Prolog: The Legend

🪄🪄🪄

Zaman dahulu kala, Negeri Cicila dihuni oleh cicila yang mengkultivasi kekuatan inti spiritual mereka. Cicila adalah makhluk setengah manusia dan setengah chinchilla, tikus besar yang sangat cantik dan berbulu paling halus di antara makhluk-makhluk yang ada di segala penjuru buana. Mereka bisa berubah bentuk kapanpun mereka ingin, selama kekuatan inti spiritual mereka dalam keadaan yang baik.

Kelembutan bulu mereka menunjukkan sikap mereka yang lembut namun mematikan. Mereka yang terbiasa bermandikan abu vulkanik menunjukkan betapa kuatnya diri mereka. Kekuatan spiritual mereka pun tidak dapat diragukan lagi.

Kerajaan Cicila berada di antara dua gunung bersejarah yang ada di Negeri Cicila yaitu Gunung Api dan Gunung Batu. Konon, cicila yang hidup di sini ada sejak Gunung Api meletus untuk pertama kalinya pada ratusan ribu tahun yang lalu. Manusia yang fana dan cicila yang abadi hidup berdampingan dengan damai. Mereka saling membantu saat membutuhkan. Sejarah itu terbentuk selama puluhan ribu tahun, dari satu generasi ke generasi manusia lainnya. Namun saat para Tetua mulai pergi, keserakahan manusia mulai timbul tak terbendung.

Terjadi perebutan kekuasaan antar penghuni daratan, penghuni yang tinggal di bagian barat dan penghuni yang ada di bagian timur. Mereka memperebutkan wilayah dua gunung sakral yang kaya akan sumber daya alam. Melihat kekacauan itu, Raja dan Ratu Cicila tidak tinggal diam. Mereka murka karena bangsanya banyak yang musnah. Penghuni di barat yang terus bersiasat dan penghuni dari timur yang terus membombardir gunung membuat pemimpin cicila geram.

Raja dan Ratu Cicila memutuskan untuk mengambil jalan terakhir, mereka mengeluarkan warisan nenek moyang mereka "Plat Perak Cicila." Untuk menggunakannya, mereka mengerahkan seluruh kekuatan inti spiritual mereka yang telah lama mereka kultivasi. Pengerahan kekuatan Plat Perak Cicila mengakibatkan terpecahnya daratan menjadi tiga bagian.

Pulau dengan penghuninya yang terpecah ke arah barat, saat ini menjadi negara dengan sebutan Suku Aristera. Sementara pulau kedua adalah pulau dengan bagian terbesar yang kini menjadi negara baru dan terkenal dengan sungai indahnya, Cicila Das Caspia. Terakhir, pulau ketiga, pulau paling kecil yang perlahan tenggelam karena "Kutukan Plat," sempat disebut dengan nama Suku Anatoli.

Kutukan itu terjadi karena orang-orang dari wilayah bagian timur daratanlah yang membumihanguskan seluruh Gunung Api dan Gunung Batu. Konon, resultan Plat Perak Cicila hingga saat ini masih tersisa dan itu pula yang menenggelamkan pulau yang dihuni Suku Anatoli secara perlahan.

Setelah membalaskan dendamnya, Kerajaan Cicila yang hampir musnah pun sirna. Ada yang menyebut mereka menggunakan ajian "Tilam" dan memindahkan kerajaannya ke dimensi lain. Ada juga yang menyebut mereka terkubur akibat Gunung Api yang kembali meletus. Hingga saat ini, belum ada yang bisa membuktikan kebenarannya. Keberadaan Plat Perak Cicila pun masih menjadi misteri sampai hari ini.

🪄🪄🪄


Lavv,
Nun
01/11/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top