ini yang asli. Kau berasal dari kontinen lain."
Namun kemudian Ree mengerutkan keningnya kembali. "Tapi mengapa?" tanyanya, "Kau tadi bilang waktu penuaan kita sama antar kontinen. Lalu mengapa dirimu dan Kairav tidak pernah menua di kontinen ini?"
Andromeda meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Karena ada sebuah magis yang menyelimuti satu kontinen ini. Membuat kontinen ini dan seluruh penduduknya terjebak dalam lingkaran waktu yang dipercepat. Waktu yang berjalan di kontinen ini lebih cepat dari dunia luar. Lima ratus tahun di kontinen ini adalah beberapa tahun di kontinen luar."
Lanjut penjelasan Andromeda, "Karena magis yang mempercepat waktu bersifat mengurung, muncullah tembok transparan yang menyembunyikan kontinen ini dari dunia luar. Jadi bukannya dunia ini hanya terdiri dari satu kontinen. Namun kontinen kalianlah yang tiba-tiba menghilang dari peta dunia."
Semuanya hening. Entah otak mereka dapat mencerna semua informasi itu atau justru menjadi eror karena begitu banyak informasi baru yang dilontarkan.
"Aku tidak mengerti mengapa... mengapa waktu kontinen ini dibuat sedemikian rupa?" tanya Ree, "Dan oleh siapa?"
"Siapa lagi?" tanya Andromeda balik, "Tentu saja oleh para dewa dan dewi yang kalian puja itu."
"Tapi apa keuntungannya bagi mereka untuk melakukan semua ini? Untuk menghilangkan satu kontinen dari peradaban dunia dan memacu waktu berjalan lebih cepat?"
"Bagaimana bila kita tanyakan pada sumbernya secara langsung?" tanya Andromeda sembari menatap Anielle. "Waktu dan tempat saya persilahkan, Anielle, mantan Dewi Cinta yang menantang Ratu Para Dewi."
"Anielle, yang sebelumnya adalah seorang pemagis waktu," lanjut Andromeda, "Hingga ia mengisolasi waktu di satu kontinen."
–Bersambung–
Akhiran menggantung?
Yoii
Spesialisasi kami.
Salam,
Para bayangan yang baru saja melihat author sekarat ngerjain tugas kuliah.
A/N: Hai guyss terima kasih sudah membaca sampai sini yaa. Tapi maaf nih, aku mau liburan dulu seminggu. Karena memang ada deadline lain di kuliah minggu ini dan diriku masih sekarat :))))))).
Plus Wattys udah dibuka jadi aku lagi mikir mau selesaiin Sophrosyne dan nulis satu cerita inggris untuk iseng2 ikut. Jadi.... bulan Juni ga bisa update 5x seminggu lagi. Paling updatenya nanti 2-3x per minggu biar sisa waktunya bisa kubuat untuk selesain naskah lain hehehehehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top